Chereads / This Note And Words Tanda tanya(?) / Chapter 11 - Coba, Coba dan Coba

Chapter 11 - Coba, Coba dan Coba

Akhirnya datanglah sosok guru berkacamata, rambut yang beberapa helainya sudah berwarna putih, dengan badan yang gemuk seperti panda, berjalan dari pintu masuk dengan menyilangkan tangan dibelakang badannya dan sedikit membusungkan perut kedepan, tidak ada senyum yang tergambar dari wajahnya, terlihat begitu fokus dan dingin.

" Selamat Pagi Anak-anak, perkenalkan, nama saya Ingan Gersang, panggil saya bapak Ingan. " Ucap Bapak Ingan.

Dengan logat medan yang kental, bapak Ingan memulai pengenalan mata pelajaran pertamanya dengan beberapa hal.

" Ada beberapa yang mau bapak sampaikan, Saat Bapak sedang mengajar, tolong kalian perhatikan, dan dalam Akuntansi itu, kita harus Cepat, bukan hanya sekedar Cepat, tapi Cepat dan Tepat, Logika kita dimainkan, di akuntansi ada yang namanya Debet dan Kredit, dan dari situ Logika kita berkerja, apakah Laporan yang akan kita buat itu akan dicatat kedalam Debet ataupun Kredit, ah, Misalkan PT Sinar Berkah Membeli bahan Pokok kepada PT Makmur Jaya, bagaimana PT Sinar Berkah membuat Jurnal Umumnya, Selain itu, kita juga harus mengerjakan Pembukuan secara bertahap, karena kenapa ?, Karena setiap Siklus Akuntansi yang kita buat pembukuannya, semuanya terhubung satu sama lain, jika kalian ada yang satu saja, salah, ah, maka semua hasilnya juga akan salah, jadi yang dibutuhkan saat kita mengerjakan Akuntansi itu, Cepat, Tepat, Teliti, Rapih, dan Sistematis. apa itu Sistematis ? yaitu mengerjakan Pembukuan secara bertahap dan beraturan. "

Begitulah pidato dari Bapak Ingan dengan logat medan yang kental.

Mendengar hal yang berkaitan tentang akuntansi dari Bapak Ingan, aku berfikir, apakah aku akan bisa memahami mata pelajaran ini ? Semoga saja aku bisa, tidak.. semoga saja aku menyukai pelajaran ini.

Setelah Bapak Ingan berpidato, murid-murid yang ada di kelas ini mulai memperhatikan dasar-dasar Akuntansi yang Bapak Ingan tulis di papan putih, bau spidol yang menyengat, aku bisa mengetahui bahwa spidol yang digunakan Bapak Ingan, adalah Spidol yang baru.

Karena kita semua belum mempunyai buku Praktek Akuntansi, dan Buku Besar untuk melakukan pembukuan, kali ini kita semua hanya menyaksikan Bapak Ingan mengerjakan contoh soal pembukuan dalam Akuntansi.

Ahh.. suasana yang begitu menegangkan, benar-benar sunyi, yang terdengar hanya suara gadis yang sedang menggosip di kelas sebelah, bahkan Bapak Ingan juga sering menggedor pembatas Kelas.

'Drek..Drek..Drek'

Bagaimana tidak menggosip, kalau semua kelas yang disebelah isinya adalah perempuan, aku mencoba memahami segala hal yang Bapak Ingan beritahukan, tapi kenapa sulit sekali untuk memahami, ayolah Zatri ini baru awal, jadi wajar saja, kan ?

Tidak ada hal yang instan, kecuali Kopi bungkus dan Mie Instan, disaat aku merasa kebingungan, sesekali aku melihat Ani dari belakang, rambutnya yang lumayan panjang, senyumnya yang terlihat dari samping, sungguh, bisa membuatku membangkitkan semangat.

Tapi jujur aku sedikit tidak merasa nyaman dengan kursi ini, alas yang terlalu kecil, bahkan saat aku ingin bergerak keluar, aku tersangkut alas meja.

Aku melihat sekitar, Rizka Yunizar, dia duduk sendirian di sebelah kanan dan paling belakang, apa dia tidak merasa takut ya ? tidak ada teman di sampingnya, dia tepat di belakang Sonya, mungkin Sonya satu-satunya orang yang bisa di ajak bicara jikalau dia merasa kesepian.

Baiklah mari melakukan yang terbaik apapun itu, mata pelajaran Bapak Ingan ada 3 Jam lamanya, dan Bapak Ingan hanya menggunakan waktu 2 setengah jam untuk mata pelajarannya, dikarenakan kita semua belum mempunyai buku besar dan buku Praktek Akuntansi, Bapak Ingan mengakhiri mata pelajarannya.

