"Aku akan mengantarmu keapartemenku" tutur Edith yang sedang mengemudi disebelah Dixie.
"Apartemenku?" tanya Dixie mengulangi perkataan Edith
"Ya, kau akan aman bersama Kyle" ucap Edith menjelaskan alasannya mengapa Dixie harus tinggal diapartemennya dulu.
Tinggal sendiri diapartemen wanita itu setelah diserang digedung supplier bunga bukanlah ide yang bagus saat ini. Hal itu sama saja dengan membiarkan Dixie berada dihutan terlarang dimana binatang buas bisa menyerangnya kapan saja karena komplotan itu sudah mengetahui apartemen Dixie setelah kejadian penyusupan itu.
Edith membelokkan mobil kepinggir dan menghentikannya lajunya untuk menurunkan Dixie.
"Kau mau pergi ke suatu tempat?" tanya Dixie dari luar melalui kaca mobil
"Ya, rumah Dawn"
"Be careful" pesan Dixie
***
"Aku menemukan lokasi ponsel saat pesan itu dikirim padamu, dan itu rumah Gano, tetapi sayangnya ponsel itu sudah tidak aktif sekarang. Mc, apa bajingan itu mulai mendekati Gano sekarang? Apa Gano akan dipakai sebagai ancaman seperti Dionne?" jelas Dawn seraya bertanya.
"Kurasa pelakunya masih ada disana" ucap Edith menambahkan sambil menatap lurus kedepan.
"Jangan bilang kau mencurigai Gano?" tebak Dawn
"Bisa saja, bisa juga pembantu yang ada disana. Kau ingat gelas beracun itu? Bagaimana jika semua saling membohongi sampai tidak ada jejak yang jelas?" tanya Edith
"Kau gila? Is that logical? For God's sake, Gano tidak mungkin melakukannya"
"Terpaksa mempercayainya supaya kita tidak kehilangan something precious" Edith menatap Dawn dengan datar menandakan ia serius dengan perkataannya.
"Aku pernah dengar sebuah pepatah mengatakan hanya tindakan seseoranglah yang menunjukkan siapa dia sebenarnya, apa kau pernah mendapati Gano berlaku kasar atau mengerikan?" tanya DDaw
" Never. Namun, kita pantas curiga sebelum kita menyesalinya saat sesuatu yang buruk terjadi. You dont know what you got till its gone, biarpun nantinya hubungan kita dengan Gano bisa hancur, tetapi percayalah kita melakukan semuanya demi yang terbaik. High risk, high return" jelas Edith memberikan alasan yang tepat.
"Baiklah, lagipula kau tidak mengatakan bahwa Gano pelakunya, masih ada kemungkinan orang lain" tandas Dawn pada akhirnya
***
"Terkadang rasanya tidak adil bukan? Ada seseorang yang mati-matian melindunginya karena menyukai orang itu tetapi orang lain yang mendapatkan hatinya. Kepalaku rasanya mau pecah. Jika dipikir-pikir aku menjadi bodoh karena ini. Huft, not a day goes by without thinking of her" tutur Kyle.
Bincang-bincang tentang romansa ini bermula saat Dixie melihat foto wanita yang dipasang dilayar kunci ponsel Kyle. Dengan sifat jahil yang melekat pada diri Dixie, wanita itu memancing Kyle menceritakan siapa wanita itu. Ia kira akan menarik, tapi tak ia sangka kisah ini cukup membuat hati sedih.
"Oh Kyle yang gagah ternyata bisa jadi se-mellow ini ya haha" gurau Dixie mengurai suasana yang sempat menjadi muram.
"Hm, aku pernah mengalami hal buruk juga mengenai kisah romansaku. Found that guy i like is a scumbag is the worst thing i've ever had about love. He kissed my classmate when taking her to the school health unit" lanjut Dixie
"Eww" ucap Kyle dengan wajah konyol membuat Dixie tertawa.
"Aku sudah pernah bertanya padanya apakah aku yang salah paham atau itu benar-benar sebuah kesalahan yang disengaja, tetapi kemudian aku menyadari, menanyakan apakah dia berbohong, tidak ada gunanya. Tidak ada penjahat yang mengaku. Kau hanya akan membuang-buang tenagamu. Fuck for that bastard"
"Yass, fuck for that bastard" seru Kyle meniru Dixie
***
"Mau makan?" tawar Dixie setelah membukakan pintu apartemen.
