" Jadi...sampai kapan kau mau seperti ini mina"
bentak olivia sambil mengacungkan jarinya ke arah Asslan terlihat dia sangat menyimpan dendam di asslan
"Bukan seperti itu liv hanya saja seandainya kita bawa dia dia tak akan di nobatkan faham?"
Sangakal mina sambil menurunkan tangan olivia
"Hemm kalian kembar?"
Tanya asslan tak faham bahwa yang kini sedang mereka bahas adalah keberadaan Asslan sendiri
Mina pun menoleh dan mengucapkan dengan pelan seraya menyentuh kan dahinya ke dahi olivia "Doppelganger l'ombra" kemudian terlihat wanita yang di panggil olivia pun perlahan menghilang dan terlihat perempuan itu (maksudnya olivia) masih memasang wajah jutek ke arah asslan sambil mengangkat tangan nya ke matanya dan menariknya serta menjulurkan wajahnya seakan sedang meledek Asslan
"Beee..."
Kemudian dia menghilang begitu saja seakan akan memang tak ada keberadaannya
~15 menit kemudian~
Mina dengan Asslan tampak saling curi pandang namun tak mengucapkan kata mina yang hanya terdiam tenang sedangkan Asslan terlihat kikuk tak seperti dia menghadapi ke 11 kakak perempuannya yang memperlakukan Asslan seperti boneka
Kini Asslan tampak tak tenang di hadapan wanita yang tadinya dia selalu tanya
.
.
.
Krik krik krik
.
.
.
~hari menjelang sore tanpa sebuah percakapan~
"Hah dasar cowok...."
Gumung Mina sambil berdiri dan mengambil sebuah belatih lalu melemparkannya ke semak semak saat itu pula terdengar raungan singa namun beberapa saat kemudian raungan itu menghilang
"Hah kau sebenarnya siapa" Tanya Asslan gugup sambil memecah suasana
"....."
Mina tak merespon dia tampak fokus mendengarkan sesuatu lalu dia melemparkan belatih lainnya ke asslan namun belatih itu melewati nya dan mengenai sebuah pohon
Wusssh....
"Sudah ku duga kau memiliki keberuntungan yang sangat tingi"
Lalu mina pun mengambil sebuah belatih lainnya dan membuat garis lingkaran dan beberapa symbol di tengahnya
....
.
....
..
.
"Kau tau asslan?" ucap Mina sambil melanjutkan menggambar pola
"Iya?" Jawab Asslan dengan cepat layaknya anjing penurut (hal itu di lakukan juga saat bertemu pertama kali dengan Gorn)
"Apa kau percaya akan keberadaan dewa?"
Tanya Mina yang kemudian memandang mata Asslan dengan tatapan serius.melihat hal itu dia menjelaskan seperti yang ia jelaskan pada Gorn saat di atas tebing
"Fiuh.... Sudah ku duga kau tak percaya akan keberadaan dewa "
Plok ...
Slap...
Plok...
.
Saat itu pula mina beranjak dari gambarnya lalu melihat ke langit yang terlihat mulai petang
"Wahai dewi ku kembalikan aku ke keberadaanku yang semestinya" Ucap Mina seraya melihat kembali Asslan
Lingkaran yang ia buat tampak memancarkan cahaya putih dan setelah itu kabut mulai terbentuk di sekitar mereka
Wusssh...
Deruan angin malam pun berganti dengan kicauan burung di siang hari
Asslan yang tersadar akan keberadaannya yang sudah berpindah tempat mulai melihat sekeliling
"Jahahahah aku benar sudah membebaskan mu....ternyata kau bisa memberikan warna baru di kehidupan ku jahahah" Ujar Asslan tampak semangat kembali karna dia menemukan tujuan hidupnya yang tadinya dia arahkan ke Gorn
Namun semua itu tak bertahan lama sebuah rasa nyeri di rasakan Asslan di punggungnya seperti ada benda runcing yang menyentuh punggungnya
"Membebaskan?...kau bilang siapa membebaskan siapa hah?"
