Siapa sebenarnya lelaki ini? Mengapa ia kelihatan begitu memahami Mr.Brown.
Pertanyaan itu sedari tadi memenuhi pikiran Dixie. Kalau dipikir-pikir, Dixie seperti terbawa begitu saja pada tawaran Edith sehingga kini bisa memiliki kaitan yang terbilang unik.
Hahhh! Dixie menghela nafas keras, sadar bahwa ia tak akan mendapat jawaban jika terus-terusan melamun seperti ini. Pada akhirnya ia memutuskan untuk bersiap-siap ke supermarket hendak membeli bahan-bahan makanan mengingat isi lemari pendinginnya sudah kosong.
***
"Sulit dipercaya. Aku tadinya sangat bersemangat belanja bahan makanan. Sampai disini aku malah kebingungan. Aku memang tidak berbakat dalam bidang ini" gerutu Dixie menghiraukan tatapan orang didalam supermarket.
Dixie menimbang-nimbang kemasan ditangannya, berpikir jenis daging mana yang lebih bagus, pasalnya ia dilanda kebingungan, sepanjang satu baris tempat Dixie berada, hanya ada berbagai jenis daging dengan harga berbeda, lantas itu membuatnya bimbang.
Ia tidak terlalu mempermasalahkan harganya karena ia terbilang loyal dalam hal makanan. Tetapi, ia juga bisa kesal jika sudah mengeluarkan uang yang banyak pada makanan yang menurutnya kurang memuaskan.
Dixie memasukkan kedua kemasan daging tadi kedalam keranjang
"Sialan. Aku hanya tau bagian makannya saja" makinya dengan suara yang diusahakan tidak meledak oleh kekesalan.
"Oww" pekik Dixie saat seseorang dengan jaket bertopi menabraknya.
"Maaf,,, maafkan saya" pinta orang itu lalu bergegas pergi.
Dixie tak sempat melihat wajah orang itu tapi yang jelas itu seorang wanita, melihat bentuk tubuh dan rambut yang menyembul keluar dari sela-sela topi jaketnya.
Kenapa banyak sekali kejadian yang suka memancing amarahku?Kurasa para malaikat salah menganggapku sebagai orang yang sabaran. Fuck geram Dixie
***
Langkah wanita itu mantap seakan tak ada yang bisa menggoyahkan. Suara hentakan ujung heels mengiringinya mulai dari pintu masuk club hingga berdiri dihadapan kumpulan lelaki yang asik berbincang sambil sesekali menikmati minuman laknat itu.
Wanita itu berdehem agak kencang menarik perhatian beberapa diantara lelaki yang tadi sibuk berbincang.
" Kalian. Aku bersedia tidur dengan salah satu lelaki diantara kalian tapi biarkan aku yang memilih" ucap wanita itu membuat tatapan lelaki-lelaki itu berubah ganas, bersemangat, bahkan ada yang meremehkan.
Lelaki yang duduk dibagian paling ujung bar mendengus. Dia ingin melepas penat tetapi malah menemukan wanita aneh disini. Hal itu membuat ia memutuskan untuk segera pulang sebelum keadaannya yang sedikit mabuk membuatnya terlibat dalam masalah.
"Kau yang mendengus tidurlah denganku dan tidak ada bantahan" putus wanita yang sejak tadi memerhatikan gerak-gerik lelaki itu. Namun, lelaki itu menghiraukan dan tetap melangkah kearah pintu keluar club.
Wanita itu menepuk bokong lelaki itu membuat si empunya bergidik ngeri. Wah, wanita ini benar-benar mengerikan. Creepy as hell.
"Tidak usah menggodaku, aku tidak ada niat tidur denganmu"tolak lelaki itu berusaha melepaskan diri sari suasana gila ini
"Apa sekarang kau meragukan kemampuanmu sendiri?"sindir wanita itu.
Berhasil, dia terpancing jerit hati bahagia wanita itu
Laki laki yang merasa harga dirinya tergores adalah lelaki paling berbahaya dan menyusahkan. Lelaki itu menangkap dan menyerang tubuh wanita itu dengan ganas membuat wanita itu tersenyum puas.
