"Qingqing, kakekku tidak mengatakan apapun kan?" Tanya Yu Xiangyang setelah membungkus semua tanaman herbal tersebut. Dia kini menatap Su Huiqing yang baru saja keluar dari gudang penyimpanan.
Su Huiqing mengambil bungkusan tersebut dan memasukkan ke dalam tasnya kemudian bertanya, "Kalau mau tahu kenapa tadi tidak tetap berada di sana saja?"
Yu Xiangyang menggaruk kepalanya dan menjawab, "Karena aku takut. Kamu tidak tahu kakekku terus berlatih bela diri sepanjang tahun, dia hebat sekali!"
"Sudahlah," ucap Su Huiqing yang kemudian mengambil tas ranselnya lalu berbalik dan berkata dengan santai, "Setiap pagi bangun jam lima pagi untuk lari pagi selama satu jam, kalau bisa bertahan sebulan, baru kita bicarakan yang lainnya."
Melihat kepergiannya, Yu Xiangyang mengepalkan tangannya dengan wajah penuh keyakinan!
"Itu Su Huiqing?" Tuan besar Yu menghampirinya dari belakang, matanya terlihat menyipit.
Yu Xiangyang menganggukkan kepala, "Benar sekali, lain kali Kakek jangan mendengarkan ucapan asal orang lain, Qingqing bukan sampah, sebaliknya, aku merasa sangat beruntung bisa berteman dengannya. Aku harap kelak Kakek tidak mencampuri urusan pertemananku."
Tuan besar Yu mendongakkan wajah dan berkata sambil memutar matanya, "Memang tidak sama dengan rumor, tapi kesan yang diberikannya seperti seorang …"
"Apa?" Suara kakeknya sangat pelan, Yu Xiangyang sampai tidak bisa mendengarnya.
"Aku bilang, kamu benar-benar beruntung." Ujar Tuan besar Yu sembari melipat tangannya ke belakang lalu berbalik badan dan kembali ke gudang, "Entah apa yang akan dirasakan Keluarga Zhang kalau mereka tahu mereka membatalkan perjanjian nikah dengan orang seperti itu."
Yu Xiangyang terlihat mengangkat bahunya dan menyahut, "Entahlah."
"Kamu harus berteman baik dengannya, kelak kami tidak akan mencampuri urusanmu lagi." Ucap Tuan besar Yu sambil berjalan masuk ke ruangan. Su Huiqing mengambil semua tanaman herbal yang sudah berusia tua. "Tiga keluarga besar di Kota Qing sudah bertahun-tahun berusaha mencari cara untuk masuk ke Guoji Center, sayangnya tidak ada yang berhasil, Keluarga Zhang bahkan tidak ragu untuk merusak hubungan mereka dengan keluarga Su …"
Tatapan mata Kakek Yu Xiangyang terlihat sendu sekaligus bijaksana.
Di luar tersebar rumor kalau Shen Anan diangkat murid oleh Profesor Zhou, anak haram ini sejak awal sudah membayangi nona besar Keluarga Su.
Profesor Zhou adalah ahli ekonomi terkenal di negara China, dia pernah diundang ke Guoji Center. Bisa disukai oleh orang sepertinya sama dengan selangkah lebih dekat ke Guoji Center.
Sehingga Shen Anan sangat menarik perhatian di Kota Qing.
Tapi Nona Su yang terkenal tidak berguna dan suka membuat onar ini malah seperti seorang pemimpin yang sudah memimpin lama, satu kata-katanya saja bahkan bisa membuat orang jadi ketakutan.
Sepertinya, status Keluarga Su jauh lebih tinggi dari Keluarga Zhang.
**
Kediaman Keluarga Su.
"Qingqing belum bangun?" Su Ruohua meletakkan koran dan berkata sambil tertawa, "Aku sudah bilang kan, latihan paginya bisa bertahan seminggu saja itu sudah luar biasa."
Dua hari ini, kondisi Su Group semakin membaik, kegelisahan di wajah Su Ruohua juga sudah banyak berkurang.
Su Lun terlihat menghela napas, "Sepulang dari kelas pelatihan kemarin lusa, Su Huiqing mengurung diri di kamar, mungkin dia mendengar beberapa rumor di luar, biarkan dia istirahat dulu."
Su Group dan Zhang Group membatalkan perjanjian pernikahan, ditambah lagi dengan adanya rumor di luar, Su Lun tahu kalau Su Huiqing pasti sangat sedih.
"Kakek, Ibu, selamat pagi." Saat mereka sedang berbincang, Su Huiqing tampak turun dari lantai atas dengan malas.
Rambut hitamnya diikat longgar, seragamnya dipakai tanpa menutupkan resletingnya.
Raut wajahnya terlihat malas, sama sekali tidak terlihat sedih.
Dia mengangkat tas ransel yang diletakkan di samping lalu diarahkan ke belakang, kemudian dia melemparkan bungkusan di tangannya tepat ke tangan Paman Chen, "Paman Chen, tolong antarkan ini ke Kakek Yu."
"Kakek Yu? Kakek Yu yang mana?" Tanya Paman Chen dengan bingung.
