Pelan tapi pasti, leo mulai memperhatikan buku catatan. Melihat dengan hati hati setiap keterangan atribut maupun skill hantu ini. Dengan tangan didagu Leo mulai merenung. Ada satu yang sejak awal ada tapi tidak sesuai dengan ini semua.
Sebuah suara yang Leo dengar ketika mandi dimalam pertama. Dari semua hantu ini memang ada satu yang tergolong anak kecil, yaitu hantu remaja. Tapi suara hantu remaja adalah suara anak kecil cowok. Seingat Leo, dimalam itu seharusnya suara anak kecil cewek.
Untuk memastikan itu Leo kembali merenung, mencoba mengingat secara pasti. Setelah membuka mata, Leo yakin itu dia. Kemungkinan hantu kecil cewek ini adalah siluman. Pertanyaannya cuma satu, kenapa hantu dia tidak bisa menemukan siluman ini. Bersembunyi kemana sampai bisa tidak ditemukan?
Dikala Leo merenung keberadaan siluman, mata tiba tiba tertuju kepada skill hantu tukang jagal.
Kemampuan memakai barang menjadi senjata?
Apa mungkin bisa menggunakan sapu?
Kecepatan hantu remaja terlalu gila menurut Leo. Belum lagi hantu itu tidak pernah mau menunjukan dirinya sama sekali. Bahkan ketika Leo sekarat saat menghadapi hantu pemabuk. Saat itu Leo benar benar lemah, jika dia menyerang satu kali saja Leo dipastikan mati. Leo tahu hantu remaja ada disekitar, tetap saja dia tidak keluar, melainkan hanya mengandalkan perangkap saja dan terus tertawa.
Karena itu dengan mendapatkan hantu tukang jagal Leo bisa menggunakan sapu yang menjadi kelemahan hantu remaja. Leo hanya butuh satu pukulan telak, seharusnya bisa menumbangkannya. Mengingat kelemahan adalah sapu.
Malam ini Leo terlihat berjongkok tidak jauh dari sebuah pondok. Berada tidak jauh dari sisi sungai membuat pondok ini cocok untuk tempat pemotongan. Tempat yang sering digunakan warga untuk menyembelih ternak pada upacara adat maupun pesta.
Dari pondok tidak berdinding itu, remang remang terlihat sosok hantu. Hanya saja kepala hampir menyentuh atap, belum lagi ukuran badan lumayan besar. Seperti seorang binaraga, otot terlihat dimana mana. Banyak jahitan bekas sayatan disekujur tubuh membuatnya semakin menyeramkan.
Tapi Leo punya rencana sendiri. Selama hantu ini tidak memegang senjata maka atribut serangan akan menjadi 1. Walau hantu itu memiliki pertahanan serta HP yang tinggi, selama serangannya rendah. Jika harus dicicil sampai subuh Leo tidak masalah.
Atas instruksi Leo, hantu nyawer mulai mendekati pondok dan mulai berjoged. Melihat itu hantu tukang jagal mulai mengerang seperti anjing. Menyeret tubuhnya yang besar keluar dari pondok. Dengan tubuh besar setiap hentakan kaki bisa terdengar cukup jelas.
Namun bukan itu yang membuat Leo terpana. Melainkan sebuah parang besar ditangan. Lebih lagi ketika dipindai oleh hantu kakek, atribut serangan meningkat menjadi 75.
Ini sih sekali tebas selesai semua hantu aku!
Leo bergumam pada dirinya sendiri. Ada jejak ketakutan terlihat disana.
Bam!
Sesuatu tidak terduga terjadi. Hantu itu menghantamkan parang ke pohon dan melekat disana. Sedangkan dia sepertinya termakan umpan dan mulai mendekat hantu nyawer. Dengan bandan besar disertai luka jahitan dimana mana, mendekati hantu nyawer sambil bergoyang pinggul kiri dan kanan. Terlihat jauh menyeramkan bahkan membuat Leo merinding.
Namun itu merupakan kesempatan emas yang tidak boleh di sia siakan. Memberi perintah semua hantu untuk mengambil posisi. Dikala kedua hantu mulai berjoged ria.
Serangg!
Semua hantu mulai menyerang secara serentak. Hantu kakek dan pencuri menyerang bagian kaki. Berusaha membatasi pergerakannya. Hantu gadis dengan gesit menampar, mencakar bahkan mencambak. Yang terkuat dari semua hantu pemabuk, menyerang ke arah badan sekuat tenaga.
