Kryuuu....
"Kak Ana... Laper ni,"
ucap Eleniel sambil memegang perut nya yang sudah mulai berbunyi terlihat mereka bertiga nampak cukup kelelahan setelah beberapa hari meninggal kan Desa bahkan hingga kini mereka tak menemukan apa pun yang bisa di makan.
Kryuuuk...
Suara perut Amarie pun juga ikut berbunyi, terlihat wajah manisnya nampak merah merona saat Eleniel dan Anariel memandang nya.
"Ulu ulu.. marie mau makanan ku? Ini ambil saja,"
ucap Anariel sambil mencubit pipi marie dan tangan yssrcd Hi w wang satunya menggambil sisa bekal terakhir mereka.
"Ah kakak aku kan juga ma..,"
belum sempat Elen menyelesaikan ucapannya dia segera di sumpal dengan kantong air kosong oleh kakak nya.
"kau cari saja di tepi sungai, ikan dan air biar kami yang menyiapkan perapian untuk malam ini,"
nampak nada paksaan dari ucapan Anariel, dia terlihat ingin memonopoli Amarie sendiri sambil kembali melihat Amarie yang kini sudah duduk di pangkuannya.
"Buka mulut marie, aaaaa,"
ucap Ana.
Amarie terlihat menikmati makanan itu terlihat sisa makanan masih sedikit tersisa di sebelah bibirnya.
Melihat hal itu Anariel mendekatkan wajahnya dan mengambil sisa makanan tersebut dengan sedikit menggoda Marie, memang mereka bertiga sangat akrab dan juga tidak akrab.
Mereka akrab ketika bersama membahas sesuatu yang tidak menyangkut Amarie namun bila membahas siapa yang paling menyukai Amarie kakak adik itu sangat tidak akur,memang para Nimfa tidak jarang menyukai sesamanya karna mereka memandang para laki laki adalah sampah.
***
Siang pun berganti malam nampak ikan yang tadinya di sungai kini sudah terbakar di atas api ungun yang mereka buat dan di sekitar nya nampak beberapa buah Mangga dan Apel
Aaamm....
Terlihat Elen sedang menyodorkan buah apel yang sudah dia potong ke dalam mulut Marie.
Sementara Ana kakaknya, kini terikat di sebuah pohon di dekat mereka dengan tangan terikat di belakang
"Elen ayo lah,"
ucap Anariel sambil berusaha melepaskan ikatan Eleniel.
"TIDAK! kalian sudah bermain curang kan saat aku tidak ada,"
ucap Elen sambil melihat Ana nampak mata Anariel membuang pandangan ke samping yang menandakan bahwa dia tak bisa mengelak.
"Dasssar,"
lontar Anariel.
"Ax....Elen.....aku tak bisa bernafas!!!,"
pekik Amarie.
Menyadari bahwa dekapan nya kepada Amarie mengencang sehingga Marie tak dapat menikmati apel yang dia berikan..
Srek..
Grsk..
Sreeeek.
Terdengar di kegelapan malam suara semak semak yang bergesek secara tidak wajar yang membuat mereka bertiga langsung terdiam
Wush...
Kemudian melompat lah beberapa satir dari balik semak semak pandangan mereka tertuju pada dada Anariel yang memang Eleniel mengikatnya dengan posisi yang sangat menggoda.
"Fufufu.... Nimfa di temukan mas bro,"
ucap salah satu satir dengan kaki keledai nya.
"Fufufu... Hai gadis baik mari saya temanin"
Ucap satir lainnya seraya berjalan mendekati Anariel yang sedang terikat sementara Eleniel dan Amarie duduk dengan santai seperti tak peduli.
Dan saat tangan para satir hampir menyentuh kepala Anariel bola mata wanita itu berubah menjadi merah disertai dengan telinga serigala dan taring yang terlihat keluar
"BEAST!!!"
teriak para satir.
Para satir itu lari ketakutan karena mereka baru saja melihat Beast dan membuat insting mereka tergerak menjauhi bahaya"BEAST!!!"
Para satir itu lari ketakutan karena mereka baru saja melihat Beast dan membuat insting mereka tergerak menjauhi bahaya.
Est: wujud beast Anariel
"Hah dasar laki laki .... Kalian hanya sampah di semua tempat,"
ucap Anariel angkuh dan segera berdiri.
Terlihat tali yang mengikat dia sudah tercerai berai kemana mana menyisakan dirinya tanpa ikatan.