Masih ada sisa waktu setengah jam sebelum bel pulang berbunyi, kira-kira hal apa ya, yang bisa memecahkan ketegangan Murid yang ada di kelas ini, aku ingin semua bisa saling berkomunikasi, dan memecahkan keheningan yang ada.

Arrrghh.... aku tidak ada ide sama sekali, mungkin jika aku membenturkan kepala ke alas meja ini... uhh tidak, aku rasa tidak, bisa-bisa aku Amnesia... yaaaa AM..NE..SI..A

EUREKA... aku menemukan caranya, game Amnesia, ah bukan, maksudku lebih tepatnya adalah Game ' Aku Siapa ? '.

" Don, Kita main game aja, Gimana ? " Seruku.

Dony yang sedang sibuk mencari harta karun dalam hidungnya, menunjukan ekspresi tertarik, eheeemmm.. bukan tertarik dalam hal yang lain, tapi tertarik dengan ide ajakanku untuk bermain.

Aku juga mengajak Adam, Rusli dan hari, kita berlima hengkang dari kursi masing-masing dan mulai maju kedepan dekat papan tulis, ASTAGA, aku membayangkan kami berlima maju dengan gagah seperti yang ada di film Crows Zero, dengan backsoundnya yang unik.

*Tulilulilut tut tulilut tulilut tulilulilut *

" HOY.. GENJEUH ! DETE KOI KORA !. "

Astaga tuhan, Imajinasiku melampaui hal yang wajar, lupakan.

Aku menjelaskan rencana ke mereka berempat, kita akan melakukan Hompimpa terlebih dahulu untuk mengetahui siapa yang menjadi Aktornya, dalam permainan ini akan ada satu orang yang menjadi Aktor yang tidak tau dia akan menjadi apa, dan sang Aktor dalam situasi jumpa pers, yang lainnya nanti menjadi wartawan, satu orang menentukan Tokoh terkenal yang akan digunakan oleh sang Aktor lalu menuliskan nama Tokoh terkenal itu di Papan Tulis, akan tetapi orang yang menjadi Aktor tidak boleh mengintip sama sekali dan harus tetap fokus mengarah kedepan kemudian menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan.

" HOMPIMPA ALAIUM GAMBRENG. " Kumat kamit kami Berlima.

Yang menjadi Aktornya adalah Hari Sujana, kami berempat berunding siapa yang akan menentukan Tokoh terkenal yang akan digunakan sang Aktor.

5 menit kemudian, hasilnya yang akan menentukan Tokoh terkenal adalah aku, Tokoh yang akan aku gunakan aku tulis di papan putih dengan Spidol Bapak Ingan yang tertinggal.

Permainan dimulai, para wartawan memulai pertanyaannya.

" Permisi Saya dari tabloid ' MASA GITU ', Apa bapak menyukai Baso ?. " Tanya Dony.

" Iya Iya, pasti itu, saya suka Baso. " Jawab Hari.

" Saya dari Majalah ' BABANG TAMVAN ', Apakah pendapat anda tentang negara Indonesia ? " Tanya Ku.

" Indonesia, sangat panas, wanitanya Cantik-cantik, Saya suka." Jawab Hari.

" ummm... ummm.... ummm... saya dari ummm.. Majalah ' SUKA SUKA', umm.. itu umm.. apa anda sudah pernah mencoba Sate ?. " Tanya Adam.

" oh tentu saja, sudah, Sate Cobra, Sate kambing, Sate Ayam, sudah pernah saya coba. " Jawab Hari.

" Saya dari media masa ' Koran Pagi ', apakah Bapak pernah ingin menjadi presiden Indonesia ?. " Tanya Rusli.

" Ahh iya, tentu, jika tuhan berkehendak, saya akan menjadi presiden Indonesia, pilih saya No 7, saya suka Nomor 7, Nomor punggung Christiano Ronaldo. " Jawab Hari.

Masing-masing yang menjadi wartawan sudah mengajukan pertanyaannya, sekarang giliran Hari yang menjawab, siapakah tokoh terkenal yang dimaksud.

10 Menit berfikir, dan akhirnya Hari mendapatkan jawabannya.

" Dari pertanyaan tadi, Aku rasa, aku adalah

' PRESIDEN BARACK OBAMA '. " Ucap Hari.

Deng deng deng..... yaaak, betul Tokoh terkenal yang aku tulis di papan putih adalah

' PRESIDEN BARACK OBAMA ', dari apa yang kita ber 5 lakukan, beberapa murid mulai tertarik juga untuk bergabung dan mencoba permainan ini, Dhita dan Febi ingin ikut bermain, sedangkan yang lain masih di tempat duduknya masing-masing dan menonton kami yang ada di depan papan tulis putih.