"Sepuluh menit dan kau tidak menyadariku, benar benar cukup untuk seorang pembunuh buat menikammu" ejek Dixie
Dixie melenggang begitu saja memasuki ruang tamu apartemen Edith lalu duduk sambil menyenderkan bahu disofa berwarna coklat yang sepertinya sengaja dipilih berwarna senada dengan ruangan itu.
"Kau kira begitu? Aku tau kau sudah disini sedari tadi. Bahkan bukan 10 menit tapi 11 menit 10 detik sejak kau sudah mulai memanjat balkon apartemenku" balas Edith menangkis pernyataan Dixie.
"Lalu kenapa kau diam saja?" Dixie memuji Edith dalam hati.
Seakan lelaki ini punya indra keenam saja.
"Aku tau yang datang bukan pembunuh melainkan wanita seksi, jadi aku biarkan saja, dan apa barusan? Apa kau menungguku dan berharap aku menyadari kehadiranmu"
"Kau mulai lagi. Dasar lelaki penggoda"
"So, apa yang membuatmu lebih dahulu mendatangiku bahkan sampai memanjat balkon?"
Dixie mendengus karena ia tau Edith sengaja mengolok-oloknya seakan ia sangat ingin bertemu lelaki itu.
Well, ia memang ingin bertemu Edith karena sedang bosan berdiam diri diapartemen, buka sosial media, menonton, makan dan begitu terus berulang kali, tapi dia hanya ingin saja, bukan ingin sekali.
Ingat itu.
"Hanya bosan"
Edith melangkah kedapur dan mengambil cemilan dari kulkas serta tak lupa menuangkan sirup kedalam dua gelas berbeda.
"Mm, mau melakukan something interesting?"tawar Edith.
Dixie menaikkan kedua alisnya tanda bertanya.
"Mau bercerita tentang pengalaman atau kehidupan masing-masing?"
"Oh come on, bagian mana yang interesting dari menceritakan tentang diri kita sendiri? Membosankan"
"Hitung-hitung untuk saling lebih mengenal, melihat kau sendiri yang datang keapartemenku begini karena bosan, bukankah ini kesempatan yang tepat?"
"Yah betul juga"
"Lagipula dirimu itu menarik Dixie, siapa yang bilang kau membosankan?"
"Hentikan gombalan menjijikkan itu Edith, kau mau kucekik?"ancam Dixie.
"Slow down girl"Edith terkekeh.
"Usiaku jelas menunjukkan aku sudah tak cocok dipanggil girl, Ed"
"Kalau begitu aku akan memanggilmu Lady, my lady"
Holy shit, bagaimana bisa dia mengatakannya dengan sangat seksi? Get it yourself Dixie, dia hanya rekan balas dendammu
"Lupakan, kau memang ahli menjadikan semua momen untuk menggoda wanita"
Edith terkekeh sambil memasukkan satu biskuit kedalam mulutnya.
"Who goes first?"tanya Dixie
"Kau saja"tunjuk Edith
"Kau saja"Dixie balas menunjuk Edith
"Jadi buat apa kau bertanya?"
"Basa-basi"
"Wah kau memang wanita yang tidak bisa ditebak Dixie, baiklah, aku yang duluan. Hm, actually kehidupanku dulu tak begitu menyenangkan bahkan mau buang air besar saja aku takut"
"Really? Why? What makes you...?"
"Bukan takut pada orang lain, masalahnya ada padaku, kondisi ekonomi orangtuaku dulu tak begitu baik, kami tak pernah diberi makan buah dan sayur, jadi rasanya sangat sakit saat akan buang air, sudah seperti gadis hilang keperawanan saja" dengus Edith
Dixie menonjok pelan bahu kanan Edith.
"Kau menyebalkan, aku sudah serius mendengarnya, kalimat terakhirmu malah merusak suasana"
"Jangan terlalu dipikirkan. Hanya old story saja. Setelah masa kelam itu aku bisa hidup nyaman saat sudah bekerja, seperti sekarang. Sekarang giliranmu"
"Uhm, kita tak jauh berbeda hanya saja aku hanya punya sedikit kesempatan berkumpul bersama orangtua kandungku"
"Orangtua kandung? You mean..."
