Tekanan ini membuat ku menghela nafas dengan perlahan, tuhan, tolonglah aku, aku mohon, demi impian ku. semoga kau mendengar doa ku, aku mohon.
" Pak, Maaf, tapi saya harus pindah kelas yang jam masuknya di pagi hari, di siang hari saya harus latihan sepak bola, di luar sana saya ikut Sekolah Sepak Bola, dan saya harus banyak latihan, untuk persiapan seleksi timnas U-15, Saya mohon pak *menundukan kepala*, impian saya untuk bisa jadi pemain TIMNAS, tolong perbolehkan saya pindah kelas pak, Saya mohon. " Kata-kata yang bergetar dari bibir ku, aku tak sanggup menerima jika memang mutlak tidak diperbolehkan untuk pindah kelas.
" ahh kamu, bikin saya jadi sedih aja, kalau memang kamu ikut Sekolah Sepak Bola, buktinya apa?." Tanya Bapak Candra dengan rasa tidak percaya.
Untungnya aku memiliki ID card tanda keanggotaan Liga Junior, dengan bergegas aku membuka tasku, dan menunjukan ID card yang aku miliki.
" Terus kalau kamu, juga sama ikut sekolah sepak bola ?. " Tanya Bapak Candra terhadap Dony, dengan sigap aku yang menjawab pertayaan dari Bapak Candra.
" Iya pak, dia juga sama seperti saya, kita satu Sekolah Sepak Bola, jadi saya mohon bapak mengizinkan kita, untuk pindah kelas."
Setelah itu aku sangat merasa lega, karena Bapak Candra mengizinkan aku dan dony pindah kelas, tapi, dengan satu syarat, aku dan Dony harus menemukan murid akuntansi yang masuk di pagi hari untuk bertukar kelas dengan kami. satu masalah selesai, sekarang ada rintangan lagi yang harus di hadapi, aku berdiskusi dengan Dony, apa mungkin ada orang yang mau bertukar kelas dengan kami?, kami butuh dua orang yang bersedia bertukar kelas, aku dan Dony mencari ke kelas pagi Akuntansi, kami mengintip dari luar jendela tetapi sudah tidak ada orang yang terlihat sama sekali, huuuuh.. kalau begini bagaimana caranya menemukan orang yang mau bertukar kelas. Sekolah yang berlantai 3, lantai 3 ditempati oleh anak kelas 3 di pagi hari dan di siang hari di tempati oleh anak kelas 2, tampat anak kelas 1 berada di lantai 2, suasana kelas unggul dan kelas reguler memang berbeda, entah kenapa di kelas reguler memiliki suasana yang lebih terbuka sedangkan di kelas unggul lebih tertutup, mungkin karena kelasnya memiliki pendingin ruangan.
Aku berdiri dekat pagar pembatas lantai ketinggian, dan memperhatikan orang-orang yang ada di bawah, apa aku akan punya banyak teman di sekolah ini?.
" Zatri !, duduk di kelas aja, jangan berdiri disitu. " Sautan Dony dalam ruangan kelas.
Dony tau kalau aku memikirkan bagaimana caranya menemukan orang yang mau bertukar kelas, entahlah. aku melipat tangan ku dan menjadikannya alas untuk aku tidur di atas meja, menyerah saja, BODOH !, selangkah lagi aku bisa berpindah kelas, jika sudah berpindah kelas, aku tidak perlu khawatir soal latihan Sepak Bola ku, ahhh.. kenapa aku membayangkan senyum Ani, padahal, dia tidak menetap di sekolah ini. apa nanti aku bisa menemukan gadis yang baik seperti Ani. sekilas aku mendengar suara perempuan, suara yang cempreng, tapi aku tau, kalau itu bukan Ani.
" Permisi, mau tanya dong, kata Bapak Candra, ada yang mau tukeran kelas ya?, aku dengan Rahna dari kelas Pagi, disini orang yang mau tukeran kelas siapa ?. " Ucap gadis yang memiliki perawakan korea, matanya sipit, berkulit putih dan bibir yang kecil.
Suara itu, perkataan itu, apa mungkin aku bermimpi?.
" Zatri, bangun, itu ada orang yang mau tukeran kelas." Dony menggoyangkan badan ku dan berusaha membangunkan ku.
Aku terbangun, jadi ini bukanlah mimpi?, benar-benar bukanlah mimpi. aku melompat-lompat seperti katak yang kegirangan, aku menghampiri kedua gadis itu, memberitau kalau aku dan dony orang yang mau bertukar kelas, terimakasih tuhan, kau telah mambantuku.
Bergegas kami berempat pergi keruangan Bapak Candra, dan mulai mengurus beberapa hal administrasi untuk bertukar kelas. untunglah, aku sangat tidak menyangka, saat aku mencari orang yang ingin bertukar kelas, disaat aku mulai ingin menyerah, justru orang itu datang dengan sendirinya, pertolongan tuhan, selalu datang dengan tidak terduga, betul, kan ?. aku berterimakasih kepada dua gadis itu, mereka berdua bergegas untuk pulang, ahh iya aku lupa menanyakan namanya.