Ucap Mina angkuh dia sadar tanpa bantuan Asslan dia tak mampu melepaskan diri namun dia juga merasa mengambil peran lebih penting dalam melarikan diri
"Hoam... Ah kau ini tak perlu keras begitu aku hanya..."
Saat Asslan hendak mengakhiri kata kata itu Mina sudah menganyunkan kakinya ke arah selangkangan Asslan
Brruk...
"Aggrrrrh.... Apa apaan kau ini"
Erang Asslan kesakitan sambil berguling guling di tanah
"Menjijikan"
Ucap mina sambil pergi meninggalkan asslan namun saat dia sudah berada cukup jauh dia mendengar suara erangan nya semakin besar dan saat Mina menengok ke belakang Asslan tampak sedang berlari mengejarnya
"Ah... Tak banyak orang yang mampu membuatku bersemangat semenjak aku bertemu Gorn "
Ucap Asslan lalu dia berhenti tepat sebelum jarak mereka dekat
"Cih... Dasar laki laki " Ucap Mina seraya berjalan ke arah sungai dan mereka pun membuat sebuah camp sederhana di sana dengan menyalakan perapian dari beberapa daun serta ranting di sekitar
~waktu terus berlalu dan nampak nya mina sudah melupakan niatnya terhadap Asslan dia beranggapan kalau Asslan berada di Olympus berarti dia tak mungkin menjadi raja~
Pada hari ke tiga mereka mulai terbiasa satu dengan yang lain asslan menyadari bahwa mina tak terlalu memperdulikan posisinya sebagai calon raja,sehingga Asslan semakin yakin akan kemungkin tak terbatas yang sangat seru menantinya bila bersama Mina
Sedangka Mina beranggapan selama Asslan berada di Olympus maka takdir yang dia lihat dari mantranya yang bernama illusion of the mirror blod yang membuat nya dapat melihat masa depan ataupun masalalu dengan menempelkan darahnya dengan darah target (kala itu dia menempelkan ke darahnya sendiri) dalam jumlah besar akan berubah
"Hemm BTW ,kau tau saat kemarin malam aku melemparkan belatih ku ke arahmu dengan niat membunuh"
Ucap mina sambil berpikir
"Ha... Kau ingin membunuh ku?"
Sontak Asslan terkejut
Mina menjelaskan babwa sejak kecil dia tak pernah meleset dalam sekali bidik namun baru kala itu dia meleset saat mengarahkan belatihnya ke target
Dan mereka pun saling menjelaskan secara bergantian tentang perjalanan mereka wajah Mina yang semula tampak dingin kini terlihat mulai ceria sambil tertawa manis ketika Asslan menjelaskan bahwa dia di palak oleh kera
Setelah mereka bercengkraman cukup lama terdengar derap kaki kuda dari balik semak semak
Drug.!
Drug.!
Drap...!
" Hemm nampaknya kita kedatangan tamu "
Ucap Asslan memotong pembicaraan seraya melihat kuda ber tanduk seperti unicorn dengan seorang remaja yang menungganginya
Setelah itu mereka saling berpandangan menunggu pergerakan yang di lakukan oleh orang yang mereka pandangi
***
Hors
Hors
...
Srek
Sreg...
Terdengar langkah kaki dan suara nafas yang tampak familiar bagi Asslan dan juga Mina..
Terlihat sesosok bayangan hitam di balik semak semak ,nampaknya ia bergerak menghampirinya di balik lebatnya dedaunan yang memang sudah meninggi
"Hai kalian "
Ucap Alex dengan pandangan terheran heran ke arah Asslan dan juga Mina,seraya turun dari Unicorn tersebut, kemudian Asslan pun berdiri merasa tak percaya apa yang di lihatnya.