Tentu saja Hantu tukang jagal tidak tinggal diam. Berteriak sambil meronta ronta, hantu tukang jagal berusaha membebaskan diri. Sesekali bahkan serangan dilancarkan dan itu mengenai hantu gadis dan hantu pemabuk. Leo sempat khawatir, namun ketika serangan itu mengenai hantu miliknya beberapa kali.
Tidak ada tanda tanda hantu miliknya mengalami kerusakan yang berarti. Dengan begitu senyum terukir di bibir, leo semakin bersemangat memberi instruksi.
Pak Pak Pak!
Tamparan ganas dari hantu gadis.
Greettttt tettt tettt
Gigitan sadis dari hantu kakek dan pencuri
Bam Bam Bam
Hanya hantu pemabuk yang memiliki serangan ala normal. Walaupun kepalanya agak miring miring sedikit ketika memukul, yang terlihat seperti orang mabuk. Namun pertahanan dan HP yang tinggi bukanlah aksesoris belaka. Bagi Leo ini adalah pertarungan atrisi. Ada kemungkinan berlanjut sampai pagi.
ROARRRR!
Kemarahan makin menjadi jadi, tapi hantu jagal tidak bisa melepaskan para pengganggu. Karena itu mata tertuju pada parang di pohon.
Bam! Bam! Bam!
Kecepatan hantu jagal tergolong pelan, ditambah dengan kaki yang terkunci membuat dia semakin lambat. Tapi, gerakan kaki satu demi satu sudah menjadi kepastian. Mereka hanya memperlambat, tidak menghentikan hantu jagal itu sama sekali.
Melihat ini Leo langsung berlari ke arah pohon. Dengan sekuat tenaga berniat melepas parang itu dari pohon. Apa daya parang melekat kuat di badan pohon.
ORAAAA!
Tanpa memperdulikan apapun, Leo terlihat memegang gagang parang dengan kedua tangan, sedangkan kaki berpijak dibadan pohon. Sambil berteriak Leo menarik parang sekuat tenaga. Terlihat urat urat otot yang menegang ditangan, tapi parang hanya bergerak sedikit saja.
TAHAN DIA! JANGAN KASI KENDOR!
Leo berteriak kepada hantu hantunya untuk lebih ganas. Benar saja, mereka mulai semakin beringas.
Bam!
Usaha sudah maksimal, hanya saja kenyataan berkata lain. Hantu jagal tidak bisa dihentikan sama sekali. Setiap satu hentakan kaki membuat jantung Leo berdetak cepat. Keringat semakin bercucuran, parang mulai bergeser sedikit dengan hantu jagal semakin dekat.
ARRRRRGGGG!
Krek! Krek! Krek!
Hantu jagal hanya berjarak 3 meter dari Leo. Namun Leo merasa sedikit lagi parang ini bisa lepas. Mengabaikan hantu jagal yang mendekat Leo mengeluarkan semua yang dia bisa.
ARRRGGGG!
Muka merah, otot tangan menegang hebat.
PLAK!
Parang akhirnya lepas, senyum bisa terlihat. Mata Leo melotot ketika terpandang sebuah tangan besar berjarak 30 cm dari dia, siap merampas parang itu. Padahal belum lewat 5 detik parang lepas dari pohon.
Whungg!
Leo merasa aneh, dari pandangannya hantu jagal terlihat naik keatas. Sebelum pada akhirnya Leo terhempas ke tanah, baru dia menyadari kalau dia jatuh. Hilangnya keseimbangan dari pijakan, ditambah beban parang yang berat, Leo benar benar tidak siap, akhirnya membuat dia tekapar ditanah. Saat itu juga tangan besar yang berusaha meraih parang hanya bisa mengapai udara kosong.
Leo merasa besyukur juga, ada keuntungan dalam kerugian. Walaupun sakit dia bisa menjauhkan parang sudah tergolong beruntung. Dengan sigap tangan kanan meraih barang dan Leo berniat lari. Tapi Leo sempat terdiam sesaat.
Apa apaan parang ni!
Leo bahkan tidak bisa mengangkat parang dengan satu tangan, parang terlalu berat. Bahkan butuh banyak usaha dengan kedua tangan.
Gila! Udah kayak karung beras saja!
Ketika Leo berkutak dengan beratnya parang, hantu jagal sudah bergerak mendekati dia lagi.
Sial!