"Yeah, aku tumbuh besar dengan orangtua angkatku, orangtua Gail, sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara yang dibunuh Mr.Brown"
Edith tak membalas, hanya fokus menatap dan mendengarkan Dixie.
"Sekarang aku bekerja mengelola toko bunga milik Gail, Adalyn Florist"
"Apa nama lengkap Gail?"
"Gail Adalyn Perkins"
"Temanmu cukup unik. Biasanya orang akan menggunakan nama depan atau nama keluarganya sebagai nama usahanya, tetapi Gail malah menggunakan nama tengahnya"
"You're right"
"Pasti seru jika punya kesempatan berteman dengannya"
Dixie terdiam.
"Oh sorry"
"I'm fine, one-hundred percent fine, aku sudah belajar ikhlas"
"You're strong girl. Aku tiba-tiba ingat sesuatu, mau kepesta topeng besok denganku?"tanya Edith
"Kita tak sedekat itu untuk saling mengajak kepesta"tolak Dixie sarkas.
Bibir seksi itu gampang sekali mengeluarkan ucapan sarkas gumam Edith
"Come on, kau harus mencoba hal-hal aneh dan tak berdasar seperti ini sekali-sekali, asal tidak sampai menimbulkan tindak kriminal saja"bujuk Edith
Dixie menimbang-nimbang sejenak sambil menatap intens Edith dengan gelas sirup digenggamannya yang tak jadi menyentuh bibir yang menurut Edith sangat seksi itu.
"Baiklah"
Tatapan Edith membuat kerongkongan Dixie semakin terasa kering setelah sempat tak jadi minum tadi.
"I gotta go"putus Dixie, berduaan lebih lama bersama Edith bisa-bisa membuatnya melakukan hal memalukan.
"Suddenly? Kau bilang bosan berarti tak banyak yang harus kau kerjakan bukan?"protes EEdit
"Apartemenmu berbahaya" juga berduaan denganmu berbahaya, tambah Dixie dalam hati
Edith terbengong lalu menatap sekeliling apartemennya sementara Dixie bergegas keluar dan sudah menutup pintu apartemen Edith.
Edith menyusul Dixie hendak menanyakan apa maksud 'berbahaya' yang dikatakan wanita itu tadi.
"AAAAAAAAA!"
Teriakan Dixie membuat Edith terkejut dan buru-buru memasuki apartemen wanita itu yang masih seperempat terbuka. Kacau, satu kata itu bahkan tak bisa menggambarkan betapa buruknya kondisi apartemen Dixie sekarang.
"Penyusup?"tanya Edith menanyakan apakah mereka sepemikiran.
Dixie hanya diam tak berkutik. Keringat mulai bermunculan di dahinya menandakan wanita itu cukup terguncang sekarang.
"Sepertinya tidak aman untuk tinggal disini malam ini, mau tinggal di apartemenku dulu?"tawar Edith tulus namun nada bicaranya sedikit menjengkelkan membuat Dixie berpikir dua kali untuk menerima.
Salahkan saja otak mesum Edith yang tak bisa berkompromi meski dalam kondisi seperti ini. Dixie jelas menangkap nada geli dalam ucapan Edith tetapi ekspresi linglung masih menghiasi wajah wanita itu.
"Baiklah, terkadang aku memang tidak bisa mengontrol mulut dan otak sialanku ini untuk lebih serius, tapi my lady penyusup itu bisa saja sudah memasang penyadap atau sesuatu yang berbahaya disini" ucap Edith dengan volume kecil, jaga-jaga ucapan mereka sedang direkam.
"Aku akan menyuruh orangku memeriksa apartemenmu dahulu sebelum kau bisa tinggal disini kembali. Aku tidak akan macam-macam, kau boleh tidur dikamarku dan aku disofa, bagaimana?"
TBC
🎰
🦋18 Juli 2020🦋