"Ah... Dasar laki laki bodoh! Berani beraninya mereka mengusik waktu ku bersama Marie" ucap Elen.
Terlihat mereka tampak kesal dengan satir tadi.Kemudian malam itu mereka tertidur dalam keadaan kesal.
Pagi Hari,
"Eh.... Aku merasakan ada beberapa tanda kehidupan milik manusia di sekitar sini,"
ucap Amarie sambil menunjuk ke sebrang sungai dan menembus pepohonan meski jarak nya lebih dari 20 mil namun Eleniel dapat merasakan keberadaan Manusia.
" Ha manusia? Berarti dia adalah salah satu Demi Rogha kan,"
ucap Eleniel sambil segera mengambil senjatanya dari atas batu.
Melihat hal itu Ana dan Marie pun juga bersiap menuju Demi Rogha Manusia yang Elen rasakan .
"1"
"Tidak"
"3...."
"Eh bukan"
"...7"
"Emm ada banyak sekali manusia di sekitar sini"
tebak Marie ketakutan sambil mendekap lengan Ana,Mereka pun segera pergi ke tempat yang Marie tunjuk karna mereka hanya ingin tau seberapa hebatnya Manusia sampai sampai di pilih menjadi Demi Rogha.
***
Blup...
Blup...
Alex sedang berada di dalam air Sembari mengenakan Sihir gelembung untuk dapat bernafas di dalam air.
Kemudian Alex menemukan Tasnya yang sedang tersangkut di Batu karang dengan sigap ia mengambilnya,Kemudian Alex segera ke permukaan lalu menuju ke Pesisir pantai.
Bruk...
Bruk...
Alex mengeluarkan isi Tasnya dan
beberapa barang dari Tas yang ia keluarkan terlihat basah,terlihat menggelinding sebuah cincin dari tas yang Mencoba Alex keluarkan.
Menyadari hal itu Alex teringat ini sebuah cincin yang berada di rumah,ia pun memegang erat cincin Hitam berlogo kepala Naga.
"Aporrófisi neroú"
ucapnya sambil memegang Bola kristal yang sedikit retak di tangan kanannya.
Kemudian barang barang dan Buku diary milik Alex yang tadinya basah kini kembali menjadi kering beberapa gelembung air melayang di udara.
Alex segera membereskan barang barang yang barusan ia keringkan lalu ia berjalan ke Hutan sambil mengenakan Tas kecilnya di bagian belakang pinggulnya.
Srek
Srek
Alex mencoba menyingkirkan beberapa dedaunan yang menghalangi jalannya...
BRUK!
Terdengar suara orang jatuh, mendengar suara itu Alex mengendap endap untuk mengintip.
"argh,"
ucap seorang Satir yang terjatuh.
Alex kaget ketika melihat bahwa kaki orang itu seperti keledai.
"Ayolah bung bangun kita harus mencari Wanita lagi,"
ucap teman di sebelahnya sambil mengawasi disekitarnya.
Kini Alex mengendap endap semakin dekat hingga di belakang semak semak Orang satir itu.
"Hei bung kau merasakan sesuatu?,"
Deg deg...
Alex sedikit bedetak kencang jantungnya meskipun ia tak begitu takut dengan mereka tapi siapa pun akan merasa takut ketika berusaha menyembunyikan diri namun kini sepertinya persembunyiannya sudah di ketahui.
saat salah satu satir hendak mendekati semak semak dan membuka beberapa dedaunan.
Cep!
Terlihat salah satu anak panah melewati kepala Alex Anak panah itu hingga menancap ke kaki Satir itu.
"Arghhh sakit"
Dengan sigap Alex segera melirik ke belakang terlihat seorang Wanita berdiri di atas pohon ia sedang mengambil anak panah kembali kini sepertinya dia mengincar Kepala Alex.
Tak berpikir lama Alex langsung meloncat keluar semak semak untuk menghindar supaya Mengganggu bidikannya.
"Heh Manusia?!,"
belum selesai berbicara salah satu satir itu,kini terlihat anak panah meluncur kembali.
Cep!
Meskipun Alex sudah menghindarnya anak panah itu tetap mengenai tangan kiri Alex.
"fuh.... ah.... hei siapa kamu,"
teriak Alex mengarah ke kegelapan di balik semak semak sambil memegang tangan kiri yang terkena anak panah.
Wush!
Terlihat seorang Wanita dengan sebuah Sayap seperti burung Phoenik kini turun di depan Alex di pundaknya terlihat seorang Wanita yang memegang staf dengan tatapan yang terlihat mengerikan.
