Apa kalian pernah bertanya-tanya arti sebuah pertemuan ? banyak hal yang mudah datang dan juga banyak hal yang mudah untuk hilang, sebuah kenangan yang akan tinggal menjadi sejarah dalam buku kehidupan, saat itu terjadi apa kamu akan menyimpan buku itu dengan baik-baik atau ingin membuangnya saja?
Dan apakah, hal yang terjadi saat SMP akan terulang lagi ?, semoga saja.. tidak terulang lagi. suatu ikatan, persahabatan, yang dengan mudahnya hilang dan dilupakan, atau mungkin hanya diriku saja yang menganggap bahwa aku memiliki sahabat.
Dari semasa SD sampai dengan SMP, aku tidak mudah bergaul dan berbaur dengan yang lain, banyak yang bilang sifatku itu Introvert, tapi aku tidak merasa bahwa aku orang yang introvert, aku hanya sangat pemilih untuk berteman dengan seseorang, karena jika tidak seperti itu, kejadian buruk sewaktu SMP bisa terulang dan mungkin aku akan menjadi salah satu dari mereka, lupakan.
Akhirnya aku bisa pulang kerumah setelah menikmati hari pertama dan terakhirku di kelas Siang, hal yang menyebalkan saat menaiki Angkot, ketika aku satu-satunya penumpang yang ada, perjalanan yang hanya 30 menit bisa menjadi 1 jam 30 menit, maka dari itu aku selalu menghafal wajah pengemudinya, mana yang tidak suka beri Harapan Palsu ke penumpang dan mana yang suka beri Harapan Palsu ke penumpang, kalian pernah merasakannya, kan?.
Untunglah hari ini, Angkot yang datang bukan yang hobi beri harapan palsu. duduk di paling belakang sambil bersandar dibagian kaca mobil belakang, saat aku menengok keluar jendela, aku jadi ingin tau, bagaimana keadaan Ani sekarang ?.
Apa dia sudah bertemu teman dekatnya sewaktu SMP, semoga saja mereka satu kelas, supaya tidak ada penghalang, karena yang aku tau, saat teman dekat kita memiliki kenalan baru, perlahan kita bisa dilupakan, dan berubah menjadi orang asing, hmph.. ternyata melamun sambil menengok ke luar jendela itu, seru juga.
Sesampainya dirumah pada pukul 18:30 pm WIB, hal pertama yang kudengar ucapan yang muncul.
" Kamu, udah makan, belum ? Makan sana. " Pertanyaan favorit Nenek saat aku sudah sampai dirumah. aku memberitau kedua orang tuaku, besok aku masuk ke kelas pagi, karena kedua orang tuaku tau, disiang hari aku harus berlatih sepak bola, tidak banyak pertanyaan yang terlontar.
Selesai membereskan semua pakaian, mandi dan gosok gigi, teman terbaik setelah itu adalah kasur, berbaring sambil menatap atap langit, berkhayal, aku bermain di lapangan Gelora Bung Karno, dengan banyaknya penonton, pasti rasanya sangat menegangkan.
Terlalu lamanya berkhayal membuatku terlelap dalam malam yang dingin, Matahari mulai menunjukan kegagahannya.
" Zatri, bangun nak sudah pagi." Suara lembut ibuku terdengar samar-samar.
" He, bangun, engga sekolah kamu." Sambil menoel badanku, nenek sudah membuatkan ku susu Coklat hangat, minuman kesukaan ku.
" Hoaaaamph.... *Membuka lebar mulut*, iyaa Nek ini aku bangun." Dengan setengah sadar aku terbangun, setengah kesadaran ku masih berada di kasur.
Pergi untuk mandi, dan bersiap-siap. memasang dasi abu-abu lalu mengikat kedua tali sepatu, 'huufft huuh'.. sedikit menghela nafas dan mari kita mulai hari yang baru ini.
Aku sudah membuat janji sebelumnya dengan Dony di depan gerbang sekolah, agar kita masuk ke kelas pagi bersama dan bisa menerima rasa tegang bersamaan. jika masuk sendiri, rasanya seperti orang yang tersasar menyari alamat, kan ?.
" Dony !, wihhh sudah rapih, kira-kira anak-anak di kelas pagi seperti apa ya ?. " Ujar ku.