Wanita gila itu menuntun ketempat yang lebih privat untuk melanjutkan aksi nekatnya. Keduanya saling menerkam dan saling berusaha untuk tetap mendapatkan pasokan udara hingga saat keduanya akan menyatu, kesadaran menyentak lelaki itu.
"Kau gila? You're still virgin" bentak lelaki itu.
Wanita itu tidak menjawab melainkan mendorong bokong lelaki itu sehingga keduanya betul betul menyatu.
***
Wanita itu menepuk nepuk sisi tempat tidur dan tidak menemukan siapapun disebelahnya padahal ia berpikir satu ronde lagi bukanlah ide yang buruk. Salahkan saja otaknya yang jadi sedikit oleng setelah kehilangan virginity.
Sudah terlanjur basah, sekalian saja mencebur pikir Dionne, wanita gila yang semalam nekat pergi ke club tanpa ada pengalaman sedikit pun.
"Semua lelaki ternyata sama saja" celetuk Dionne dengan salah satu sisi wajahnya yang masih menyentuh bantal.
"Kalau kau sudah percaya dengan statement itu , kenapa kau melakukan hal seperti tadi malam, mencampakkan dirimu kekandang singa kelaparan, hm?" tanya lelaki yang menjadi teman tidur dadakan wanita itu, ternyata ia sejak tadi duduk disofa yang berada disebelah lemari.
"Kau mengagetkanku" sebuah senyum licik terbit diwajah wanita itu.
"Satu lagi aku bukan bagian dari lelaki yang kau sebut karena aku akan bertanggung jawab"
"Maksudmu kau berniat menikahiku? Omong kosong" wanita itu tertawa sumbang.
"Tentu saja, menurutmu apalagi arti bertanggung jawab selain menikahi?"jawab lelaki itu santai
Wanita itu menganga. Nyatanya ia melakukan hal ini karena seseorang mengejarnya dan bersumpah akan menjadikan dirinya milik orang itu.
Dionne sangat membenci orang tersebut sehingga ia memutuskan akan memilih sendiri orang yang akan menjadikan dirinya miliknya seutuhnya meskipun sebetulnya ini bukan hal yang pantas dilakukan.
Namun ia tidak punya pilihan, ia mengambil jalan dengan menantang keparat yang mengancam akan mengambil keperawanannya untuk menggores harga diri orang itu meski ia ragu cara ini akan berhasil.
"Pasti kau punya alasan bisa berbuat senekat ini. Kau masih mahasiswi bukan?" Ucapan lelaki itu membuat kaget Dionne, pasalnya ia tidak membawa barang apapun yang bisa membongkar identitasnya sebagai mahasiswi.
"Tidak usah kaget. Aku bisa dengan gampang mendapatkan identitasmu" tutur Dawn, lelaki yang direnggut keperjakaannya oleh Dionne atau bisa juga disebut lelaki yang merenggut keperawanan wanita itu.
"Kau benar, ada alasan besar yang membuatku seperti ini" keluh wanita itu membenarkan pernyataan Dawn.
"Kau mau mempercayaiku? Kalau iya, aku akan membantumu" tawar Dawn. Dionne sempat ragu tapi mengingat laki-laki itu bisa dengan gampang mendapat identitasnya meyakinkan Dionne bahwa lelaki itu bisa dipercaya.
"Baiklah"
"Beritahu aku kejadian lengkapnya, aku akan membantumu"
"Akan kulakukan"
"Tapi dengan satu syarat menikahlah denganku. Tidak ada bantahan" seru Dawn menirukan kalimat Dionne kemarin malam.
Dionne hendak memprotes tetapi Dawn mengatakan sebuah kalimat yang kembali membuatnya tercengang dan tak bisa berkutik.
"Mr. Korsakov, dia orangnya kan? Yang mengancammu?"
TBC
🎰
🦋18 Juli 2020🦋