Chereads / The Oldest Land / Chapter 63 - Warisan VI

Chapter 63 - Warisan VI

Dengan perlahan keterbukaan yang mereka sampaikan, membuat bahaya tersembunyi dari benih ketidak percayaan yang ada, menjadi hilang dan digantikan dengan benih kepercayaan yang mulai tumbuh tanpah pamrih

Dan atas usaha keduanya, pernikahan yang masih belia itu menjadi lebih mengakar di dalam kehidupan berumah tangga mereka, tentu tidak bisa dikatakan sudah sempurna tetapi tidak menutup untuk bisa dikatakan menuju arah pernikahan yang bahagia

Dimana tidak hanya kasih sayang, tetapi juga pengertian, kesabaran, dan kepercayaan, serta komitmen untuk saling membahagiakan adalah kunci kebahagiaan yang coba adi dan denok pupuk untuk mereka tuai secara perlahan

Masih memeluk denok dari belakang, adi membenamkan separuh wajahnya di leher denok, dengan menghela nafas yang panjang ia merasa lebih lega, atas keputusannya untuk jujur dengan apa yang ia hadapi

Sambil merasakan keberadaan satu sama lainnya, denok dan adi menikmati waktu romantis mereka dengan bahagia dan bersyukur

Tanpa mereka sadari, mereka telah berbincang dan saling memadu kasih dari siang sampai sore, dan saat itu keduanya baru sadar bahwa mereka telah melupakan waktu, tersenyum satu sama lain, adi dan denok berciuman penuh kasih sayang

Hingga nafas yang menjadi sesak, baru keduanya berpisah, dan terlihat jembatan bening yang menggantung diantara kedua bibir mereka, sebagai bukti penyatuan keduanya

"Sudah sore sayang, sebaiknya kita kembali untuk bermalam di tempat ini" adi berkata dengan lembut kepada denok yang ada dipelukkannya

"Ya, mas denok juga mau siapin makan sore kita, mumpung langit belum terlalu gelap" jawab denok dengan tidak kalah lembut kepada adi

"Baiklah kalo begitu, mas akan siapkan tenda dan kamu juga bisa mulai mempersiapkan makan malam kita, sayang" sekali lagi mencium kening denok sebelum bangkit untuk membuat tenda

Denok yang dicium keningnya oleh adi hanya tersenyum dengan sedikit wajah malu yang penuh dengan kebahagiaan

Berpisah dari denok, adi menuju kereta mengambil perlengkapan tenda, dan memilih tempat yang cukup rata untuk mendirikan tenda, setelah beberapa saat tenda yang cukup luas untuk dua orang berhasil didirikan

Tidak lupa membuat saluran air, untuk mencegah air yang menggenangi tenda apabila terjadi hujan, memasang perlengkapan tidur, dan tak lupa memasang lampu kristal di tengan tenda, sebagai penerangan, adi kembali ingat untuk memasukan penghangat ruangan untuk menjaga suhu tenda tetap hangat

Ketika adi sibuk dengan memasang tenda dan merapikan tempat tidur, denok dengan cekatan mempersiapkan bahan memasak, dari mengupas kemudian mencuci, dilanjut dengan memotong dan kemudian memasak dan menggoreng, lauk an serta sayuran yang telah dipersiapkan sebelumnya

Hingga adi yang menyiapkan api unggun, di depan tenda mencium bau harum masakan denok, mempercepat persiapannya dalam membuat api unggun untuk segera hadir untuk mencicipi masakan yang telah dibuat oleh denok

Dengan perasaan yang sangat bahagia, adi dan denok menyantap makan malam mereka dengan penuh romantis, tidak lupa menambahkan bumbu cinta diantara keduanya dengan saling menyuapi satu sama lain

(betapa bahagianya pengantin baru)

Setelah selesai makan dan membereskan peralatan makan dan mencucinya, adi dan denok kini menikmati kembali kehangatan yang mereka dapatkan di tengah alam yang ada

Sambil memegang secangkir teh yang telah dipersiapkan adi, keduanya asik berbincang tentang segala hal, sambil sesekali mengagumi pemandangan bintang yang cerah diatas langit keduanya

Saat keduanya asik berbagi topik pembicaraan, adi kembali ingat ruangan yang ada di dalam kalung zamrud nya, dan merasa ini adalah waktu yang tepat untuk memberi tahu denok dan menjelajahi bersama di dalamnya

"sayang aku ingin mengajak kamu untuk masuk ke dalam ruangan zamrud ini, kamu bersiap yah"" berkata dengan penuh perhatian kepada denok

"baiklah mas, denok juga ingin tahu seperti apa ruang yang ada di dalam zamrud tersebut" tersenyum membalas adi

"Ok kalo begitu kamu pejamkan kedua mata kamu yah, dan mas akan memegang tangan kamu, ingat jangan dilepaskan yah tangan mas, sampai mas bilang kamu boleh membuka mata dan melepas tangan mas"

"Ok denok patuh sama mas""

Memegang tangan denok dan melihat ia menutup matanya, adi mulai berkonsentrasi memadatkan pikirannya, dan dengan membayangkan ruang yang ada di dalam zamrud, adi dan denok menghilang di tempat mereka duduk hanya menyisahkan sepasang cangkir teh yang masih hangat

Saat keduanya memasuki ruangan, ada perasaan sangat yaman yang bisa mereka rasakan, adi membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya, ia menganggukan kepalanya, sebagai persetujuan bahwa mereka berhasil masuk ke dalam ruang yang ada di dalam zamrud

"sayang kamu bisa membuka mata kamu"" berkata adi dengan pelan kepada denok yang ada disisinya

Saat denok membuka matanya ia menjadi kagum dengan apa yang ia lihat, di depan matanya, hamparan rumput yang hijau alami membentang sepanjang mata memandang dengan bukit - bukit hijau yang cantik

Dan ada hamparan hutan disatu sisinya dengan langit cerah berwarna biru yang memayunginya, membuat siapapun yang melihat menjadi damai dan tentram

"Gimana kamu suka sayang?" tanya adi kepada denok

"Suka mas, disini indah sekali, denok ngerasa sangat yaman dan udara disini juga entah kenapa sangat yaman, untuk dihirup seperti membersihkan tubuh kita dari segala penyakit"

"Iya sayang, mas juga ngerasa begitu pertama kali mas masuk kesini, dan rasanya sangat yaman, ayo kita jelajahi taman baru kita" mengajak denok untuk berkeliling

Sepajang berkeliling dengan denok, adi menjelaskan segala sesuatu yang ada di dalam ruangan zamrud ini, dari vegetasi yang ada dan letak topografi dan geografi yang membentuk ruang ini

Terdapat hamparan padang rumput, dengan satu sisi hutan yang lebat, dengan berbagai jenis pepohonan dan bebuahan, serta di tengah antara keduanya, terdapat sungai jernih yang berukuran sedang mengalir sampai melewati kabut yang mengelilingi ruangan ini.