"Wuahahahahhaha Kak Ana lumayan juga bidikannya,"
ucap wanita bersayap itu,kemudian muncul wanita Dari balik semak semak sambil memegang Busur.
"Sepertinya dia yang telah memanahku,"
barin Alex.
kemudian para satir terlihat seperti ketakutan melihat 3 wanita yang terlihat benar benar mengerikan bahkan seperti melihat hantu saja.
"B b beast!!! Rogha Beast,"
ucapnya sambil menarik narik temannya yang kakinya terkena Panahan.
"Kalian tau mereka?,"
tanya Alex kepada 2 orang satir.
"Dia Demi Rogha! cepatlah kau pergi Wanita Nimfa itu sangat membenci Manusia dan lagi kau seorang Pria dia sangat sangat membencimu!,"
teriaknya salah satu Satir yang terluka terlihat mata geramnya seperti mengancam 3 wanita itu.
Wush!
Wanita yang memiliki wujud sayap ia terbang kemudian mengambil sebuah kayu yang ujungnya sedikit runcing saat dia terbang hendak menancapkan kayu itu kepada Salah satu Satir dengan sigap Alex menendang kayu itu hingga hancur.
Breek!
"hei cepat kalian pergi,"
perintah Alex kepada 2 satir kemudian Mereka pergi hingga menembus semak semak.
"Cih Kau kau kau kau kau kau kau kau kau kau ..... mengagalkan mangsaku,"
ucap wanita bersayap merasa marah kepada Alex.
"Sudahlah Elen lupakan mereka sepertinya Manusia laki laki ini lebih menarik,"
ucap Anariel kepada Eleniel dari kejauhan yang kemudian ia kembali mengambil anak panah untuk membidiknya kembali.
Alex bukannya fokus untuk menghindar namun ia sedikit terganggu melihat wanita yang sedari tadi hanya diam bahkan tak mengeluarkan kekuatannya meski sepertinya dia yang terlihat lebih kuat.
Cep!
Anak panah itu melesat melewati kepala Alex, dengan sigap Alex meraih anak panahnya ,kini ia berhasil menghindarnya yang kemudian memegang anak panah itu di tangannya.
Di lanjut dengan wanita bersayap yang bisa di sebut Eleniel, dia kini memegang sebuah bambu sumpit yang hendak menembakan kepada Alex.
"Hei hei hei kasih santai napa,"
ucap Alex sambil berlari untuk menyerang mereka sembari mengambil Batu kristal di tasnya.
"Tongkat tongkat berubahlah woi buruan,"
Alex memerintah kan Batu kristal itu untuk berubah menjadi tongkat namun sepertinya Batu kristal itu tak mau berubah,Karena batu Kristal itu tak mau berubah menjadi tongkat kemudian Alex berusaha Untuk membalikkan arah yang tadinya berlari mendekati mereka kini membalikkan arah untuk menjauhinya.
Syut!
1 peluru dari sumpit Eleniel mengenai punggung Alex.
"Argh....."
Alex hanya menggeram menahan Sakit dan merasa sedikit kesal dengan bola kristal yang tak mau berubah menjadi tongkat,Karena jika Bola kristal tak mau berubah menjadi tongkat ia tak bisa menggunakan Sihir Air dan Es nya.
"Wuhahahaha Kak Ana aku juga mengenainya nih ulu ulu,"
Ucap Eleniel sambil terbang sekitar 2 meter sembari memegang Sumpit.
"Sepertinya dia lemah Elen tak asik bermain dengan Rogha Manusia yang rendahan,"
ucap wanita itu yang tadinya ia hanya mengamati perkelahian kini dia melontarkan suatu kata
Kemudian ia kembali melontarka pertanyaan kepada Alex.
"Hei Manusia apakah benar kau seorang Rogha?,"
lanjutnya sambil memperlihatkan wajah Sadisnya meskipun terlihat jelas ia sangat cantik untuk ukuran Nimfa.
"...,"
Alex hanya terdiam.
"Kalian Demi Rogha dari Dewa Zeus?,"
bukannya memberikan jawaban namun Alex justru kembali bertanya kepada 3 wanita itu.
"Hei hei hei jawab pertanyaan Ama..,"
Anariel kemudian langsung memotong perkataan Eleniel.
"Ya kami Rogha Zeus lalu kenapa?".