"HAH...! UNICORN??? Ba..ba..bagaimana mungkin hewan yang hanya ada di dongeng benar adanya di dunia ini"
Ucap Asslan tak peduli dengan sapaan Alex dan segera menghampiri unicorn yang kini sudah di tuntun oleh Alex,
Celakanya yang di pegang Asslan pertama kali adalah tanduk unicorn dan tanduk itu mulai memunculkan cahaya, Mina di belakang nampak tersenyum senyum sendiri menahan tawa melihat tingkah laku Asslan seakan dia tau apa yang akan terjadi terhadap asslan
sedangkan Alex yang terlihat tak kenal dengan Asslan maupun Mina hanya bisa melihat tindakan Asslan yang sama seperti yang ia lakukan sesaat menyentuh tanduknya waktu itu,namun kini sudah tidak ada yang menghalangi reaksi wajar dari unicorn ketika di sentuh oleh Asslan
BRUUK...
DAK..
HORSS...
unicorn yang Asslan pegang kini meronta ronta lalu melepaskan diri dari Alex dan langsung menuju ke arah Asslan, kini dia yang tadinya terlihat dengan penasaran menghampiri unicorn kini mulai memasang wajah serius seakan akan ada sesuatu yang sangat tak beres
"Eh..."
Dak..
Unicorn kini menyeruduk dan menghempaskan Asslan ke belakang dan naasnya Asslan jatuh tepat di perapian yang dia nyalakan bersama dengan Mina,kini baju yang ia kenakan mulai terbakar dan Asslan berguling guling ke tanah
Aggrrrh...
"Tidaaaaak.... Bajuku.... Jangann.... Air...MINA!!!. jangan diam saja ambilkan air"
Erangnya sambil tetap berguling guling, Mina hanya tertawa melihatnya namun dia juga melirik ke arah Alex yang nampak ke bingungan terhadap tingkah laku Asslan lalu Mina mulai menjawab sapaan Alex
"Hemm nampaknya kita bertemu lagi Alex "
Mendengar hal itu Alex nampak tambah bingung dengan apa yg di ucapkan Mina
"Tunggu tunggu kau? "
"Aku? "
"Bertemu....? "
"Hah...kapan kurasa aku tak ingat pernah bertemu dengan mu "
Ucap Alex sambil berjalan ke arah Asslan,melihat Asslan yang kualahan mencoba menghilangkan Api di Bajunya kemudian Alex menyirami Asslan dengan Botol Air minumnya untuk memadamkan sisa Api yang sedikit membesar di Bajunya.
"Sorry Bro, lain kali jangan asal Menyentuh sesuatu milik Orang!"
Asslan lalu terlihat merajuk layaknya anak kecil dan segera pergi ke danau yang kemudian menyeburkan diri ke dalam sana
"Jadi sampai mana pemahaman mu terhadap rogha "
Mina berdiri dan mengambil sulur panjang lalu membisikan sebuah kalimat "ilusion la dimensione " Kemudian sulur itu berubah menjadi rantai yang terus mengarah ke arah danau tempat Asslan menyeburkan diri dan berakhir dengan terikat di pergelangan kaki kanan asslan
Cring...
Cring...
Mina menarik perlahan layaknya sedang memancing sambil melihat ke arah Alex sembari menunggu jawaban nya
Nampak Alex memutar otak berusaha berpikir apa yang sebenarnya wanita ini bicarakan
"Emm sebelum itu bolehkah aku tau kamu ini siapa kok kamu tau namaku? "
Ucap Alex curiga sambil juga melihat ke arah danau yang mana kini Asslan sudah berhasil terseret oleh rantai yang di ikatkan oleh Mina
"Jadi...."
Mina memaksa Alex menjawab dulu pertanyaan nya sebelum memberi tau nama mina
" Ah entah apa yang kalian pikirkan tapi kalau kau tanya nama kami aku adalah Asslan De' Latof XII sedangkan dia yang kini mengikat ku adalah Mina shilviana "
Ucap Asslan sembari berdiri melepas bajunya dan mengayunkan nya ke ranting terlihat tubuh bagian atas milik Asslan dengan beberapa otot yang mulai terbentuk mengingat dalam 2 tahun terakhir dia terus berlatih dengan Gorn
"Pffftt >.<"
Alex berusaha menahan tawanya,Sedangkan Mina terdiam menunggu jawaban dari Alex.