Walaupun kesal tidak banyak pilihan yang tersisa. Kedua tangan memegang gagang, Leo menyeret parang sambil berjalan mundur menjauhi hantu jagal. Dari situ kejar kejaran mulai terjadi. Hanya saja ini versi siput. Benar benar lambat seolah olah dalam slow motion.
Yang satu terlihat marah dan siap menggapai, yang satu lagi ketakutan dan terus mundur menjauh, sisanya menggigit, menampar, memeluk dan memukul. Terus berlanjut sampai beberapa jam kedepan.
Kapan pagi ni!
Leo mulai mengamuk menunggu pagi yang tidak kunjung datang. Tangan sudah sengal, keringat sudah banjir. Melepaskan parang Leo melihat tangan dan kaki yang sudah begetar kelelahan. Leo sudah tidak kuat lagi bermain kucing kucingan.
Mata terpandang kepada sumur warga, tiba tiba niat jahad Leo muncul.
Kalau aku tidak bisa memiliki parang ini!
Kamu juga tidak!
Mengerahkan sisa sisa tenaga Leo menyeret parang ke arah sumur.
Cemplung!
Parang tenggelam kedalam sumur. Dengan begini Leo punya banyak waktu untuk lari. Hantu jagal terus bergerak ke arah sumur, dengan begitu Leo memberi instruksi melepaskan hantu jagal. Semua hantunya mulai menyingkir, Leo berniat kembali kegereja selama hantu jagal mencari parangnya. Dia benar benar sudah lelah, tidak ada mood lagi untuk melanjutkan. Bagaimanapun dimata Leo hantu jagal tidak terlihat lemah sama sekali.
Hantu jagal bergerak masuk ke dalam sumur. Tapi hal aneh terjadi, hantu jagal tidak masuk se utuhnya. Bagian dada ke kepala tenggelam dalam sumur tapi tidak sampai dasar, sedangkan perut kekaki terlihat menggeliat ke atas dari mulut sumur.
Leo yang hendak pergi benar benar terdiam. Itu kaki bergoyang goyang ke atas seperti katak.
Bodoh k apa hantu ni?
Bagai mendapat durian runtuh, senyum bengis tersimpul di bibir. Rasa lelah seolah olah hilang.
Hehehehe!
HAHAHAHAHHAHAHAH!
Melirik ke arah hantu hantunya, mereka juga sepertinya sadar akan senyum bengis Leo. Dengan senyum mereka bergerak mendekati sumur. Pengeroyokan tahap kedua dimulai.
Go! Go! Go!
Dengan ember dan pentungan ditangan, Leo bersorak sorak layaknya fans menyemangati team favoritnya. Sedangkah hantu nyawer bertindak sebagai cheerleader, terus bergoyang gergaji disekitar.
Pak! Pok! Bam! Bam!
Semakin keras mereka menyerang semakin kuat kaki itu bergoyang. Sesekali mereka mendengar teriakan hantu jagal. Karena kepala berada dalam sumur, suara itu bergema dan sedikit pelan. Malahan terdengar seperti menangis. Justru suara itu yang membuat mereka semakin bersemangat.
Berlalunya waktu, sebelum pagi tiba hantu berhasil ditaklukan.
Yeahhh!
Mantapzz!
Senyum manis dibibir Leo mengacungkan jempol kearah hantu hantunya. Perang atrisi ini dimenangkan oleh mereka. Hantu hancur dan berubah jadi asap, detik berikutnya kartu muncul dari dalam asap yang menghilang. Sempat berputar sementara.
Bergerak santai dengan riang Leo mendekati sumur untuk mengambil kartu. Ketika kartu berhenti berputar, saat itu juga kartu mulai tampak hendak terjatuh. Dalam gerak pelan senyum Leo berubah, berlari sekuat tenaga dengan tangan terentang kedepan berusaha meraih. Tapi jarak masuk cukup jauh.
TANGKAP KARTUNYA!
Tidak ada waktu lagi, kartu akan jatuh kedalam sumur bahkan sebelum Leo sampai. Karena itu dia memerintahkan hantu yang disekitar sumur untuk menangkap kartu.
Whuzz! WHuzz! Whuzz! Whuzz!
Hantu Leo memang dalam jarak dekat, mereka bisa menggapai itu, dan mereka melakukannya. Apa daya tangan mereka hanya menembus melalui kartu.
Cemplung!
kartu tenggelam kedalam sumur. Berdiri dimulut sumur Leo hanya bisa terdiam melihat kartu tenggelam. Melirik kearah hantu mereka kembali menatap Leo juga. Seolah olah berkata "itu bukan salah kami".