Su Huiqing mengambil dua bakpao dan sekotak susuk lalu berjalan ke pintu, dia menoleh saat mendengar pertanyaan Paman Chen lalu tertawa lirih dan menjawab "Kakek Yu Xiangyang, memangnya mau yang mana?"
Setelah menjawab pertanyaan barusan, Su Huiqing menggigit bakpaonya dan pergi ke luar.
Meninggalkan orang-orang yang kebingungan di dalam sana.
"Kakek Yu?" Su Lun tercengang, "Watak Keluarga Yu sangat aneh, mereka juga memiliki hubungan khusus dengan Guoji Center. Keluarga Zhang sudah berkunjung beberapa kali tapi tidak mendapatkan apapun, kapan dia berhubungan sebaik ini dengan Keluarga Yu?"
**
Kota Qing.
Su Huiqing meminum susu yang dibawanya, dia berdiri di bawah tangga dan sedikit mendongak untuk melihat gedung sekolah yang disinari matahari.
Perasaan ini, benar-benar seperti mimpi.
Tiba-tiba, dia mengeluarkan tangan dan meraih sesuatu.
"Ah!" Seorang pria tiba-tiba berteriak, "Kamu... kamu... kamu, apa yang kamu lakukan?"
Selesai minum susu, Su Huiqing melempar kotak kosong itu dengan santai namun dengan tepat masuk ke tong sampah yang berjarak sepuluh meter dari sana.
"Hapus." Su Huiqing menarik kerah bajunya dan memiringkan wajahnya sambil tersenyum dingin.
Satu kata.
Pria itu lalu bertanya dengan gemetaran, "Hapus? Hapus apa?"
Su Huiqing tidak menjawab, dia langsung mengambil ponsel pria itu dan membuka kamera di dalamnya.
Di dalamnya ada sebuah foto yang baru diambil.
Foto seorang gadis muda yang berdiri di bawah gedung sekolah, tas ranselnya disampirkan ke belakang dengan cuek, dan dia sedang menggigit kotak susu seraya melihat ke atas sambil menyipitkan mata.
Seragamnya dipakai seadanya, rambutnya yang sedikit berantakan tampak sedikit bergoyang.
Cahaya matahari terlihat menutupi separuh wajahnya, membuat wajahnya yang sempurna itu seperti diselimuti cahaya keemasan.
Su Huiqing menghapus semua foto yang dia lihat tanpa berkedip sekalipun.
"Lain kali apa masih mau mengambil gambar?" Ucap Su Huiqing sambil mengembalikan ponsel pria tersebut, kemudian dia mengambil tasnya dan naik ke atas.
Laki-laki itu melihatnya dengan sedih, "Kenapa dihapus, jelas-jelas sangat cantik."
Su Huiqing mengangkat tangan dan berpegangan di pegangan tangga, jarinya terlihat kurus dan putih bagai giok.
Kelima jarinya terlihat meninggalkan bekas pada pegangan tangga dari stainless steel itu setelah Su Huiqing menggenggam pegangan tersebut.
"Lihat tidak?" Dia merapikan rambutnya sesuka hati kemudian menoleh dan tersenyum kecil, "Kalau kamu berani mengambil gambar lagi, aku remas kamu sampai mati, mengerti?"
Melihat wajah pria itu yang terkejut luar biasa membuat Su Huiqing merasa senang dan masuk ke kelas.
Di dalam kelas semua orang tampak berdiskusi masing-masing.
Qu Yan sedang berdebat dengan seorang pria sampai naik darah.
"Kenapa? Tidak mau orang lain membicarakan pembatalan pernikahan dengan dirinya yang tidak berguna?" Ujar pria itu sambil mengayunkan kertas di tangannya, "Shen Anan memang hebat. Dia bisa dibandingkan dengan orang dari Guoji Center, tapi si sampah marga Su itu apa bisa?!"
"Berikan padaku!" Qu Yan melompat dan ingin merebut kertas itu.
Keributan dua orang itu semakin menjadi.
"Harap tenang, ini sesi belajar pagi." Gu Li bangkit berdiri sambil berteriak dan menatap teman-teman kelasnya.
Gu Li adalah ketua kelas, dia juga adalah sepuluh besar siswa terbaik di tahun ini, biasanya mereka akan menghormatinya.
Melihatnya menenangkan suasana membuat Qu Yan segera kembali ke tempat duduknya, sementara pria yang ribut dengan Qu Yan juga duduk sambil mengayunkan kertas itu menghadap ke arah Qu Yan dengan bangga.
Qu Yan geram sekali melihatnya.
Pria itu tertawa puas, kemudian dia memberikan kertas itu pada teman sebangkunya untuk dilihat bersama.
Tiba-tiba muncul bayangan di atas kepala mereka.
Shuaa!
Kertas di tangannya diambil.
Bersamaan dengan itu Qu Yan menjerit, "Qingqing jangan lihat!"
Begitu pria itu mendongak, bayangan itu duduk di pinggir mejanya dengan kedua kaki disilangkan dan tangannya memegang tas, sementara tangannya yang satu lagi memegang kertas. Gadis itu menunduk membaca apa isi kertas tersebut.