Ada tiga orang yang duduk di sofa, di satu sisi ada Su Lun.
Sementara di satu sisi yang lain ada Zhang Zheng dan Zhang Mingxi.
Saat melihat orang yang datang, tiga orang tersebut, terutama Zhang Zheng dan anaknya, terlihat jelas kalau sedang tertegun.
Gadis yang berdiri tidak jauh dari sana, terlihat mengenakan kemeja santai dengan luaran jaket seragam sekolah yang tidak ditutup resletingnya. Mata indahnya menunduk dan menatap ke arah mereka dengan sangat dingin. Tatapannya itu terlihat sangat dalam, bahkan Zhang Zheng pun sedikit takut dibuatnya.
Saat melihatnya sekali lagi, perempuan itu sudah berubah menjadi terlihat sangat santai.
Apakah perempuan itu adalah Su Huiqing?
Zhang Zheng terlihat ragu, tapi dia tetap mengingat tujuan kedatangannya hari ini, "Kebetulan sekali sudah pulang. Kakek Su, sekarang kita sudah bisa membicarakan pemutusan perjanjian nikah ini kan?"
"Perjanjian nikah ini kami buat dengan tuan besar keluarga kalian, semua orang di Kota Qing sudah mengetahui hal ini. Kalau sampai memutuskannya, apa kamu tahu seberapa besar pengaruhnya pada Su Group?" Raut wajah Su Lun tidak lagi hangat seperti yang biasa dilihat Su Huiqing, melainkan raut wajah suram dengan tatapan yang sangat dingin.
"Keluarga Zhang akan memberikan ganti rugi untuk keluarga Su." Ujar Zhang Zheng dengan tenang, "Aku akan menambah dana untuk proyek di selatan, dengan begitu kalian bisa menyelesaikan masalah kalian. Kalau tidak cukup, kami juga akan menambahkan dana sebesar sepuluh juta yuan. Kalau kalian tidak menerimanya, Zhang Group akan menarik dana tersebut."
Daerah pengembangan di selatan dicetuskan oleh Su Group, likuiditas dan aset tidak bergerak sudah diinvestasikan, kalau Zhang Group menarik dananya, Su Group akan mengalami guncangan keras!
Zhang Zheng kejam sekali!
"Kamu?!" Su Lun emosi sampai wajahnya terlihat merah, dia memegangi dadanya dan tubuhnya tampak gemetaran. Kemudian dia mendongak dan menatap Zhang Zheng, tidak bisa percaya kalau orang di hadapannya ini adalah Zhang Zheng!
"Kakek." Tiba-tiba ada suara yang terdengar.
Suara itu sangat tenang dan membawa sedikit hawa dingin. Su Lun yang sehari-harinya dibuat emosi oleh gaya cuek Su Huiqing ini, kali ini ternyata malah merasa terhibur mendengar suara cucunya itu.
Tiba-tiba orang di hadapannya itu menjadi andalannya.
"Su Huiqing!" Zhang Mingxi yang dari tadi tidak bicara akhirnya tidak tahan, dia lalu berdiri dan menatap Su Huiqing dengan tatapan yang semakin kesal, "Sebenarnya sampai kapan kamu baru mau memutuskan perjanjian nikah ini?! Aku sudah pernah bilang kalau aku tidak menyukaimu sedikitpun tidak, melihatmu membuatku merasa jijik! Kamu tahu kan seberapa jauhnya jarak kita? Hari ini kalau kamu bersikeras tidak mau membatalkan perjanjian nikah ini, kelak aku akan terus mencari segala cara untuk membuatmu memutuskannya!"
"Bukankah hanya membatalkan perjanjian nikah?" Su Huiqing menuangkan segelas air untuk kakeknya. Mendengar kata-kata Zhang Mingxi membuatnya mendongak menatap pria tersebut, sudut bibirnya tampak tersenyum dengan sangat dingin, "Aku menerimanya."
Begitu Su Huiqing melontarkan ucapannya tersebut, seluruh ruang tamu itu menjadi sunyi senyap dan semua mata tertuju pada Su Huiqing.
Su Huiqing terus menunduk, membuat orang lain tidak bisa melihat raut wajahnya dengan jelas.
"Qingqing …" Su Lun menggenggam tangannya dan berkata dengan suara bergetar, "Jangan bicara sembarangan."
Su Lun mengerti seberapa sukanya Su Huiqing pada Zhang Mingxi.
"Kalau Qingqing sudah setuju." Kata Zhang Zheng sambil berdiri, seolah takut Su Huiqing akan berubah pikiran, "Maka kita sudah memutuskan bahwa perjanjian pernikahan ini dibatalkan. Dalam beberapa hari kedepan, aku akan menggelar jumpa pers."
Selesai berbicara, dia langsung membawa Zhang Mingxi pergi dari sana, seolah kalau terlambat satu menit saja Keluarga Su tidak akan membiarkan mereka pergi.
"Zhang Zheng!" Su Lun berteriak sambil bangkit berdiri.
"Biarkan mereka pergi." Su Huiqing berdiri di tempatnya duduk dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam sakunya, tatapan matanya terlihat menyipit.
Sepasang mata hitamnya terlihat jernih, dan suaranya terdengar dingin.