" Nama kamu siapa ?!. " Tanya ku sambil berteriak.
" Nama aku Risma !." Jawab Risma sambil berlari.
Mulai besok aku dan Dony sudah bisa bertukar kelas, sekarang kita harus menikmati satu hari di kelas siang ini. aku dan Dony duduk di barisan ke 4, bagian belakang ke 2, tidak terlalu di belekang dan tidak terlalu di depan, di hari pertama lebih utamakan perkenalan murid-murid dan wali kelas, di kelas ini Wali Kelasnya adalah Ibu Danty, guru bahasa Indonesia, jika dia berbicara aku merasa seperti sedang di beri dongeng sebelum tidur, ya betul membuatku mengantuk dan ingin menutup mataku, sebentar saja, sebentar saja aku mentup mataku. hari senin selalu bisa membuatku merasa sangat berat menjalani hari-hari bersekolah. entahlah, tapi itu yang aku rasakan. apa kalian juga merasakan hal yang sama ?.
" Kamu, kamu, yang tidur, baru hari pertama masuk sekolah, tidur di kelas." suara lembut Ibu Danty tertuju ke arahku.
Dan lagi, Dony menggoyangkan tubuku dan mencoba membangunkanku. aku diminta untuk maju kedepan, memperkenalkan nama, tempat tinggal, dan Cita-cita.
" Perkenalkan nama saya Muhamad Zatri, saya tinggal di Dasana Cantik, Cita-cita saya bisa menjadi TIMNAS Indonesia. "
" Coba Zatri kamu jelaskan, kenapa kamu tidur di kelas? saat jam kelas sudah dimulai." Tanya Ibu Danty.
" Maaf ibu Danty, saya mengantuk karena suara ibu yang lembut. " Jawab ku.
" Cieee!!! " Suara sorak dari satu ruangan.
Aku diminta Ibu Danty kembali ke tempat duduku dan tidak mengulanginya lagi, aku kebingungan, kenapa yang lain menyoraki ku, seakan aku sedang merayu Ibu Danty, padahal aku memang mengantuk karena Suara lembut Ibu Danty yang seperti sedang mendongeng itu. di kelas ini laki-lakinya ada 6, sudah termasuk aku dan dony.
Jam istirahat tiba, aku dan Dony, pergi ke kantin, suasana Kantin seperti di gang yang sempit dan jalur yang panjang, aku dan Dony membeli Siomay, rasa Ikan pada Siomay ini sangat terasa, dan bumbu kacang yang medok, untuk seterusnya jika aku lapar, aku akan membeli siomay ini lagi, Dony juga membeli cemilan yang bentuknya seperti Lidi tapi memiliki rasa yang pedas dan asin. di kelas ini aku hanya dekat dengan Dony, kalau dipikir-pikir hari ini, hari pertama dan terkahir kita, ada di kelas Reguler, untunglah aku satu kelas dengan Dony dan dia yang memberitau ku ide untuk pindah kelas, kemudian 2 gadis yang ingin bertukar kelas dengan kami, semuanya berjalan dengan tidak terduga, tinggal menikmati 1 hari ini, dan esoknya Kelas Unggul pagi hari akan datang, kira-kira akan seperti apa Kelas Unggul itu ya, Obrolan ku dan Dony hari ini, seputar, bagaimana suasana kelas Unggul itu, aku rasa disana banyak murid yang pintar dan cerdas, apakah disana akan terasa menegangkan dan mencekam, entahlah, aku belum tau pasti, yang aku tau, hati ini berdegup dengan kencang, apa karena aku khawatir dengan suasana Kelas Unggul yang menekan, semoga semua tetap berjalan lancar.
" Zatri, sewaktu di ruangan Bapak Candra, kenapa kamu bilang, aku juga ikut Sekolah Sepak Bola ? padahal aku ga pernah ikut sama sekali. " Tanya Dony.
" Kamu punya alasan, kenapa kamu mau pindah kelas ?." Balik Tanya ku.
" Alasan ku, karena kalau ruangan kelas Reguler ga ada pendingin ruangannya, dan panas saat disiang hari, saat diruangan aku juga menahan panas." Jawab Dony.
" Kalau kamu bilang seperti itu ke Bapak Candra, menurut kamu, kamu dapat izin pindah kelas ?. " Seru ku.
" Mmmm.. engga *menggelengkan kepala* ". Ucap Dony.
" Itu sebabnya aku sedikit berbohong, kamu kan sudah membantu aku juga untuk bisa pindah kelas, jadi menurutku, aku juga harus bantu kamu bisa pindah kelas, karena itulah tugas teman, Betul, kan ?. " Penjelasan yang aku berikan menjadi akhir obrolan kami di jam istirahat, hanya tinggal beberapa jam lagi, dan besok semoga berjalan dengan baik.