Pagi di hari selanjutnya aku bangun bersamaan dengan mentari terbit.
Aku tidak sabar ingin menjelajahi Dungeon bersama Ruciel lagi. Karena itu aku langsung membersihkan diri dengan air hangat, kemudian aku memakai baju dan menutupinya dengan Leather Armor dan bagian baju pelindung lainya. Aku baru berangkat setelah dua kali memeriksa perlengkapan yang ada di dalam Leather Bag.
Di tengah perjalanan menuju plaza, aku hinggap di sebuah Stan penjual makanan. Aku ingin membeli bekal makan yang populer di kalangan para Elf. Sebenarnya, dulu aku ingin mengejutkan Ruciel dengan bekal dari Stan ini, namun saya aku tidak bisa melakukannya karena perpisahan kami. Sekarang, aku ingin menjalankan rencana yang dulu pernah aku buat.
Aku dengar para Elf mengucapkan makan yang di jual di Stan ini sangat enak. Karena itu aku yakin Ruciel akan tersenyum setelah menyantap bekal yang aku bawa. Aku ingin melihat senyuman Ruciel yang tidak aku lihat selama beberapa hari terakhir.
Setelah membeli bekal dari Stan itu, aku melangkah ke pasar untuk membeli bahan makanan yang akan disantap saat istirahat siang.Aku ingin kembali mencoba menaklukkan Ruciel menggunakan makanan dari dunia lain. Selesai dengan pasar, aku langsung pergi ke Plaza kecil di area pertokoan. Tempat dimana kami bertemu sebelum menjelajahi Dungeon.
Sampai di Plaza aku menunggu Ruciel di tepi air mancur dengan sabar. Satu setengah jam kemudian, aku melihat Ruciel melangkah mendekat. Aku melambaikan tangan agar dia menyadari aku ada disni. Dengan senyuman aku menyapanya.
"Ruciel selamat pagi"
"Pagi"
Dia balas menyapaku namun.. Kenapa Ruciel berhenti agak jauh?. Dia berhenti lima langkah dari tempat aku duduk. Dia juga terlihat tidak memiliki keinginan untuk mendekat. Jika di perhatikan, wajah Ruciel sedikit pucat di warnai ketakutan. Kenapa dia seperti itu?.
"Emm.. aku lupa menayakan ini kemarin. Mm.. k kau tidak punya keinginan untuk memakanku benarkan?"
Imajinasi liar Ruciel membuat aku tersenyum lebar. Apa dia benar-benar yakin, aku akan memakan dia?. Ruciel memiliki selera humor yang tinggi.
Aku tersenyum dan entah mengapa Ruciel semakin takut dan mengambil satu langkah ke belakang. Kenapa dia menjadi lebih takut?.. ini gawat. Aku merasa jika aku tidak segera berbicara, Ruciel akan berlari pergi meninggalkan aku.
"Tunggu!. Jangan pergi, saya tidak mengerti maksud pertanyaan Ruciel. Karena itu, bisakah Ruciel memberi penjelasan"
"K kau tahu, setiap kali kita menjelajah Dungeon kau memberiku bekal di pagi hari dan membuatku memakan masakan yang kau buat saat kita istirahat siang sesudah kau dan aku menjelajahi Dungeon bukan karena kau ingin membuatku gemuk kemudian memakanku benarkan?"
Pertanyaan sangat panjang Ruciel membuat aku terkejut. Pertanyaan itu memberiku sudut pandang Ruciel mengenai rencana 'menaklukkan Ruciel menggunakan makanan dari dunia lain'. Di sudut pandang itu aku seolah memperlakukan Ruciel seperti hewan ternak yang digemukkan dengan tujuan untuk dimakan. Dan aku ucapkan, itu sudut pandang yang buruk.
Ruciel, kau adalah seseorang yang berharga untukku, kau adalah heroineku. Jadi aku tidak mungkin menganggap atau memperlakukan kamu seperti hewan ternak.
"Tentu saja tidak!, saya sekailpun tidak pernah berfikir seperti itu"
Aku menyangkal khayalan liar Ruciel dengan tegas.
"K kau yakin?"
"Kenapa Ruciel bersikeras menanyakan hal ini?"
"Tentu saja aku bersikeras saat mengetahui ada kemungkinan kau akan memakanku!"
Ruciel menjawab pertanyaanku dengan segera. Dia pasti memaksakan diri saat mengucapkan itu karena aku melihat tubuhnya sedikit gemetar. Aku juga merasakan sedikit ketakutan di suaranya saat dia mengucapkan kalimat itu.
