Chereads / Young Gods & Goddesses / Chapter 29 - Liontin dan Kabut

Chapter 29 - Liontin dan Kabut

.

Blazzzt!

Nampak kini Anariel terpindah secara paksa saat sedang membekap Asslan, begitu juga Marie dan Eleniel.

yap sperti Demi rogha pada umum nya yang terpental dari tempat sebelum nya ke tempat ujian yang letak nya ta jauh dari kaki gunung Olympus

Mereka bertiga nampak kini terlihat di sebuah goa tepat di bawah lembah gunung Olympus namun tak hanya mereka bertiga, terlihat di belakang mereka ada Rogha Zeus lainnya sebanyak empat orang dan dengan adanya trio Nimfa itu jadi totalnya adalah delapan rogha dari dewa zeus

"Ohoho... Akhirnya ada juga wanita di kelompok ini bahahah,"

ucap Nat sambil terlihat mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan mengeluarkan sebuah peta, dilihat dari fisiknya nampak dia adalah Santir ,sementara itu di belakang Nat ada tiga orang laki laki yang nantinya akan diketahui bahwa namanya adalah

Zena illumedas :seorang manusia (laki laki) yang memiliki ability spell caster

Moro : sama seperti zena dia juga manusia yang memiliki ability spell caster

Frog donateis : terlihat yang paling besar dan kuat di antara mereka ber empat dia adalah pengguna ability fighter

Sementara Nat adalah pengguna ability summoner

Suasana terlihat hening sesaat mereka berempat memperkenalkan diri

.

. (tak ada yang memulai berbicara)

.

Dan suasana terpecah ketika Nat,Frog,Zen,Moro,Ana,Elen, dan Marie mendengar peraturan dari dewa zeus dan saat pidato dari Dewa Zeus selesai nampak di genggaman tangan mereka kini terlihat sebuah liontin yang sama

cringg!!

nampak Eleniel kini memainkan liontin nya dengan melempar lemparnya

"Ooo... Ternyata sepertiitu maksud sebenarnya dari di pindah paksa ke sini"

Terlihat Eleniel kini sedikit faham sembari keluar dari goa

Diikuti dengan marie dan Anariel

"Hey tunggu "

Nampak Nat terlihat kurang puas dengan perkenalan sepihak tadi karna mereka bertiga (para Nimfa) belum memperkenalkan diri

"tcih!"

Terlihat Anariel yang berada di mulut goa berhenti berjalan dan menengok ke belakang sembari tersenyum sadis terlihat bola matanya memerah persisi saat dia hendak di sentuh santir saat setelah keluar dari desa

"Beast..!" Ucap Nat terkejut sembari langsung menarik buku dari saku nya, kini terlihat buku tersebut bersinar dan di ikuti dengan Frog dan Zen yang juga membuka Buku mereka

Moro yang tadinya berada di belakang langsung berlari di antara Ana dan 3 temannya berusaha untuk melerai kedua belah pihak

"Hey.hey.hey.. Kita satu team kalian ingat! Bukannya sudah di beri tau bahwa kita harus merebut liontin dari Rogha Dewa lainnya? Benar begitu kan"

Moro melihat sekelilingnya dan berusaha meyakinkan Ana dan teman temannya

sementara Eleniel yang dari tadi sudah berada di luar goa kini melihat ke arah Moro sedangkan Marie yang dari tadi diam kini berusaha menaiki sebuah pohon

"Elen elen tolong bantu aku naik dong"

Ucap marie sambil melihat dahan di atas nya menandakan dia ingi duduk di atasnya

Terlihat Elen yang memasang wajah serius kini takberdaya saat mendapat permintaan tolong langsung dari Marie yang ia sukai dan kini Eleniel mulai memanjat sampai atas kemudian mengulurkan tangannya agar marie dapat ikut keatas

"Huft curang. Hei Marie sepertinya kau akan kerepotan kalo naik bersama Eleniel"

