Chereads / This Note And Words Tanda tanya(?) / Chapter 14 - Temui Kekurang Untuk Menemukan Kelebihan.

Chapter 14 - Temui Kekurang Untuk Menemukan Kelebihan.

Coach Rinci pernah bilang kepadaku, jika kita mencintai seseorang lebih dari 4 bulan dan masih memikirkan dirinya, maka itu artinya kita benar-benar mencintai orang itu, entahlah, aku jadi berfikir apakah perasaan ini hanya sekedar rasa kagum karena kebaikan Ani, atau aku....

" Zatri, bengong lagi, kesambet nanti." Ucap Ani dengan senyum lesung pipi dan gigi gingsul yang terlihat diwajahnya.

" Eh, ma..maaf, Ani. " Dengan gugup aku mengatakannya.

" Kamu mikirin apa ? " Tanya Ani.

" Emm.. itu, Akuntansi, kira-kira pelajarannya susah atau engga ya ?." Ucapku yang ternyata masih mahir mengalihkan pembicaraan, padahal sudah jelas aku memikirkan dia.

" Akuntansi ? aku juga baru pertama kali belajar akuntansi, sampai sini dulu ya Zatri, dari sini aku harus belok ke kanan, dari sana rumahku tinggal lurus ke depan sampai ujung persimpangan, besok pagi berangkat bareng lagi ya, di pangkalan Angkot jam 6 pagi, jangan telat ya Zatri, Daaah....." Ucap Ani yang menunjuk ke arah jembatan yang dimaksud, lalu melambaikan tangan dan sedikit tersenyum.

Aku berfikir, jika aku melewati jembatan itu, aku juga masih bisa untuk pergi ke arah rumahku, walau setelah menyebrang jembatan aku harus berbelok ke arah kiri, sebentar lagi saja, setidaknya sebentar lagi saja, aku ingin berada disamping Ani, Ani sudah 11 langkah dari diriku, Melihat Ani dari belakang, dan terdiam seperti patung.

" Pulang ! " Teriakan Ani yang cempreng tapi imut menoleh ke arah ku dari arah Jembatan.

Detak jantung mulai tidak beraturan, Satu, dua, tiga, langkah kaki diriku ini mulai bergerak dengan sendirinya, tanpa sadar aku menyebrangi jembatan yang di lalui Ani.

" Kalau begitu sampai ketemu besok ya, Ani." Kataku.

" Zatri, kamu lewat sini ? " Tanya Ani yang kebingungan.

" Dari arah sini aku harus belok ke kiri, rumahku tepat ada di ujung sana." Ucapku sambil menunjuk arah di ujung sana.

Setelah itu aku langsung berbelok ke arah kiri, aku sangat gugup sekali, apa yang aku lakukan ? Seharusnya aku tidak mengikuti Ani sampai sini, jika dia tau kalau diriku ini memiliki rasa, apa yang akan terjadi ? aku menuju ke arah rumahku tanpa menoleh kebelakang untuk melihat Ani, sungguh, aku merasa gugup, detak jantung yang terlalu Abstrak, rasanya sangat Aneh namun terasa nyaman, bodoh, aku harus sadar, bahwa aku tidak akan pantas berada di disamping Ani.

Ani, dia Cantik, baik hati, Ceria, dan menggemaskan, sedangkan aku, ah aku bagaikan Beast dalam dunia nyata, dan Ani sebagai Beauty di dunia nyata, dan aku ingat bahwa Kisah Beauty & The Beast hanya ada di dongeng belaka, kumohon hati, berhenti berharap lebih dari ini.

Setelah sesampainya dirumah, aku bersiap-siap untuk berlatih Sepak Bola, hari ini ada jadwal Sparing dengan SSB Cipta Raya.

Mengikat tali sepatu, lalu berangkat, dengan menaiki kendaraan bermotor, aku pergi ke lapangan tempatku berlatih Sepak Bola, suasana pepohonan yang sangat menyejukan, banyaknya pohon bambu di sekitar, bau rumput hijau yang khas, melewati sawah-sawah dan petani yang sedang bercocok tanam.

" Zatri ! " Teriakan Coach Rinci terdengar jelas, padahal aku belum pergi ke parkiran Motor.

Dengan seragam SSB yang ku kenakan, baju berwarna merah dengan strip putih di bagian ujung bajunya, di belakang baju terdapat nomor punggung 36 dan bagian depan terdapat bentuk logo SSB yang mirip dengan Arsenal, celana berwarna putih dan terdapat nomor 36 yang berwarna Merah, Kaos kaki panjang yang berwarna Merah Strip putih, aku siap memulai latihan hari ini.

" SEMUANYA KESINI ! " Coach Rinci memanggil semua anak didiknya.

" Yang engga membawa pelindung kaki, PULANG SEKARANG ! kalau kalian menyepelekan hal itu, artinya kalian engga bersungguh-sungguh dengan cita-cita kalian, kalau kalian cedara saat bertanding yang rugi kalian sendiri, bukan saya, kalau saya masih banyak Anak didik yang disiplin dan punya tekad yang tinggi." Ucap Coach Rinci dengan ketegasannya saat dilapangan.