Dari depan gerbang sekolah tinggal beberapa langkah lagi untuk sampai di kelas.
* DEG..DEG!! DEG.. DEG..DEG!! *
Astaga kenapa detak jantung ku terasa aneh, perasaan apa ini. seharusnya aku tidak perlu khawatir, karena aku bersama Dony, tapi kenapa Jantung ini berdetak tidak beraturan?.
Tidaak, mungkin aku merasa takut, akan tekanan yang ada di kelas Unggul. semakin aku melengkah mendekat, semakin tidak beraturan Detak jantungku, astaga aku rasa ada yang salah dengan diriku, 3 meter ruangan kelas itu sudah nampak jelas dimataku, pintu yang tertutup, suasana yang hening, astaga rasanya aku ingin pulang saja.
Tersisa 7 langkah lagi, ini dia, 7 langkah.. 6 langkah.. 5 langkah..4 langkah.. 3 langkah.. 2 langkah.. 1 langkah..
" Dony ! tunggu, aku mau menghela nafas sebentar. " Seru ku.
Ayolah ini tidak akan terasa sulit bukan ?, kenapa perasaan ini sangat aneh, memejamkan mata sejenap lalu menghela nafas, aku akan beranikan diri, okaaay mari kita buka pintu ini.
*Clap*
Seketika semua perhatian orang-orang yang di kelas ini tertuju pada kami berdua.
* DEG..DEG!.. DEG!..DEG..DEG!.. *
Ya tuhan, aku tau sekarang, arti dari perasaan yang aneh ini, detak jantung yang tidak beraturan, kenapa ? aku tidak mengetahuinya dari awal, kenapa ? aku tidak bisa menduganya sejak awal, bagaimana bisa..... dia...ada disini.
" Zatri ! kelas multi media bukan disini, kenapa kamu masuk ke kelas akuntansi ?. "
Suara Cempreng yang tidak asing ini, iya, benar ini suara dia... Ani, tapi bagaimana bisa ? dia ada di kelas unggul, aku sudah memastikannya, kalau nama Ani tidak ada di kelas Unggul, tunggu... name tag di bajunya.
tertulis ' Catherina Arhiani '.
Jadi selama ini namanya adalah Catherina Arhiani, lalu Ani adalah nama panggilannya. astaga,.. dalam hati aku tertawa, dasar bodoh, nama Ani yang aku cari di papan pengumuman waktu itu tidak ada, pantas saja. bodoh, dasar bodoh.
Aku hanya tersenyum, dan bilang bahwa aku tidak jadi memilih jurusan Multi Media, karena ke inginan ku sendiri. haruskah hati ini merasa lega ? padahal aku sudah tidak memikirkan, aku bisa satu kelas dengan Ani atau tidak, karena aku telah mengira Ani tidak menetap disekolah ini.
Tuhan apa ini adalah suatu pertemuan yang kau rencanakan ? Apapun itu aku akan menerima kehendakmu. mau bagaimanapun aku tidak mampu membobongi perasaan, aku telah jatuh hati pada Ani, tetapi aku sadar, aku tidak mungkin bisa dicintai oleh Ani, cukup melihatnya dari kejauhan, sudah bisa membuatku bersemangat.
Bukan hanya Ani, Rusli juga ada di kelas ini, aku dan Dony duduk di barisan pertama bagian ke 4, jumlah laki-laki di kelas ini ada 5 sudah termasuk aku dan Dony.
Aku mendengar kalau disini, wali kelasnya baru bisa hadir hari ini, kemarin belum bisa hadir, jadi hari ini perkenalan dengan Wali kelas.
Aku mengamati sekitar, yang aku lihat, wajah-wajah orang di kelas ini, begitu serius dan dingin, mungkin karena belum terlalu kenal satu sama lain, yang menyebabkan tekanan suasana di kelas ini begitu tinggi.
*Knock..Knock*
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, dan terlihat sosok orang tua yang berumur 50an, masuk kedalam kelas, menggunakan kemeja garis biru vertikal.
" Selamat, pagi, Anak-anak, nama Bapak, I Gede gusti Ngurahrai, panggil saja saya Bapak Gede."