"Ruciel tidak datang"
Ucapku setelah melihat sekeliling Plaza di area pertokoan. Aku duduk di tepi air mancur selama dua setengah jam, dansosok Ruciel sama sekali tidak terlihat.
Sepertinya Ruciel benar benar terkejut dan takut setelah melihat aku menyantap daging monster mentah-mentah. Aku tidak menyalahkan dia, jika dia memilih untuk menjahuiku sekarang.
Siapa yang ingin berteman dengan gadis aneh yang bisa memangsa daging mentah?. Tidak ada!. Benar. Tidak ada seorangpun ingin berteman dengan orang aneh seperti itu.
Meski aku mengetahui dan sadar dengan semua itu. Aku masih berharap dia akan datang menemui aku.
"Hubungan kami sudah mulai membaik, saya yakin kami akan menjadi teman namun.."
Aku terlalu sedih untuk meneruskan ucapanku. Aku tidak sanggup mengatakan hubungan kami sud-.
Aku beranjak dari tepi air mancur. Meski merasa sedih, hari ini aku akan menjelajahi Dungeon sendirian. Apa yang terjadi membuatku ingin mengendalikan pengaruh Skill Heart of Monster.
Aku tidak ingin kejadian orang lain melihatku menyantap daging monster mentah-mentah terulang lagi.
Dengan langkah berat aku melewati Dungeon Gate untuk masuk ke dalam Dungeon. Tujuanku hari ini adalah Little Side, aku ingin pergi kesana untuk memburu Leaf Boar.
Aku ingin mengendalikan "insting memangsa" atau pengaruh Skill Heart of Monster saat menyantap Leaf Boar. Aku ingin menjadikan monster itu sebagai samsak latihan. Monster itu sudah memisahkan aku dengan Ruciel. Karena itu aku memiliki satu atau dua pukulan kebencian untuknya.
"Sayaakan memukul monster itu terus-menerus untuk melupakan rasa sedih berpisah dengan Ruciel"
Aku melihat pemandangan Dungeon di sepanjang jalan untuk melupakan perpisahan kami namun tidak berhasil. Aku baru bisa melupakan perpisahan kami, setelah sedikit demi sedikit merubahnya menjadi kebencian yang di tujukan untuk Leaf Boar.
Leaf Boar, you're so death!!. You're mincemeat!!.
Kenapa aku sampai seperti ini meski kami hanya bersama selama dua minggu?.
Selain Ruciel merupakan gadis yang cantik, dia adalah orang kedua yang aku kenal cukup baik di dunia ini. Dia merupakan sosok yang sangat berarti untukku.
Terus memikirkan Ruciel membuatku ingin berpetualang bersama dia lagi, aku ingin melihat wajahnya dan aku ingin mendengar suaranya. Aku tidak ingin sendiri.
Aku pernah berfikir untuk menemui Ruciel. Aku ingin membujuknya agar dia mau kembali menjelajahi Dungeon denganku namun aku mengurungkan niat itu. Aku takut, saat kami bertemu lagi, dia akan teringat dengan peristiwa aku menyantap daging monster mentah-mentah. Aku tidak ingin melihat dia memasang raut wajah ketakukan lalu pergi. Aku tidak sanggup melihat hal itu sekali lagi,
"Apa yang harus saya lakukan?"
"Awoo..!"
"Arh!!"
Mendapat serangan kejutan seekor Kobolds membuat aku kehilangan keseimbangan. Mengambil empat langkah terhuyung, aku mencoba memperbaiki keseimbangan agar tidak terjatuh ketanah. Dan aku berhasil.
Berdiri dengan kokoh, aku berbalik kearah Kobolds sambil menghunus Bleed Fair. Didepanku Berdiri seekor Kobold bersenjatakan pedang berkarat. Karena melamun, aku tidak menyadari keberadaannya, dia berhasil melukaiku.
Kobolds adalah monster ber-Level rendah yang memiliki ukuran tubuh sama dengan anak usia sebelas atau dua belas tahun. Kaki dan kepala mereka mirip dengan kaki dan kepala anjing. Bulu yang menutupi tubuh mereka biasanya berwarna putih dan abu-abu. Kobolds bisa di ucapkan cukup berbahaya karena mereka dapat menggunakan senjata seperti tombak atau pedang seperti layaknya manusia.
"Awoo!!"