Ana terlihat mengabaikan mereka lagi dan pergi menuju pohon tempat Eleniel dan Marie berada

"Hey bukan begitu cara kamu menanggapi hal ini"

Terlihat Zen sedikit kesal karna dari tadi para Nimfa hanya sibuk sendiri dan selalu mengabaikan mereka dan saat para Nimfa memperhatikan mereka itupun terlihat Nimfa(maksudnya ana) itu mau menyerang mereka (maksudnya Zen,Moro,Nat dan Frog)

"Aaaah... Menyebal kan!" Ucap Anariel sembari menarik busurnya

Sekejap frog segera memasang kuda kudanya namun reaksi Milik Elen lebih cepat di bandingkan mereka berlima

Syuut!

Wusssh...!

Terlihat 3 jarum keluar dari lubang sumpit Eleniel

Jlebb...!

Nampak 2diantaranya mengenai leher Moro dan Frog sehingga mereka tersungkur seketika

"Santai saja itu hanya jarum pelumpuh biasa "

Ucap Eleniel tersenyum manis, sembari turun dari dahan dan meninggalkan Marie di sana sendirian.

Tepat saat kaki nya hendak mengijakkan di tanah berbatuan itu kini lengan nya berubah menjadi sayap begitu pula dengan cakar dan paruh nya

"Beast...." Decak kagum tercampur sebuah kejutan yang hanya dapat di ucapkan Nat melihat para gadis nimfa itu bertindak

Nampak Nat yang tadinya sudah melepas mantranya kini memulai nya dari awal sehingga memberi sedikit waktu untuk Anariel berubah menjadi Srigala dan menerkam Moro yang dari tadi tampak tak melakukan prsiapan bertarung

"Moroo!!! " Nampak Nat kini mulai panik dan segera melemparkan sobekan kertas dari bukunya yang bergambar singa yang ia gambar secara cepat tadi

Kemudian muncul lingkaran ritual di sekeliling kertas itu dan perlahan kertas itu mulai terbakar

"El scario..."

Ucap Marie dari atas terlihat Marie ternyata sudah bersiap dari tadi saat sebelum dia menaiki pohon tersebut dia sudah merapal mantra panjangnya yang membuat dia dapat mengeluarkan bola petir milik nya

Dwarr!

Nampak sambaran petir milik Marie menghancurkan kertas ritual milih Nat yang membuat Nat tersungkur kebelakang

"Apa apaan kalian menyerang sekutu kalian sendiri!!!" Nampak Nat sangat Bingung dengan pertarungan dadakan itu

Namun Eleniel tak memberi kesempatan Nat untuk berbicara lebih jauh lagi

Jleeb!!

Sebuah jarum juga mengenai leher Nat sehingga dia pingsan dan kini hanya Moro yang masih berusaha melawan dari cengkraman cakar milik Beast Ana

"Setidaknya kami tak akan membunuh kalian " Ucap Eleniel sembari turun kebawah di samping Moro yang sedang terlihat menggeliat berusaha melepaskan diri

Cltak!

Liontin yang barusan di kenakan mereka kini di tarik paksa oleh Eleniel dari Moro dan di lanjut dengan menggambil liontin milik ke empat temannya

***

"Sudah kan? " Tanya Marie dari atas dahan.

Dan dijawab Eleniel dengan menganggkat keempat Liontin milik empat rogha itu

Kini terlihat Nat,Moro,Frog,dan Zen kini telah di ikat di sebuah batu serta senjata mereka(buku) di bawa oleh Anariel

"Yosh! Saatnya kita menemui Amino-kun"

Ucap Marie sambil mengucap nama salahsatu rogha dari dewa Artemis kemudian Ana kembali berubah menjadi Beast lagi serta Eleniel juga ikut kembali berubah menjadi Beast untuk membantu Eleniel turun Dari Dahan

" Dengan 4liontin ini serta 3liontin milik kita seharusnya kita takperlu kauatir dengan Rule dari para Dewa kan Ana"ucap Eleniel sembari melesat terbang keatas untuk melihat posisi mereka saat ini

"Hemm sesuai rencana Amino-kun dimana dia juga akan memberi kita 3liontin milik Roghanya kalau kita memberi dia 3 liontin juga jadi kita hanya perlu mencari satu liontin lagi"

Ucap Ana sambil mendekati Marie sehingga Marie dapat naik ke tubuh Beast nya Ana

"Ok tak cari terlebih dahulu"ucap Eleniel sambil menggunakan kemampuannya indra Beastnya

Tingg!!

