Chereads / The Oldest Land / Chapter 64 - Warisan VII

Chapter 64 - Warisan VII

Kini adi dan denok sedang asik duduk dengan santai dipinggir hutan dan memakan bebuahan yang telah mereka petik dari dalam hutan, seperti layaknya piknik mereka bersantai sambil memandang langit biru yang cerah

"Mas berapa luas dari keseluruhan ruangan ini ?, denok merasa disini cukup luas"

"Disini memang luas sayang, total keseluruhan disini sekitar 100 Hektar tanah dengan satu bangunan bertingkat dua yang ada di depan dari lahan ini, yang tadi kita kunjungi"

"Wah luas juga mas, aku ga yangka akan menjadi seluas itu!"

"Disini cocok untuk bertenak dan bercocok tanam, mas ga tahu terlalu jauh perbedaan saat menanam disini, cuma dengan buah dan pepohonan yang tumbuh dengan sangat baik disini, mas yakin pasti hasilya bagus"

"Ya mas, buah-buahan disini lebih enak dari pada buah yang kita cicipi di hutan Ujung kulon, disini ukurannya sama cuma serat dan rasanya lebih kaya, aku jadi ga sabar buat nanem sayuran disini dan yobain rasanya, pasti seger dan enak" berkata sambil membayangkan sayuran yang segar dan enak

"Hahaahh.... pasti kamu bisa yicipin itu semua sayang, terlebih disini ga ada malem, langit disini hanya akan siang terus dan hanya akan menjadi senja sebagai tanda menjadi malam"

"Kok bisa mas? Disini ga ada malem"

"Ya, kenyataannya seperti itu mas juga kaget awalnya tahu, tapi kemudian mas mencari jaawaban tetapi belum ketemu sampai sekarang"

""Kalo ga ada malam disini apa ga canggung mas saat mau tidur?""

"Ga sayang, aku juga udah yoba tidur siang disini sama aja ko, dan lebih yaman malah"

""emmmm kok bisa gitu yah, kalo gitu berarti kita tidur disini aja mas, bukannya lebih aman"

"Boleh juga saran kamu sayang, ya kita coa tidur disini malam ini"

Keduanya bergegas keluar lagi dari ruang zamrud tersebut dan dengan pikirannya adi menyapu tenda beserta kuda untuk masuk ke dalam ruang

Kuda yang dimasukan ke dalam ruang awalanya tampak kaget, tetapi kemudian menjadi sangat senang dan terlihat bebas serta sangat energik

"apa mataku yang salah atau memang kedua kuda kita tampak jauh lebih aktif di dalam ruangan ini sayang?" adi bertanya bingung kepada denok

"Iya mas, aku juga ngerasa begitu sepertinya ruangan ini sangat baik untuk hewan"

"aku bisa setuju sama ide kamu itu sayang""

Lalu keduanya kembali membereskan tenda dan bersiap untuk tidur bermalam diruangan ini dengan suasana yang berbeda seperti layaknya tidur siang

Keduanya mencoba memejamkan mata mereka dan perlahan mencoba tidur di dalam tenda, hingga waktu berlalu dan seperti pengingat alaram yang terpasang secara otomatis membangunkan adi

Melihat bayangan yang ada di luar tampak sinar matahari bersinar dengan terang tetapi tidak menyengat, seolah olah sinar matahari itu membasuhi tubuh dan jiwa seseorang yang menerpanya

Adi yang telah terbangun lebih dulu daripada denok, berjalan keluar dari dalam tenda, dan membuat sarapan sederhana untuk dirinya dan denok, tidak lupa ia berjalan ke arah sungai untuk membersihkan dirinya

Setelah adi selesai menyiapkan sarapan untuk makan keduanya, dia membangunkan denok dan memintanya untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum makan sarapan secara bersama

Menunggu sebentar dan kemudian memulai sarapan bersama dengan perbicangan kecil tentang lingkungan yang ada di dalam ruang, adi dan denok memulia awal harinya dengan suasana hati yang yaman