Su Lun menoleh menatap Su Huiqing, kakeknya itu jadi terlihat lebih tua sepuluh tahun, wajahnya yang penuh kerutan terlihat penuh rasa bersalah, "Qingqing, Kakek yang tidak melindungimu dengan baik …"
Su Huiqing menepuk pundak Su Lun sambil tersenyum kecil, "Kakek, Su Group akan semakin berkembang, mengenai Zhang Mingxi, dengan sikapnya yang seperti itu terlihat jelas kalau dia bukan orang baik. Kakek tenang saja, pikiranku sudah terbuka dan tidak akan mengejarnya lagi."
"Kamu …" Ucapan Su Huiqing tersebut membuat Su Lun tercengang, dia lalu mendongak dan menatap Su Huiqing dengan tatapan terkejut.
Sedangkan Su Huiqing terlihat berdiri santai dan tak ada kesedihan di dalam tatapan mata hitamnya, yang ada hanya hawa dingin di dalam tatapannya.
"Memangnya kamu tahu apa?" Wajahnya itu membuat semangat Su Lun kembali, "Masalah ini tidak sesederhana itu. Apa kamu tidak berpikir kalau kamu membatalkan pernikahan ini, bagaimana kamu akan mencari jodoh lagi kelak?"
"Mengenai hal itu ..." Su Huiqing mengeluarkan ponsel lalu menoleh, "Kakek lebih tidak perlu khawatir lagi, karena banyak sekali orang yang menyukaiku di seluruh dunia ini."
"Dasar." Su Lun tertawa mendengar jawaban cucunya.
Melihat Su Lun yang akhirnya kembali normal, Su Huiqing pun menyimpan ponselnya lalu naik ke lantai atas.
Begitu dia berbalik badan, raut wajahnya yang datar tadi berubah.
Paman Chen yang melihat wajahnya hanya menghela napas pelan. Walaupun nona berkata tidak peduli, tapi sebenarnya dia sangat sedih.
Di lantai atas.
Su Huiqing duduk di depan komputer dan bersandar di sandaran kursi dengan posisi miring.
Cahaya dari monitor terlihat menyinari wajah cantiknya, jari putihnya menekan layar ponselnya yang membuatnya tampak bersinar bagai giok.
Dia memang sedang berpikir, tapi apa yang sedang dia pikirkan berbeda dengan yang Paman Chen duga. Karena Su Huiqing bukan sedang memikirkan masalah dengan Keluarga Zhang.
Zhang Mingxin dan lainnya tidak berarti apa-apa untuknya. Di mata Zhang Mingxi, jarak di antara mereka berdua terlalu jauh sekali, begitu pula di mata Su Huiqing. Meskipun Keluarga Zhang tidak mengajukan pembatalan, dia juga akan berinisiatif untuk membatalkan perjanjian pernikahan ini.
Yang dia pikirkan adalah Guoji Center.
"Angin" adalah tahanan yang dia tangkap sendiri, dan dia tidak menyangka kalau tahanan itu bisa kabur. Lalu bagaimana dengan tahanan lainnya?
Sekarang apa yang sebenarnya sedang terjadi di Guoji Center?
Su Huiqing menggerakkan bibirnya, tidak seharusnya dia memikirkan hal-hal ini karena dia sudah bukan Su Huiqing yang dulu lagi, jadi dia tidak perlu merasa terbebani akan hal ini.
Masalah malam ini membuatnya semakin yakin kalau dirinya adalah Su Huiqing, nona besar Keluarga Su di Kota Qing.
Su Huiqing menegakkan tubuhnya, jari-jari putihnya menari-nari di atas keyboard hitam.
Perlahan-lahan, dia mengetik satu huruf demi satu huruf lalu dia menghapus Su dan huruf S di sebelahnya.
Lalu dia mengetikkan tiga kata.
Daya tarik dunia.
Di dalam bak mandi yang penuh dengan uap air.
Su Huiqing terlihat mengusap embun di kaca, membuat wajahnya yang menawan dan muda, sesuai dengan usia 17 tahun terlihat.
**
Keluarga Zhang.
"Apakah kalian berdua sudah pergi ke Keluarga Su untuk memutuskan perjanjian nikah?" Tanya seorang nyonya yang memakai baju cheongsam hitam sambil menatap mereka berdua dengan dingin.
(Cheongsam adalah pakaian tradisional Tiongkok).
"Ibu, Ibu juga tahu kan bagaimana si manusia sampah Su Huiqing itu? Apa Ibu akan membiarkan hidupku hancur di tangannya?" Zhang Mingxi berbicara dengan sedikit kesal, "Anan lebih baik sepuluh ribu kali lipat darinya, kenapa Ibu selalu melindungi manusia sampah itu?
Nyonya Zhang mendongakkan wajahnya untuk menatap sang suami dan putranya, dia lalu menghela napas, "Yang paling penting dalam dunia bisnis adalah 'kepercayaan'. Kalau kalian berbuat seperti ini, bagaimana pandangan orang lain terhadap Keluarga Zhang?"
"Apakah orang lain akan jadi lebih menghargaiku jika aku bersama dengan manusia sampah itu?" Ucap Zhang Mingxi yang merasa kesal setelah mendengar kata-kata ibunya, dia sangat membenci Su Huiqing.
"Mingxi," panggil Nyonya Zhang sambil menatap anaknya dengan serius. Dia hari ini melihat Su Huiqing yang begitu cerdas sedang bersama dengan Su Zhi di kafe, "Semoga kamu tidak akan menyesali keputusanmu hari ini."
"Apa yang perlu disesali?" Zhang Mingxi bertanya lalu tertawa, "Aku bahkan tidak sabar ingin mengatakannya pada dunia!"