Chereads / The Oldest Land / Chapter 59 - Warisan II

Chapter 59 - Warisan II

Dan tak lama tenda itu berhenti bergerak dan hanya menyisahkan suara nafas yang terdengar lelah namun juga bahagia

Di dalam tenda denok tengah berbaring di atas adi dan setelah memulihkan tenaganya ia tersenyum sambil membelai dengan sangat perhatian tubuh adi yang kokoh

Dengan perut sixpack nya dan dada yang bidang denok bersandar dengan yaman di dadanya dan dengan suara yang sedikit mengeluh dia berkata ke pada adi

"Kamu mas pagi-pagi juga, denok kan udah siapin masakan sekarang pasti udah dingin jadinya" mngeluh kepada adi dengan suara yang main-main

"Yaaaaa, habis gimana ada wanita cantik saat bangun di pagi hari masa iya harus dianggurin, kan sayang lagian juga kamu kan yang paling semangat, hahahah"" berkata adi membalas sambil mencubit pipi denok

"ihhhhh mas, mahhhhhh ga boleh bilang gitu ahhhhh" memukul dada adi dengan main-main

"Yaudah kalo gitu, sekarang bangun aku mau mandi lengket semua nih gara-gara kamu, hehehehe"

"Tuhhh kan baru juga dibilang huuuuuuu"" memalingkan kepalanya dari adi

"Sini mas kasih hadiah dulu" memegang kepala denok dan meluruskannya sekejap ciuman basah kembali melumat bibir harum denok dan saat keduanya berpisah ada noda merona di pipi denok

"Dah ga ngambek kan sekarang, yaudah buru bangun aku mau mandi terus makan laper nih"

"lagian siapa yang suruh pake acara cium lagi, kan mas sendiri yang nunda waktu huuuuu" bangkit dari tubuh adi dan bergegas memakai pakaiannya untuk bersiap menghangatkan makanan kembali dan kemudian mandi berganti baju

Adi yang melihat denok yang sedang berpakaian, tidak bisa tidak meneguk kembali ludah yang ia telah, menyadari bahwa tempat ini tidak tepat untuk melanjutkan dan bergegas berpakaian untuk mandi di sungai pinggir kemah mendinginkan suhu dan keinginannya yang mulai bangkit lagi

Setelah adi dan denok kembali bersih dari mandi dan berganti pakaian, ia bersama denok duduk di atas meja sederhana tempat makanan di taruh dan dengan senyum dan keceriaan keduanya, awal dari pagi yang cerah ini membuat hati mereka semakin bahagia

Menyantap makanan dengan penuh semangat, dan penuh dengan bumbu cinta diantara keduanya, membuat siapapun yang melihat akan menjadi iri dengan tindakan dan ekspresi bahagia yang alami yang datang dari keduanya

Sesudah keduanya berbenah dan membereskan perlengkapan berkemah, sambil tidak lupa memastikan api yang mereka gunakan padang agar tidak ada kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, karena kini adi merasa bahwa Hutan Ujung Kulon ini punyanya otomatis dia harus merawat dan menjaganya

Setelah membereskan semuanya dan memasang kembali kuda mereka ke kereta, kini adi dan denok siap melanjutkan perjalanananya, adapun mimpi dan kebenaran yang telah adi alami semalam dia mempunyai pertimbangan untuk menunda memberi tahu denok

Dia berpikir sebelum ia mampu mengecek keamanan di dalam ruang tersebut dia tidak akan mau memberi tahu denok dan membiarkan denok untuk masuk ke dalam ruang tersebut

Akhirnya adi dan denok mulai berjalan lagi menyusuri jalan yang ada, untuk masuk lebih dalam ke arah hutan, berjalan perlahan sambil menikmati suasana tak lupa adi juga lebih waspada karena ia akan menghadapi ujian percobaan dari leluhurnya

Karena ia tidak tahu kapan dan dimana percobaan itu akan dimulai, terlebih lagi ia tidak tahu metode seperti apa yang akan menjadi ujiannya, oleh sebab itu lebih baik berjaga dari pada ia kecolongan pikirnya

Terlebih ia tidak sendiri dan ada denok disampingnya, yang menjadi tambahan ekstra perhatian dan objek pelindungannya, setelah berjalan lumayan jauh tepatnya hampir dua jam dari tempat terakhir mereka berkemah

Adi dan denok mulai melihat lingkungan yang berbeda, yang mereka hadapi dan lihat, jika selepas dari perkemahan adi dan denok disuguhi oleh pemandangan kas hutan biasa yang lebat dengan pepohonan tinggi dan rapat yang hampir menutupi sinar matahari

Kini mereka dihadapi oleh lingkungan yang mati dan gersang tampak tanah dan pepohonan di daerah ini semuanya tampak hitam, dan seperti terbakar tetapi ketika adi melihat lebih dekat, apa yang membuatnya kaget adalah bahwa pohon dan rumput yang dikira mati ternyata mereka hidup

Hanya saja warna mereka tidak hijau tetapi hitam seperti arang yang terbakar, dan jika dilihat lebih jauh pepohonan disini daun ya sangat jarang tetapi bukan berarti tidak ada

Jika satu pohon memiliki daun yang banyak, bisa dikatakan lebat tetapi pohon di area ini, walaupun banyak pohonya tetapi daunya jarang, dan daun di setiap pohon selalu bisa dihitung, karena sedikitnya daun yang tumbuh dan jelas terlihat secara visual oleh mata.