" Diarah barat daya!!! Sini ikut aku" Ucap Eleniel yang langsung terbang ke arah yang ia bilang tadi di ikuti dengan Ana yang mengikuti nya

"Nggingg... Hemm Ana kau terlihat lebih semangat dari biasanya ada apa sebenarnya"

Ucap marie sembari berpengangan dengan bulu halus milik Anariel. Nampak mereka sangat faham betul tentang peraturan dari Dewa Zeus (ya karena memang dari awal Dewa Zeus sudah memberitau mereka tentang peraturan itu namun waktunya yang seharus seratus hari tiba tiba Berubah menjadi hari ke 32 dan sebenarnya Marie dan teman temannya juga tak menyangka hal tersebut)

***

"Pufft... Belum tau aku ada rogha yang mengkhianati sekutunya sendiri" Ucap dewa Artemis yang menyindir Rogha milik Dewa zeus yang berada di sampingnya

Nampak sebuah kolam besar yang memantulkan tiap lokasi dan beberapa kondisi demi rogha secara real time di sekitar kolam tersebut nampak para dewa dewi duduk di singgasana mereka sembari mengamati dengan seksama kondisi yang di alami para Demi rogha.

"Jahaha kau terlalu lama tak mendidik rogha rogha mu Zeus " Dewi Athena juga nampak ikut memperpanas keadaan di ikuti dengan beberapa dewa yang sedang mengagung agungkan Rogha nya yang terlihat sedang mempersiapkan camp maupun yang mulai mencari tau keberadaan rogha lainnya

"Hemm tapi sebaliknya dengan begitu akan mempercepat proses seleksi " Gumung Dewa zeus sambil meminum anggur nya sementara dewa lainnya pun berhenti menyinggung persoalan tersebut dan mulai membahas hal lain

***

Wush...

Sebuah kepakan sayap yang cukup tenang di atas perbukitan olympus sementara terlihat di bawahnya serigala besar yang sedang membawa Gadis kecil yang tengah berpegangan erat

Nampak tenang seakan akan kejadian semalam bukan apa apa bagi mereka bertiga sementara itu Asslan yang kini nampak kian dekan dengan Kabut tebal yang sudah menyelimuti gunung olympus itu

Drap!

Drap!

Drap!

Clatk...!

Nampak kuda milik asslan tiba tiba berhenti sesaat sebelum mencapai kabut itu seakan naluri kuda itu berusaha mengatakan bahwa hanya ada bahaya di depan sana

"Fiuh... Hanya sampai sini ya zero... " Asslan perlahan turun dari tunggangannya dan membuatnya menggambil langkah asal untuk maju ke dalam kepulan asap tersebut

Horrrsss!!!

Terlihat zero (kuda milik asslan) hendak menghentikan Asslan dengan menarik tali pacu yang aslan pegang membuat asslan berhenti dan mengelus kepaa Zero

"Yosh yosh... Anak baik. Anak baik. " Nampak kepiawaian milik asslan berhasil membujuk zero untuk menurutinya dan mau di tuntun ke dalam kabut tersebut

"Kalau aku jadi kau aku tak akan ke sana nano.." Terlihat sebuah cahaya bersinar dari balik dahan

Suasana yang remang remang membuat cahaya tersebut bersinar lebih terang dan semakin terang cahaya itu semakin membuat Asslan penasaran di buat nya

"Ahah... Kau tanya aku siapa nanoka..... Aku adalah durin " Terlihat cahaya itu berusaha meyakinkan Asslan untuk mempercayainya

Namun hal itu tak mematahkan keyakinan milik asslan untuk segera memasuki kepulan asap itu

"Aku tak akan bertanggung jawab nano.!!!!"

