Chereads / The Oldest Land / Chapter 61 - Warisan IV (Baru)

Chapter 61 - Warisan IV (Baru)

Saat dia penasaran dan menuju bagian dalam dari lingkaran batu tersebut, adi melihat sebuat platfom batu besar yang besar, dengan satu batu besar rata di depan sebuah batu besar berbentuk segitiga yang berwarna hitam legam

Dengan batu putih bersih datar di depannya, membuat kontras dari kedua warna yang ada disekitarnya, adi mendekat dan dia bisa lebih jelas melihat kondisi dari platform tersebut ada tangga yang berjumlah tujuh anak tangga dengan Setiap anak tangga yang cukup besar dan lebar, untuk dilalui seorang manusia dewasa untuk melangkah melewatinya

Dan di ke empat sisi dari paltform tersebut terdapat empat batu besar, yang memiliki ketinggian mencapai 10 m dan membentuk seperti penjaga, dari ke empat penjuru sisi

Hal ini membuat adi semakin menjadi misterius dan penasaran apa ini tempat dia menghadapi ujian pertama hatinya berbisik kepadanya

Menghiraukan semua keraguannya adi melangkah menuju atas platform, dengan mendaki ketujuh tangga yang ada, saat dia pertama melangkah ke tangga pertama seperti sebuah keajaiban

Tangga itu berubah menjadi berwarna merah, dan terus melangkah semakin tinggi, warna baru akan muncul dan saat dia sampai diatas, dari plkatform dia melihat ke arah bawah dan melihat tangga itu berwarna sangat indah, seperti peLangi dengan tujuh warna yang ada

Sedikit merasa tidak biasa melihat warna ini, dia menghampiri batu datar yang tersedia di tengah platform dan dia mengelilingi dan melihat dari aras ke bawah, dari batu datar itu mencoba mencari petunjuk yang berguna baginya

Setelah mengelilinginya adi mendapat kisaran dari tinggi dan lebar dari batu datar ini, batu itu memiliki tinggi sekitar 1 m dengan lebar seluas 7 m yang sama diantara sisi sisinya

######Kembali adi merenung saat dia mencoba memikirkan sebuah jawaban dia merasa posisinya berdiri tidak enak, untuk berpikir dan saat dia berandai jika ada sebuah kursi untuk berpikir alangkah bagusnya

Sebuah batu berbentuk persegi seukuran kursi kecil muncul, dari dasar batu dan tepat di bawah kaki adi, adi yang melihat ini kaget dan tidak bisa menyangka bahwa keinginan yang ada dalam pikirannya bisa terkabul dan dalam waktu yang singkat

Kembali dia mencoba berpikir sesuatu, dia pun kembali berpikir dia ingin sebuah pedang, setelah menunggu beberapa saat tidak ada yang terjadi, dia agak tersesat apa dugaanya salah bahwa platform ini adalah platform keinginan, yang dapat mengabulkan apapun keinginan dari orang yang berada di platform ini

Tapi dugaanya salah, setelah dia mencoba menginginkan pedang gagal, dia mencoba memikirkan benda hidup, dia ingin sebuah kelinci, setelah menunggu beberapa saat kembali gagal harapannya kemudian dia memikirkan ukuran mungkin harus lebih besar, kembali gagal lebih kecil gagal lagi, dan kembali mencoba mungkin benda mati tapi kembali gagal

Saat dia mulai frustasi mencoba memikirkan apa sebenarnya pikiran yang tepat untuk bisa terkabul, dia berpikir bahwa sudah agak lama dia meninggalkan denok untuk mencari kayu bakar, dan dia sadar bahwa dia masih kekurangan kayu bakar dalam jumlah yang cukup

Kemudian dia bergegas untuk mengambil kayu bakar yang ada, dan pergi dari platform tersebut, takut ada sesuatu hal yang membahayakan denok walaupun ia tahu denok telah dilindungi oleh sebuah pusaka, tapi bukan berarti hatinya bisa tenang, saat dia akan turun dari platform tersebut tiba -tiba terdengar suara benda jatuh di tengah platform melihat kebelakang dia kaget karena ada tumpukan kayu bakar yang terikat rapi di tengah batu datar di atas platform

Dia yakin tidak ada apa-apa tadi di atas batu datar tersebut, lantas dari mana datangnya kayu bakar itu, mengambil kayu bakar tersebut dan mengujinya dengan benar apakah kayu bakar ini adalah kayu asli dan ia terpana karena ini benar-benar kayu bakar

Sesat dia mendapat pencerahan dalam hatinya, dan merasa waktunya tidak tepat, melanjutkan hipotesisinya dia pun berjalan cepat kEmbali menuju ke arah tempat istirahatnya

Sambil menahan semua kemungkinan yang ada, dia berjalan cepat ke arah tempat istirahat, dan saat dia mendekati tempat istirahat dia melihat denok, yang sedang menunggunya di pinggi hutan dengan wajah yang cemas

Adi merasa sangat bersalah, karena meninggalkan denok tersayang ya dia lupa denok, hanya sendiri di tempat yang tidak mereka ketahui dia berpikir jika seandainya ada sesuatu terhadap denok, dia tidak akan bisa memaaafkan dirinya dan dia telah melanggar janjinya, untuk merawat dengan baik denok serta dia akan gagal menjadi seorang suami yang menjaga istrinya dengan baik

Tanpa banyak pikiran, adi melepaskan kayu bakar yang ia pegang berlari menghampiri denok, dan memeluknya dengan erat dan membenamkan kepalanya di leher denok

Denok yang tiba-tiba dipeluk oleh adi, tidak membuat suara apapun dan hanya membalas pelukan adi, dengan kencang dan seakan menjawab kegelisaan dan permintaan maaf adi

Setelah beberapa saat dengan mata yang sedikit merah adi berkata meminta maaf kepada denok " Maaf sayang aku gagal jadi suami mu yang baik, aku egois dan tidak memikirkan keadaan kamu, aku asik dalam urusan ku sendiri dan membiarkan kamu menunggu lama disini tanpa memberi kabarmu, dan membuat kamu menunggu aku dengan penuh kawatir".