Memang beberapa dari teman-temanku di Sekolah Sepak Bola banyak menganggap remeh ucapan Coach Rinci, bahkan mereka, saat diluar sana, merokok dengan bebas, padahal Coach Rinci sudah sering mengatakan, Rokok tidak bagus untuk jantung, dan jika Coach Rinci sedang membahas Rokok ke Anak didiknya, aku selalu menjadi bahan contoh yang jantungnya sehat, dan mampu lari dengan cepat.

Setelah melakukan pemanasan, Coach Rinci melakukan Briefing, aku berfikir apa kali ini aku akan turun bertanding Sparing ?

" Kali ini kita Sparing latihan melawan SSB Cipta Raya, formasi yang akan kita gunakan 3-5-2 Diamond, saya mau kita fokus untuk ball posision, penguasaan lini tengah kita yang pegang, Aredho Aldi dan Ical, saya mau kalian buat kesempatan untuk umpan terobosan, Fahmi dan Ajid kalian berdua akan jadi Striker ( FW ) dan second striker ( SS ), saling lihat satu sama lain dan komunikasi, kalau teman kalian sedang di luar formasi lakukan transisi sementara, Josh seperti biasa, kamu Beck tengah ( CB ) yang mengatur posisi teman-teman kamu di belakang, buat Offside trap yang saya ajarkan, Edo kamu beck Kanan ( RWB ) dan Reza kamu Beck kiri ( LWB ), Ical kamu gelandang menyerang ( AMF ) jangan kelamaan mengontrol bola, begitu kamu sudah lihat teman kamu, buat umpan terobosan yang bagus, Aredho Aldi kamu gelandang tengah ( CMF ) sekaligus Captain di pertandingan kali ini, Depril kamu di sayap kiri ( LWF ) jangan kebanyakan gaya kalau sudah pegang bola, manfaatkan talent sinetron kamu, Ari kamu di sayap kanan ( RWF ), Dayat kamu kiper ( GK ), perhatikan teman-teman kamu untuk ingatkan Man to Man Marking ke musuh supaya engga ada kesempatan untuk menyentuh daerah Sepertiga lapangan, Zatri saya mau kamu jadi Stoper. " Kata-kata Coach Rinci yang sangat fokus dan jelas, benar-benar membuat zona semangat dalam diri masing-masing Anak didiknya.

" Coach saya mau tanya, Stoper tugasnya apa ? Saya kan biasa di Beck Kiri ( LWB )." Tanyaku sambil menggarukan kepala.

" Posisi kamu di antara Aredho Aldi dan Josh, sisanya kamu cari tau sendiri, disini saya mau kamu belajar untuk tau kelebihan dan kekurangan kamu sendiri, ingat, julukan kamu, ' Kereta Malam '. " Ucap Coach Rinci sambil memegang Stopwatch ditangan.

Aku merasa kebingungan, kira-kira peranku kali ini, akan seperti apa ? posisi Stoper, aku baru dengar ada posisi seperti itu, dari namanya 'Stoper', mungkin Coach mau aku menghentikan pergerakan musuh, ah, aku gugup.

Pertandingan akan segera dimulai, masing-masing team melakukan jabat tangan terlebih dahulu, dan melakukan Toss Coin.

Captain dari kedua belah pihak yang menentukan pilihan koin kepala atau buntut.

' TINGG '

Koin di lempar dan dijatuhkan ke lapangan, Koin yang muncul bergambar kepala itu artinya pihak musuh yang menentukan untuk memilih Gawang atau Bola.

Musuh lebih memilih gawang, dan artinya team kami yang akan memulai pertandingan pertama.

Ah, lagi-lagi aku merasa takut tidak berguna dalam team, semoga kali ini aku bisa bermain bagus dengan yang lain.

~SSB BINA MUTIARA 0 Vs 0 SSB CIPTA RAYA

' PRIIIIIIIT '

Peluit pertandingan berbunyi, Fahmi mengoper ke arah Aredho, Aredho mengoper ke arah Depril, Depril mencoba untuk memasuki setengah daerah lapangan lawan, Depril di hadang musuh bernomor punggung 3, Ical menghampiri Depril dan memberi isyarat untuk mengoper ke dirinya, Depril masih mengontrol bola, dan dari belakang datang musuh yang merebut bola dari depril.

" DEPRILLL !! KEBIASAAN, OPER ! OPER ! BODOH ! " Teriakan Coach Rinci yang terdengar satu lapangan.

Musuh kali ini sudah masuk setengah daerah lapangan, Ical mencoba menghadang lawan, lawan mengoper ke sisi tengah, Aredho berusaha menghentikan musuh dengan body duel, musuh berhasil melewati Aredho namun bola memantul cukup jauh, di belakang ada diriku, musuh mengarah ke arahku, aku berlari mengejar bola yang terdorong oleh musuh cukup jauh, Akan tetapi lari diriku tidak cukup cepat, Musuh berhasil mendapatkan bola, kini Josh mencoba melakukan pertahanan satu lawan satu, seketika muncul bantuan dari pihak musuh,

" HEY ITU JAGA !! " Teriakan soerang Dayat yang melihat peluang musuh untuk masuk ke daerah pinalti.

Aku hanya diam menonton teman-teman yang dalam keadaan diserang,

" ZATRI !! KENAPA DIAM, KEJAR ! BODOH ! " Teriakan Coach Rinci terdengar jelas digendang telingaku.