"Kau yakin hanya tinggal sendiri dirumah ini?"tanya Dixie pada Gano yang sedari tadi duduk santai tampak biasa dengan keadaan didepannya.
Gano mengangguk.
Dixie datang kerumah Gano bersama Edith memenuhi ajakan lelaki itu. Kini Dixie duduk dan terkadang geleng-geleng kepala mengamati.
Kepala pembantu sibuk memberi arahan pada pembantu lainnya, mulai dari membawa berbagai menu berbeda yang tampak menggiurkan, memperbaiki letak kursi, dan mengecek segala hal yang menurutnya belum dilakukan dengan sempurna.
Party kecil-kecilan apanya? Ini lebih dari sebuah party kecil. Jadi bagaimana lagi party besar menurut Gano sebenarnya? Memikirkannya saja sudah membuat kepala Dixie pusing.
"Party dalam pandangan Gano is on another level, Dix. Kau harus terbiasa jika sudah berteman dengannya" kata Dionne seakan tahu isi kepala Dixie lalu memberikan tatapan meledek pada Gano sambil mengelus-elus perutnya.
"Aku punya pertanyaan. Apa menurut kalian aku tampak sombong?"
"Nah" jawab Gano dan Dionne serempak
Gano saling tatap dengan Dionne lalu terkekeh.
"Aku sering disangka sombong, terakhir kali seseorang mengirimiku pesan berkata pernah melihatku ditoko roti lalu bilang bahwa aku sombong sekali"
"Why? Aku rasa tidak ada yang salah dengan wajahmu"ucap Dionne memberi pendapatnya
"Kurasa karena aku sering menengadahkan kepalaku keatas saat berjalan, berbicara, dan banyak lagi"
"Pantas saja, tapi mengapa kau sudah sadar tapi tetap melakukannya?"Dionne mengerutkan dahinya
"Karena jika aku menunduk, lipatan leherku akan terlihat"jawab Dixie polos
"Assshh kau ini, lipatan lehermu bahkan tidak setebal yang kau pikirkan, you know what? You're so gorgeous,Dix. Wanna have a date with me?"tanya Gano menggoda
"Kau ini sama saja dengan Edith"ujar Dixie
"Ada apa ini? Apa kalian sedang mengataiku?"tanya Edith yang baru datang bersama Dawn setelah izin berdiskusi sebentar tadi.
"Thanks. Aku memang ahli meluluhkan hati wanita"jawab Gano menganggap ucapan Dixie tadi sebagai pujian.
"Kalian tau apa sebutanku?"tanya Gano melanjutkan
Dionne dan Dixie sama-sama menggeleng sedangkan Dawn dan Edith menatap Gano jengah karena tau kalimat menyebalkan apa yang akan Gano keluarkan.
"Commited arson ,because start a fire in every woman's heart since teenager"ucap Gano bangga
"Apa kau baru saja menceritakan kisah horror? That's really creepy"ledek Dionne. Ia memang begitu. Dia adalah type of person who is outspoken in conveying things
Edith dan Dawn terbahak menyetujui perkataan Dionne.
"Ekspresimu saat kesal sangat lucu. Boleh aku pinjam kamar mandimu?" tanya Dixie
"Sure. Kau minta kubangun toilet seluas halaman ini pun akan kulakukan"
"Rgghh" Dixie meringis kembali mendapatkan godaan Gano sedangkan lelaki itu hanya tertawa.
***
"Ah lega sekali" gumam Dixie setelah selesai buang air kecil
"Ow apa ini? Dia kan kaya sekali. Mengapa pakai sampo sachet. Lagipula, siapa yang membuka sampo dengan cara seperti ini. Gano benar-benar unik" kekeh Dixie mengamati bungkus sampo yang dibuka dengan brutal itu.
Klek
Dixie menutup pintu toilet sebelum meninggalkannya. Seorang pembantu lewat memberikan senyuman ramah membuat Dixie balas tersenyum.
Sepanjang ruangan yang dilewati Dixie untuk sampai ke halaman tempat Gano mengadakan party, Dixie berjalan perlahan mengamati satu persatu foto Gano mulai masa kecil hingga dewasa.
Dixie kemudian menghentikan langkahnya melihat sebuah foto yang cukup unik terpajang disebuah meja.
Apa ini tanggal lahir Gano? Tidak mungkin, kemaren kan pesta topeng diadakan di pertengahan bulan oktober. Lalu apa ini tanggal lahir keluarganya atau pacarnya? gumam Dixie lalu kembali melanjutkan langkahnya. Dia memilih tidak terlalu memusingkan hal itu.
***
"Dixie yang elegant dan attractive sudah datang. Here's your glass"ucap Gano sambil menyerahkan minuman yang diambilnya dari nampan yang dibawa pembantunya tadi.
"Cheers"seru mereka berempat secara bersamaan
Dionne tak sengaja menumpahkan isi gelasnya sehingga mengenai pakaiannya membuat yang lain terkekeh melihat Dionne yang ceroboh as usual.
"Kau benar-benar ceroboh"
Dixie ikut membantu Dionne membersihkan pakaian Dion dengan tisu. Gano dan Dawn terlebih dahulu meminum minumannya. Edith terdiam, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Hei, ada masalah apa, dude?"tanya Gano
Dixie menatap Edith sambil mengarahkan gelasnya untuk meminum minumannya. Namun, Edith tiba-tiba merebut gelas itu dan mencampakkannya lalu mencium tetesan minuman yang mengenai telapak tangannya.
This drink has been poisoned or the glass is poisoned.
Edith mencampakkan dihadapan banyak orang karena ia rasa pelakunya ada disekitar mereka. Biar saja orang-orang yang melihatnya mengira ia sedang mengamuk kepada pembantu yang membuat minuman itu, nyatanya ia hanya sedang memanas-manasi pelaku karena rencananya gagal. Bisa saja bukan pelakunya hanya memberi perintah dan sedang menonton semua ini?
Edith menahan emosinya agar tidak meledak seperti prinsipnya 'jangan terlalu buru-buru dan emosional, itu akan membuatmu tampak kekanak-kanakan, jangan terlalu jujur dan ceroboh, itu akan membuatmu tampak hati-hati dan mencurigakan. Gunakan kalimat atau cara yang mengintimidasi dan kebohongan secukupnya, itu akan membuatmu tidak gampang ditindas'.
Edith mengepalkan kedua tangannya hingga urat-uratnya tampak. Edith berpikir sepertinya orang yang ada kaitannya dengan Brown menyamar untuk mengikuti mereka sampai ke rumah ini juga.
Kemudia Edith menatap Gano dan bertanya
"Apa kau sendiri yang memilih pembantu-pembantu dirumah ini, G?"
TBC
🎰
🦋18 Juli 2020🦋