Teriakan cahaya itu pun menghilang di telan kabut yang Asslan lewati

Entah kenapa keyakinan asslan kini semakin bertambah kuat sesaat setelah ia berada di kabut tersebut kemudian dia mendapati sebuah dinding tepat di depan nya

"Lah kok.... Njir ternyata tak semudah yang ku bayangkan "

Timpalnya seraya meletakkan tali kekang milik zero di sebuah rantai dan kini Asslan melihat dengan seksama keadaan dinding tersebut

Tinggi...

Lebar...

"Hemm terbuat dari beton mungkin dan nampaknya tak mungkin aku bisa mencapai puncak hanya dengan memanjat " Sambil mengusap usap dagunya dan berjalan beberapa meter ke utara

"Seandainya ada cela... " gumung nya sambil jalan memutar

Asslan tak menemukan apa apa melainkan hanya dinding dan tanah yang ia pijak, pohon pun tak membantu di karenakan kabut yang tebal menutupi jarak pandang nya

Kreek!

Terdengar seperti suara lantai kayu yang sudah di makan usia asslan dengan cepat membalikan badannya ke belakang

"Uppss aku mengejutkanmu nano?..."

Terdengar suara cahaya tadi namun kini Asslan

Tak mendapati sosok misterius itu

"Huft... Maubagai mana lagi ya... Tak seharusnya manusia seperti mu terseret di dunia atas ini nanode..."

Seakan suara itu di bisikan langsung di otak nya sehingga membuat Asslan tiba tiba merasa pusing

Ngiiingg..!!!

"Ohoho... Tak ku sangka kau sangat lemah... Fufuufu... "

Asslan mencoba mengabaikan suara suara yang menggema di dalam pikirannya dia beranggapan bahwa itu adalah efek dari halusinasi nya karena terlalu lama menghirup asap tebal ini

"Aku harus... Uhuk.... Mencari jalan keluarnya..." Ucap asslan sembari kembali ke arah zero namun kini di belakangnya sudah ada sebuah dinding yang sama seakan memang sudah berada di situ dari dulu

"Ayeye... Kau mencari temanmu nano... Atau kau mencari jalan keluar mweheheheh..."

Nampak pikirannya Asslan makin kacau karena suara suara kecil nampak bergerumun di pikirannya sedangkan Asslan sendiri sudah tak mampu untuk melanjutkan lagi, lututnya kini sudah menopang badannya dan dia sudah kehilangan arahnya

"Yey... Nah seperti itu saja.... Tenang tapi pasti kali ini kau akan ku berikan peristitahatan yang paling tenang di sini nano..." Kemudian sesaat sebelum dia tersungkur sepenuhnya terlihat sebuah bayangan yang menghampirinya bayangan kecil yang tinggi nya tak lebih dari 5 inci

Perlahan mata Asslan mula terpejam

Dan langkah kecil dari mahluk itu mulai terdengar mendekat

"Nah seperti ini saja cukup...."

Cressss....

Tampak sesuatu yang hangat mengalir perlahan ke pipi milik Asslan namun Dia tak kuat lagi untuk membuka matanya seakan akan tenaganya sudah di kuras habis oleh kabut di sekitarnya

***

Perlahan namun pasti asslan kini mulai mendapat kan kesadarannya lagi namun kini tubuhnya Asslan berasa lebih hangat dari biasanya seperti sedang berada di dalam sebuah kolam air panas

"Hemm kau sudah sadar...? Syukurlah" Terdengar suara yang lemut yang tak asing baginya...

Dan saat Asslan membuka kedua matanya kini dia di hadapkan dengan ruangan yang cukup gelap