Chereads / The Oldest Land / Chapter 62 - Warisan V

Chapter 62 - Warisan V

Denok yang mendengar penjelasan adi memeluk kembali adi dan terisak di dalam pelukan adi sambil terbata-bata berkata kepada adi "kamu tahu mas betapa denok panik memikirkan kamu, yang telah hampir dua jam ini menghilang ke dalam hutan, aku panik dan kawatir dengan keadaan kamu mas, aku ingin menyusul mu tapi aku takut saat kamu kembali kesini kamu tidak melihat aku yang sedang mencari mu ke dalam, aku takut mas, aku takut... sesuatu yang tidak aku inginkan terjadi padamu dan aku tidak akan bisa menghadapi itu jika apa yang aku pikirkan dan kawatirkan benar-benar terjadi"' mengangkat kepalanya dan menatap adi dengan mata yang penuh air mata yang mengalir, "tolong mas, tolong,..... jangan lakukan itu lagi berjanjilah kepada ku"

Adi yang melihat wanita yang ia sayangi menangis dalam pelukannya, dan tahu alasan tangisan wanita itu karena dirinya merasa hatinya seperti tertusuk pisau dengan sakit yang teramat

Memikirkan kembali pikiran nya yang kekanak-kanakan dan tidak dewasa, menjadi semakin membuat adi menyesal atas tindakannya yang terkesan sepele, tapi bisa berakibat fatal terhadap denok, dia berkata dengan suara yang bergetar dan menjawab denok dengan penuh rasa bersalah "yaaa. ... mas tidak akan mengulangi kebodohan mas lagi sayang.... maaf kan mas"" memeluk denok dengan erat kembali

Denok yang dipeluk erat oleh adi dan mendengar jawaban dari adi mendengar suara adi yang penuh rasa penyesalan dan menyalahkan dirinya hanya mengngguk dalam dalam sebagai jawabannya

Ya perilaku adi memang tidak bisa dibenarkan, saat dia menempatkan urusannya di atas kepentingan pasangannya, untuk membuat tidak aman pasanganya adalah perilaku yang salah, meski apa yang ia lakukan demi kebaikan mereka, tetapi mengesampingkan keamanan dan perasaan pasanganya, adalah sebuah perilaku yang gagal dari seorang suami dan lelaki yang bertanggung jawab.

Saat seorang pria tidak bisa melindungi orang yang ia sayangi, terlebih lagi wanitanya maka dia gagal sebagai pria dan pasangan, dan adi yang mengalami nasib yang lebih baik dalam kasus denok ini tidak bisa tidak bersyukur keapada Sang Pencipta, atas perlindungannya, dan berjanji kepada dirinya dia tidak akan melakukan lagi kesalahan itu apapun alasan dan apapun keadaanya

Setelah sesi permintaan maaf dan kasih sayang, adi dan denok kembali ke tempat mereka istirahat sambil menyiapkan makanan untuk bekal makan siang mereka

Setelah menyantap makan siang, yang mereka berdua buat, kini adi dan denok duduk di pinggir mata air yang berada di tengah-tengah dua pohon beringin, dengan posisi adi memeluk denok dari belakang sambil duduk beralaskan karpet yang mereka siapkan

Adi disitu mulai menjelaskan alasan kenapa sikapnya yang egois, dia memberi tahu denok tentang warisan yang ia dapat dan menjelaskan tentang ujian yang harus ia lewati demi mendapatkan warisan tersebut

Denok yang mendengarkan itu awalnya kaget, dan tidak mengira bahwa mereka akan mendapatkan berkah, yang tidak mereka sangka tetapi di balik berkah itu terdapat ujian berat yang menunggu mereka untuk lalui

Meski dia masih kaget dengan apa yang dijelaskan oleh adi, tetapi itu tidak bisa membuatnya banyak berpikir terlalu jauh yang ia pikirkan adalah apa yang bisa ia bantu adi untuk dapat melewati ujian tersebut

Dan yang lebih penting adalah sikapnya sebagai istri yang setia memberikan dukungan tampah pamrih, bagi ada dan kehadirannya dalam segala masalah dan kesenangan, yang akan mereka hadapi itu adalah hal yang lebih ia pikirkan

Mengenai bagaimana cara menyelesaikan masalah ujian tersebut, dia hanya bisa mendukung dan melihat saat ujian itu tiba, dan ia tidak bisa terlalu jauh memperkirakaan apa saja hal yang harus disiapkan oleh adi untuk menghadapi itu semua

Karena ia mempersiapkan dirinya sebagai dorongan terbesar bagi adi, untuk tetap melangkah maju kedepan menghadapi semua ujian dan dengan selamat, mendapatkan warisan tersebut

Demi dia, adi dan anak keturunannya nanti, sehingga dia akan membuat hal terbaik yang bisa ia lakukan baik sebagai wanitaya dalam hal ini istri atau sebagai wanita yang tangguh yang akan mendukung lelakinya tanpa sayarat di belakang

Dengan keterbukaan dari keduanya menjadikan hubungan mereka meningkat satu tingkat lebih tinggi lagi, dan memang benar kata orang rumah tangga itu tidak dibangun dalam satu malam, tetapi butuh proses yang panjang sampai bisa menjadi keluarga yang utuh sepenuhnya dengan cinta dan pengertian

Dan itu terjadi kepada adi dan denok diusia yang muda dalam pernikahannya, dan di usia pernikahan mereka yang masih seumur jagung, butuh banyak penyesuaian dan pengertian tentunya kesabaran adalah sarat ekstra yang penting untuk ditambahkan

Saat-saat bahagia memang selalu datang cepat, dan tidak pernah bertahan lama, saat keduanya asik berbincang dan saling berbagi keluh kesah mereka, untuk membuat masing-masing dari mereka lebih memahami jati diri dari pasangannya, terlebih mereka sadar mereka masih muda, dan butuh banyak pelajaran untuk lebih mendewasakan mereka.