"Ha Ha De' apa aneh sekali nama mu jangan ngehalu deh.. "
Seolah olah Alex tertawa dengan nada mengejek dengan gaya Cool nya, melanjutkan dengan menyebut nama lengkap nya
"Hemmm Panggil aj aku Alex , nama belakangku Victory wailson"
Ucap nya dan kini ia pun menjelaskan apa saja yang ia ketahui tentang rogha serta pengalaman nya berlatih selama 30 hari dan apa saja yang ia temui
Asslan yang tadinya sedang merajuk tampak di bola matanya bersinar seakan akan sesuatu yang menarik akan terjadi kalau dia mengikuti Mina maupun Alex dan kini Asslan duduk di hadapan api unggun beserta Alex dan Mina mereka saling bertukar ucapan, nampak suasana terlihat tenang kembali unicorn yang tadinya menghempaskan Asslan kini terdiam di samping rerumputan
"Hemm... Jadi kau sudah termasuk demi rogha ya selamat lah kalau begitu "
Ucap Mina sambil menarik rantai dan mengucapkan mantra tadi dan seolah olah rantai yang tadi nya mengikat kaki Asslan kini terlepas dan berubah kembali menjadi sulur
" Kau lihat sebenarnya mudah menjadi demi rogha asal kalian percaya terhadap salah satu dewa dan faham terhadap ability yang kalian miliki"
Ucap mina menjelaskan
"Emmm Ability?"
Sahut Alex yang tadinya sebenarnya Asslan hendak tanyakan namun sudah di ucapkan oleh Alex
Mina pun menjelaskan bahwa ada 6 ability yang sudah di miliki demi rogha saat dia sudah terpilih yaitu
*Spell caster
*Dark magic
*Fighter
*Ilusion
*Beast
*Summoner
Masing masing ability memiliki keunggulan masing masing seperti
ilusion yang seperti namanya mampu memanipulasi ruang dan waktu dan sesuatu yang berhubungan dengan hal yang tak logis
Beast yang mampu merubah diri ke bentuk yang lain guna meningkatkan kekuatannya
Dark magic yang memiliki kemampuan dalam sihir kegelapan dan racun
Fighter ya memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa
Summoner yang mampu memanggil sesuatu dan juga memanfaatkan sesuatu (menggerakan)
Dan terakhir adalah ability terkuat yaitu
Spell caster memiliki kemampuan yang sama seperti dengan element dewa dan memiliki kemampuan yang berhubungan
Agar lebih jelasnya mina menggambil sebuah daun, batu, serangga, bom asap, kristal, dan belatih dan meletakkan secara melingkar yang membentuk sebuah segienam dengan susunan illusion (bom asap) - dark magic (batu) - spell caster (kristal) - fighter (belatih) - beast (serangga) -summoner (daun).
"Wew kristal dari mana Mina mengambilnya '_' "
Pikir Alex
Mina menunjuk ke daun
" Nah misal kau ability nya tu summoner berarti kau juga bisa mempelajari ability yang paling dekat paling tidak maksimal 50â„… dan ability yang lumayan jauh sebesar 25â„… sedangkan kalau kau mempelajari spell caster kau hanya dapat mempelajari nya sebesar 5â„… saja "
Dua pemuda tersebut tampak mengangguk angguk saja nampak terlihat di wajah mereka belum faham
"Jadi...."
Ucap Asslan seraya menarik serangga yang hendak melarikan diri dari tempat Mina menjelaskan
"Aggrh.... Aku tak pernah sesulit ini menjelaskan pada anak Tk.."
Teriak Mina geram, kemudian ia berdiri dan mengambil sebuah daun di dalam tasnya daun itu nampak seperti bintang segi enam dengan tangkai di tengah nya lalu dia meneteskan darahnya ke daun tersebut
"Ini adalah daun furry dari pohon furry yang biasa tumbuh di sini daun ini akan bereaksi dengan mahluk hidup kalau dia mendapat kan darahnya "
Saat tetesan darah mina jatuh di daun furry itu sontak daun itu mulai mengkelung dan setelah itu mengeras lalu terbakar tanpa sisa
Melihat hal itu Alex pun memohon agar dapat mencoba daun tersebut kepada mina
"Ini... Tapi ingat tak semua nya bisa berhasil tergantung hal apa yang bangkit dari dirimu saja"
Di percobaan alex dia mendapati daunnya bereaksi dengan darah nya
5 menit kemudian....