"Ya, makan bersama" ajak Edith dengan suara bernada lelah.
"Aku sudah makan ayam goreng bersama Kyle tadi" tolak Dixie
"Ah begitu. Baiklah, tapi temani aku makan" perintah Edith mantap tak menerima penolakan. Dixie terkikik lalu membalasnya dengan anggukan.
"Dix" panggil Edith pada wanita yang sedang mengambilkan minum untuknya itu.
"I'm listening" jawab Dixie tanpa mengalihkan pandangan dari minuman ditangannya.
"Orang di supplier kemaren bukan Korsakov atau Brown"
"Maksudmu orang itu dalang yang sebenarnya?
"No"
"So, who is that?"
"Orang yang pernah ditolong Brown"
"What do you mean?" Dixie mengerutkan keningnya tak mengerti maksud Edith
"Brown pernah menyelamatkan seorang pemuda, pemuda itu mencuri untuk memberi makan adiknya tapi gagal, jadi Brown memberi uang untuk disimpan dan dipakai pemuda itu" jelas Edith
"Rupanya makhluk bodoh seperti Brown juga punya hati nurani" ledek Dixie
"Sayangnya pemuda itu sama bodohnya seperti Brown, dia membantu Brown melunasi hutangnya pada dalang itu dengan menjadi kaki tangannya, tapi, aku mendapati sesuatu yang aneh saat sebelum kita keluar dari gedung itu"ujar Edith mengutarakan isi hatinya
"Apa itu?"
"Orang yang berteriak dan siluet yang kulihat saat kita hampir keluar, memiliki perbedaan postur tubuh"
"Maksudmu ada dua orang yang mengikuti kita?"
Edith mengangguk.
"Salah satunya pemuda itu dan satunya lagi kemungkinan besar adalah dalang itu"
"You mean, dalangnya ikut datang bersama pemuda yang ditolong Brown itu?"
"Exactly, mungkin dalang itu datang untuk menilai seberapa pandai pemuda itu"
"Wah, jadi musuh kita sekarang bertambah jadi empat orang"
Dixie menghela nafasnya frustasi lalu berjalan meninggalkan Edith dimeja makan sejenak, mendekati nakas dikamar Edith.
"By the way, aku pernah mencari bukti pembunuhan Gail pada tempat yang kemungkinan dilewatkan tim forensik dan ya, i got it, ada puntung rokok yang jatuh kesela-sela lantai yang berlubang, aku sudah berusaha mencari tahu DNA siapa yang ada disana, tetapi mereka tidak memberitahu siapa pemilik DNA itu, mungkin orang yang sangat berpengaruh sampai mereka menyembunyikan identitasnya" ucap Dixie memberitahu seraya menyerahkan map berwarna cokelat pada Edith. Ia mengambilnya saat singgah sebentar dari apartemennya untuk mengambil pakaian.
"Aku akan menyelidikinya"
"Thank you so much, Ed"
"Kau harus tetap hati-hati, ok? Jangan sampai tindakanmu jadi pedang bermata dua" pinta Dixie
Edith mengangguk lalu menatap Dixie secara intens, berpikir sejenak lalu membuka suara. Kebingungan menjadi suatu hal yang sedang Dixie alami sekarang. Apa yang membuat Edith tiba-tiba diam dan menatap seperti itu? Jarang-jarang lelaki heboh ini demikian.
"You know, Dix? Aku tidak melihatnya lagi, dirimu dengan dendam membara" kata Edith
"What do you mean?" tanya Dixie bingung
"Sekarang kau lebih mengkhawatirkan keselamatanku, Kyle, Dawn, dan Dionne ketimbang balas dendammu" jelas Edith
"Kau ini konyol sekali, tentu saja aku khawatir pada kalian"
"Ini bukan masalahku sendiri but..."laniut Edith
"But?" ucap Dixie mengulangi sambil menaikkan alisnya.
"But, aku sangat ingin membalaskan dendammu itu sekarang" ungkap Edith
"Why?" tuntut Dixie meminta penjelasan.
"Maybe, kau sudah perlahan masuk dan jadi bagian hidupku"
TBC
🦋21 JULI 2020🦋