"Oh Ha Ha begitu ya jadi apa yang kau inginkan dariku kenapa kalian menyerangku,"
tanya Alex sambil mencoba mencabut Anak panah yang sepertinya dari tadi masih menancap.
"Argh....."
"Karena kami tak terima jika Manusia ikut campur dengan permasalahan Di Olimpus,"
jelas Eleniel yang mencoba untuk menyerang Alex dengan sumpitnya kembali.
Dap!
Dap!
Dap!
Terlihat Wanita yang tadinya memegang busur kini menaruh busuhnya di pundaknya yang kemudian berlari mendekati Alex saat berada di dekat Alex Ana melemparkan kakinya untuk mendendang Kepala Alex.
Bukh!
Alex menangkisnya dengan Tangan kirinya, tangan kanannya yang masih memegang sebuah Batu Kristal kini Alex mencoba memukulknya dari bawah mengarah ke dagu Anariel.
Namun serangan Alex tak berhasil karena Ana terlalu cepat refleknya untuk segera menangkis tangan serangan pukulan dari Alex.
Kemudian Anariel melompat kebelakang.
"Cih"
desisnya sambil mengepal kedua tangannya Kemudian Telinganya berubah menjadi seperti serigala sambil mengeluarkan Taring di giginya.
Dap dap dap.
Loncatan sambil memberikan pukulan di coba Anariel,Namun sepertinya kini Alex menghindarnya yang kemudian Alex berlari untuk menjauhi Anariel.
Syut!!!
Peluru sumpit Eleniel meleset karena sedikit kesusahan membidik dua orang sedang bergulat.
" cih wanita ini Serangannya 3x lebih cepat jika seperti ini terus aku bisa terbunuh,"
pikir Alex yang hingga kini ia terus berlari sambil mengelak dari serangan Anariel.
Merasa kesal berada di Atas terusan terusan Eleniel pun kini turun ikut menyerang Alex bersama Dengan kakaknya Anariel.
Bakh!!!
BUkh!!
Dap Dap
Bakh!!!
BRUUK!!!
"Argh....."
Eleniel berhasil melumpuhkan Alex dengan kombinasi sayap dan kakinya menandang Perut Alex hingga terkapar.
"Hei Manusia.... Bagaiamana bisa racunku tak bereaksi pada tubuhmu,"
ucap Eleniel sembari melihat Luka bekas Peluru sumpitnya yang terlihat jelas mengenai bagian tangan Alex.
"Hoshh hoshhh hoshh,"
Alex tak menjawabnya karena sangat kualahan melawan dua Beast dengan perubahan yang kuat bahkan mereka tanpa menggunakan kekuatanpun Alex berhasil di lumpuhkan oleh mereka
"Cih... Elen percuma kau menanyainya Manusia sangat Sombong,"
cletuk Anariel sambil berjalan ke arah Amarie.
"Hai Marie apa yang akan kita lakukan pada pria itu,"
Anariel membisikkan pada Amarie, membuat Telinga Amarie memerah hingga melemah karena tak kuat menahan suara Anariel yang begitu lembut.
Kemudian Eleniel mengeluarkan Pisau dari dalam bajunya Lalu pisau itu ia arahkan ke leher Alex.
"Ulu ulu Amarie Bagaimana kita rasakan Daging manusia ini sepertinya terasa enak,"
tukasnya kepada Amarie yang sedang mabuk cinta.
Kemudian Amarie berdiri seketika Amarie seperti merasakan sesuatu Matanya terlihat sangat was was memerhatikan beberapa pohon yang nampaknya tak terlihat siapa siapa disana.
Twing Swing fwong!!!
Terdengar bunyi musik mengisi suara hutan yang kosong,tiga wanita itu hanya berdiam mendengarkan suara musik itu.
Fwong Twing Swing!!!
kini suara itu benar benar terdengar semakin dekat.
"Hei hei apakah itu ulahmu?,"
pekik Eleniel kepada Alex, namun Alex tak memedulikannya Bola mata Alex seperti waspada merasa was was mengamati beberapa pohon kemudian semak semak, yang nampak belum terlihat orang baru yang muncul.
Musik musik itu terus terdengar mengisi suara hutan hingga.
Bruk...
"kak Ana...Elen ntah kenapa ngantuk...."
ucap Eleniel yang kini tiba tiba terbaring lemas,matanya masih terbuka menahan rasa kantuknya.
"hahahahahha Kalian kuat juga ya menahan Suara Seruling ku,"
telihat seorang Bocah laki laki sambil memegang sebuah serulingnya.