"Ha... Apa? Tak terjadi apa apa pada daun ini " Ucap Alex kawatir lalu percobaan di lanjut dengan asslan yang sama seperti alex daun nya tak berubah sama sekali.
Hari mulai teriknya kini Asslan dan Alex hanya diam mematung selama 15 menit menunggu reaksi daun furry sementara mina sedang mengurus perapian yang berada di tengah tengah mereka
"Gerrrrrr"
Suara sebuah serigala terdengar
Mereka menyadari kini mereka di kepung oleh sekawanan serigala yang ukurannya jauh dari kata normal, srigala terkecil ukurannya hampir sama dengan srigala pada umumnya dan yang paling besar terlihat tiga kali besar tubuh srigala pada umumnya
"Celaka... Alex kau harusnya tak membawa teman mu kemari "
Ucap Asslan ngasal dengan menyalahkan Alex atas semua kejadian mereka segera menggambil kayu di apiunggun dan mengarahkan ke serigala serigala tersebut
"heh?!..Jaga ucapanmu Manusia lumut! "
Kuda Unicorn Lari begitu melihat serigala, membuat Alex melongo melihat kuda Unicorn yang lari begitu saja tanpa perintahnya.
"hei Mina ...dan kau Manusia Lumut!.... aku duluan.."
Tatapan sinisnya mengarah ke Asslan sambil lari tergesah gesah menembus Semak semak.
Asslan dan Mina berpandangan dan segera tertawa....
Sebelum kedatangan Alex
"Hemm nampaknya kita kedatangan tamu..."
Ucap asslan seraya memberi tau Mina dan mina menyahut dengan sebuah rapalan illusion la dimensione dan nampak dari semak semak keluar kelinci dengan mata merah dan sesaat setelah mina merapalkan mantra kelinci tersebut berubah menjadi kawanan srigala dan segera mengikuti arahan Mina untuk kembali bersembunyi di balik semak semak
Dan setelah itu Alex datang yang membuat Mina terkejut dan kejadian nya sama seperti di atas
Namun saat Mina berbalik terlihat ada salah satu daun dari ke dua daun yang mulai terkikis dan rapuh dan saat Asslan mendekat mina,mina segera menginjak kedua daun tersebut dan menyeretnya ke kobaran api
Dalam pikir mina '" hemm spell caster? Yang benar saja!!! "'
Seraya segera mengemasi barangnya dan pergi ke arah yang berlawanan dengan Alex
" Kau mau kemana "
Tanya Asslan penasaran
"Bukan urusan mu waktunya tinggal sedikit aku perlu persiapan yang cukup "
Nada suara mina berubah seketika dan kembali ke intonasi dingin dan cuek seraya pergi meninggalkan Asslan
"Hai tunggu... " Asslan yang melihat Alex yang barusan ia kenali tampak sudah jauh dan meski pun dia mengejarnya Asslan tak akan sempat kemudian Asslan pun mematikan api unggun dengan sebuah air dan pergi mengikuti Mina ke arah sebuah dataran lapang tepat di depan hutan sekitar berjarak 200mill dari temptnya berada..
"Hai Mina tung..." Tak sempat menyelesaikan kata katanya Asslan terdiam bahwa warna rambut Mina yang tadinya hitam kini berubah menjadiwarna perak ke emasan dengan mata berwarna emerald dan satunya berwarna merah delima di bagian bibir manisnya berwarna pink terlihat seperti anak muda yang sangat menawan
"Cih... Sebegitu dekatnya kau dengan mina?"
Ucap wanita itu yang sontak membuat Asslan berhenti berjalan dan menyadari bahwa kini dia tak lagi berhadapan dengan Mina...