Apa yang di lakukan Ruciel barusan sedikit melukaiku. Namun, aku tidak bisa menyalahkan dia mengingat aku memakan daging monster mentah-mentah dihapannya. Seorang gadis memakan daging monster mentah-mentah. Yup!, Aku juga merasa itu adalah pemandangan yang menakutkan.
Aku ingin menghilangkan rasa takut di hati Ruciel. karena itu dengan serius aku membuka mulut untuk mengucapkan.
"Ruciel. Saya akan mengucapkan ini dengan jujur dan sunguh sungguh. Saya hanya menyantap daging monster, saya tidak menyantap daging manusia. Saya tidak akan merobek dan menyantap daging Ruciel. Saya tidak akan pernah melakukannya. Karena bagi saya, Ruciel sangat berharga. Ruciel adalah seorang teman yang berharga. Saya tidak akan memakan Ruciel secara harfiah"
Aku harap, benar-benar berharap, apa yang aku ucapkan cukup untuk menghilangkan rasa takut Ruciel. Aku harap dia mau mempercayaiku.
Untuk beberapa lama kami bertatap mata.
"Mendengar kau mengatakan itu dengan serius membuatku sedikit tenang. Aku juga tidak merasakan kebohongan di perkataanmu. Jika tidak ada kejadian aneh, aku tidak akan membahas, hari dimana kau memakanku"
Ruciel berjalan mendekat setalah mengucapkan apa yang dia pikirkan. Aku merasa ketakutan yang dia perlihatka perlahan menghilang. Melihat Ruciel mendekatiku membuat aku merasa senang.
"Though, I'm interested to eat you in a different meanings"
Dan aku mengucapkan sisa kalimatku dengan senyuman.
"Apa katamu?"
Mendengar ucapanku Ruciel berhenti melangkah dan kembali waspada.
"Tidak ada, saya hanya penasaran apa Ruciel akan menyukai bekal ini?"
Mengucapkan kalimat itu, aku mempelihatkan bekal yang aku bawa dengan maksud untuk mengalihkan perhatian Ruciel dari ucapanku tadi
"Asalkan bekal itu tidak memiliki daging aku akan menyukainya"
Dan aku berhasil. Ruciel kembali mendekat, dia kemudian meletakkan ransel besar miliknya di samping Leather Bag milikku sebelum akhirnya duduk dua langkah disamping kiriku.
"Kenapa kau masih menjaga jarak?"
Aku yakin dia tidak tahu arti ucapanku tadi, jadi. Apa dia masih takut?. Jika begitu.
"Aku rasa ruciel akan menyukainya, hari ini saya membeli sup sayuran dan roti dari Stan khusus"
"Sup Dari Stan khusus?"
Untuk menjawab pertanyaan Ruciel, aku membuka Mini Rantang favoritku. Aku memperlihatkan sup sayuran dan beberapa potong roti putih berisi sayuran yang ada di dalamnya. Melihat bekal yang aku tunjukkan mata Ruciel menjadi bersinar.
"Bukankah itu Vigie Soup yang di jual Gueltin?"
"Gueltin?"
"Dia pemilik Stan makanan di depan Franst Co"
A.. Jadi pemilik Stan tempat aku membeli bekal ini bernama Gueltin.
"Cukup dengan Gueltin. Yang lebih penting aku tidak menyangkan kau bisa membeli Vigie Sup ini, aku saja menyerah saat melihat antrian pajang di depan Stan miliknya saat berjalan kemari. kau bisa mendapatkannya?"
"Saya bangun terlalu pagi. Kemudian, saya merasa lapar saat melangkah ke sini. Saya mengantri di Stan yang hampir buka dan berakhir dengan mendapat porsi extra karena menjadi pembeli pertama. Terimalah, saya harap Ruciel menyuakai bekal kali ini"
Aku menyodorkan Mini Rantang yang masih tertutup pada Ruciel. Dan dengan perlahan, dia mendekat kemudian menerima bekal itu dengan dua tangan.
"..Terimakasih"
Zu~kyun!!
Melihat Ruciel mengucapkan terimakasih dengan malu malu membuat hatiku meleleh. Aku bisa melihat tingkah dia yang seperti itu satu hari penuh tanpa pernah merasa lelah.
"Sama-sama"
Balasku dengan senyuman sambil berusaha keras agar tidak mimisan.