"emmmm kakak laki-laki yang terbaring sepertinya kamu Rogha manusia ya?dan ups..... 3 Wanita Nimfaa waah aku kayanya menggangu kesenangan kalian di malam hari ya Pffftttttt,"
sindirnya diiringi tertawa sambil terduduk mengayunkan kakinya ber uncang uncang di ranting pohon yang besar.
"Hehhhh Anak kecil?,"
ucap Anariel sambil merasa Waspada yang kemudian seperti menghalangi Amarie supaya terlindungi dari serangan dadakan Bocah laki laki itu.
"Bagaimana bisa ada bocah menjadi Rogha bukankah syarat menjadi Rogha adalah Umur 17 tahun cih!,"
lanjutnya sambil mengambil Anak panah dan Busurnya di pundaknya lalu mengarahkan kepada Bocah laki laki yang sedang terduduk santai di atas Pohon.
"Emmm aku belum perkenalan ya maaf nih hehehehhee, namaku Melo Aku Demi Rogha dari Dewa Apollo salam kenal kaka kaka Cantik :),"
ucapnya sambil mencoba untuk segera meniup kembali serulingnya.
Sweng Fweng tweng!!!
Yang tadinya Anariel Hendak memanah Melo namun tiba tiba Anariel terjatuh dan terbaring seperti Eleniel.
"fuh... Sihir apa ini aku menjadi sangat kantuk... Marie hati hati....,"
ucap Anariel yang kemudian tertidur tepat di depan Amarie.
"Kak Ana!!!..... " Eleniel yang sedari tadi masih menahan matanya untuk tidak tertidur kini pun menyusul tidur seperti Anariel.
Melihat temannya tertidur hanya karena bunyi seruling dari Melo, Amarie kini terlihat benar benar seperti marah sambil memegang Tongkatnya.
"Eh.... Kaka yang megang tongkat itu ko nggak ngantuk ya? heheheh sama kaka laki laki hemmmm.. apa kalian Spell Caster?,"
ucap Melo merasa terkejut dan sedikit takut melihat Reaksi Amarie yang sepertinya melototi Melo dengan raut muka marah.
Melihat Hal itu Alex berusaha bangkit ia mencoba Untuk berteriak memeringatkan Melo untuk segera pergi karena Wanita yang memegang itu sepertinya benar benar hendak membunuhnya namun sepertinya ia tak bisa mengeluarkan suaranya sepertinya racun dari Eleniel baru bereaksi.
JEDERR!!!
Kilatan Petir mengarah kepada Tongkat Amarie yang kemudian Amarie berlari dengan cepat menuju ke arah Melo,menyadari hal itu Alex dengan cepat berdoa kepada Batu Kristal untuk segera mengeluarkan kekuatannya supaya bisa menyelamatkan Melo.
"apapun sihirnya keluarkan supaya Bocah itu tertolong,"
ucap Alex sambil mencoba bangkit yang kemudian berlari hendak menyusul Amarie.
Tiba tiba Batu Kristal Alex bercahaya seketika itu muncul genangan Air di depan Alex, saat Alex menginjaknya tubuh Alex terperosot ke dalam genangan air yang kemudian kemudian muncul genangan Air di ranting pohon Besar tepat di depan Melo.Seketika itu Alex muncul dari genangan Air dan terlihat sebuah Batu Kristal di tangan Kanan Alex kini berubah menjadi tongkat, Bola Kristal yang berada di ujung tongkatnya sedikit mengeluarkan cahaya.
Saat Amarie melompat tepat berada di depan Melo sekitar jarak 4 meter Kilatan Listrik keluar dari tongkatnya
Jederr!
hingga membuat muncul asap berkat kilatan listrik dari Amarie Melo dan Alex berada di balik Asap itu entah apa yang terjadi dengan mereka,Namun...
Cring!
Nyaris Kilatan itu hampir mengenai Melo namun berkat Perisai Es Alex kilatan listrik Amarie menabrak Es hingga membuat Perisai Es Alex retak.
"cih,"
ucap Amarie yang kemudian Mundur,lanjutnya.
"Jadi kamu Spell caster Dari Dewa Poseidon".
Alex mengabaikan perkataan Amarie, Tak berpikir panjang Alex segera meraih Melo, karena melo bertubuh seperti anak kecil sehingga Alex meraihnya begitu saja kemudian Alex melompat untuk memasuki genangan air,saat Alex berhasil memasuki genangan air kemudian genangan Air itu menghilang sedikit Demi sedikit.