Di tepi air mancur, kami menyantap bekal bersama sama. Aku bisa merasakan kehangatan disini. Melirik, aku ingin melihat senyuman Ruciel. Aku ingin kembali melelehkan hat-
!!!. Skill Mana Perception tiba-tiba merasakan aliran Mana beraura jahat nan gelap muncul dan menyelimuti pin rambut berbentuk daun milik Ruciel. Mengetahui aliran Mana itu, aku melihat area sekitar untuk mencari aliran Mana yang sama. Aku mencoba mencari pengguna sihir yang menyelimuti pin daun milik Ruciel namun aku tidak menemukan dia.
Apa yang terjadi?, apa ini sebuah Curse Magic?, siapa orang yang ingin menyakiti Ruciel?. Untuk menjawab semua pertanyaan itu, aku kembali melihat pin milik Ruciel. Dan kemudian, aku sadar pin itu adalah sejenis tanaman yang tertanam di kepala Ruciel.
Aku merasa marah dan bingung setelah mengetahui ini. Aku ingin bertanya pada Ruciel apa yang terjadi. Namun, aku sedikit ragu. Mana di tanaman itu terlihat sangat berbahaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku bertanya secara langsung pada Ruciel, jadi..
"[Disperse Mana]"
Ucapku dengan lirih. Aku berhasil menghilangkan Mana beraura jahat nan gelap itu. Aku ingin tahu apa Mana itu akan kembali lagi sebelum bertanya pada Ruciel.
Apa sosok sebenarnya tanaman yang tumbuh di kepala Ruciel?.
"Haa.. memakan Vigie Soup di pagi hari begitu memuaskan"
"Saya senang Ruciel menyukai sarapan kali ini"
"Aku memang menyukainya, dan. Terimakasih"
Ruciel yang memalingkan wajah untuk menyembunyikan rasa malunya membuat aku tersenyum. Apa ini yang di sebut Moe?. Emm.. aku tidak tahu, namun aku menyukai reaksi yang di perlihatkan Ruciel sekarang.
"Berhenti tersenyum!. Katakan. Apa hari ini kita akan memburu Nutnuts?"
"Hmm.. Saya ingin memburu monster lain, namun saya tidak tahu monster apa yang 'mahal', tidakkah Ruciel memiliki saran?"
"Bagaimana kalau memburu Goltree lagi?"
"Baiklah, kita akan memburu mereka"
"Ayo berangkat"
Dengan kalimat itu, Ruciel mengangkat ransel besar dan menggantungkannya di punggung. Aku juga melakukan hal yang sama. Siap untuk menjelajah kami mulai melangkah menuju Denbu.
"Ini mungkin agak sedikit telat, kenapa kau selalu memburu monster yang memiliki material berharga jual tinggi?"
"Untuk mengumpulkan uang"
"Aku tahu hal itu!. Aku ingin tahu, kenapa kau melakukannya?"
"Saya membutuhkan uang untuk mewujudkan mimpi"
"Seperti membangun kembali kejayaan dan kehormatan keluargamu dari awal?"
"Keluarga?, Tidak. Saya tidak ingin menikah dengan seorang pria dan berkeluarga"
"Itu bukan maksudku?"
Lalu apa maksudmu, bukanlah hal-hal yang berkaitan dengan keluarga bagi seorang wanita adalah menikah dan suami. Dan aku, sama sekali tidak ingin memiliki pasangan seorang pria.
"Aku membicarakan soal membangun kembali nama keluarga yang runtuh"
"Keluarga yang runtuh?. Ah!. Perlu Ruciel ketahui, saya bukanlah Nobleman atau Aristocrat"
"Benarkah?, Lalu, kenapa kau selalu menggunakan bahasa sopan?"
"Maksud Ruciel, saat saya yang mengucapkan saya, anda, tuan, nona, dan lain sebagainya saat berbicara"
"Ya. Bahasa sopan yang kau gunakan dan gerak gerikmu membuat aku menduga kau seorang Nobleman"
"Dan sayangnya, semua yang saya lakukan adalah Roleplay"
"Roleplay?"
"Umm.. Bukankah sudah seharusnya gadis cantik, menawan, dan sempurna seperti saya bersikap sopan seperti seharusnya"
"Aku tidak mengira kau begitu narsis"
"Hahaha Ruciel mungkin benar, dan kita sampai di Denbu, mari berjuang dengan keras di perburuan hari ini Ruciel"
"Kita masih ada di plaza depan Denbu, jangan mengigau"