Kobolds mengayunkan pedang berkarat ditangan kemudian berlari mendekatiku. Melihat itu aku mengambil sikap bertarung. Aku tidak takut dengan Kobolds. Saat menjelajahi Dungeon Ini aku sudah berkali-kali mengalahkan mereka jadi.
KLANG!.
Seekor Kobolds bukanlah ancaman untukku.
KLANG!, KLANG!, KLANG!.
Dengan mudah aku bisa menangkis setiap serangannya dengan Bleed Fair. Aku memilih Status Agi yang cukup tinggi. Karenanya, semua gerakan yang di buat Kobolds terlihat sangat lambat di mataku.
"Awoo!"
Dengan teriakan Kobolds membuat sebuah serangan kuat.
KLANG!!.
Tentu saja dengan mudah aku menghalau serangan itu. Seberapapun kuatnya Kobolds biasa, mereka tidak akan mengalahkan aku dalam pertarungan satu lawan satu. Sekarang aku sudah menjadi lebih kuat.
Aku mengayukan Bleed Fair dengan sekuat tenaga untuk menghantam pedang berkarat yang di ayunkan Kobolds kearah perutku.Aku belajar untuk tidak menahan diri saat bertarung melawan monster. Karena itu, serangan yang menggunakan seluruh kekuatanku membuat pedang berkarat yang di gunakan Kobold serta Kobold itu sendiri terlempar keudara.
"GWUAH!!"
Saat Kobold melayang di udara, aku berlari menuju tempat dia akan terjatuh. Mengalirkan tenaga ke seluruh tubuh kemudian menggenggam erat Bleed Fair Aku mengucapkan.
"[Red Piercing]"
Bleed Fair dengan mudah menembus tubuh Kobolds.
"AAAWOO!!"
Kobold, mengeluarkan teriakan keras kemudian kejang untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia berhenti bergerak.
Mengayukan Bleed Fair, tubuh Kobolds terjatuh ke tanah. Aroma Caramel Kemudian muncul di udara. Aroma ini mengugah insting memangsa di tubuhku. Aku ingin sekali meminum dan menyantap daging Kobolds yang manis. Namun, karena aku tidak ingin lepas kendali dan ingin menaklukkan isting memangsa, aku berusaha keras menahan diri.
Menghiraukan aroma manis darah Kobolds sambil menahan insting memangsa, aku mengambil Magic Stone didalam dadanya. Kemudian aku pergi setelah memasukkan Magic Stone kedalam tas kecil dan mengambil pedang berkarat di tanah.
Melangkah, aku mencari Safe Area. Aku ingin segera mengobati luka yang di berikan Kobolds. Beruntung, setelah beberapa menit berjalan tanpa bertemu dengan monster lain, aku menemukan sebuah Safe Area.
Aku langsung masuk kedalam Safe Area yang merupakan sebuah gua. Meletakkan Bleed Fair serta Leather Bag di tanah, aku duduk di atas sebuah batu. Aku langsung membuka Leather Armor dan pakaian yang aku kenakan. Melakukan ini di tempat tertutup membuatku tidak perlu merasa cemas dengan kemungkinan dilihat oleh orang lain.
Berkat perlindungan Leather Armor, aku tidak mendapat luka sobek. Serangan Kobold hanya membuatku mendapat luka memar.
"Namun tetap saja, luka ini meyakitkan"
Ini adalah pekerjaan untuk obat ajaib bernama "Potion". Dengan satu olesan obat ajaib ini luka memar seperti ini dapat sembuh dalam sekejab.
Aku mengambil sebuah kain dan satu botol Potion dari dalam tas. Aku membuka tutup botol Potion di tanganku, bermaksud meneteskannya ke kain dan kemudian berhenti. Aku ingat dengan satu hal.
"[Healing Water Ball]"
Aku bisa menggunakan Healing Magic.
Setelah luka memar itu sembuh aku menutup botol Potion dan meletakkan-nya ke dalam tas. Kemudian, aku kembali mengenakan baju dan Leather Armor. Kembali siap, aku mulai melangkah menuju Little Side.
Aku menikmati pemandangan sambil memangsa Dry Fruit.
+++
"Saya gagal, saya sama sekali tidak bisa mengendalikannya"
Aku mengucapkan itu sambil menutup wajahku dengan dua telapak tangan yang diselimuti darah. Tergeletak di depanku adalah bangkai Leaf Boar yang terkoyak.
Itu benar, aku kembali kehilangan kendali setelah aku menghirup darah Leaf Boar. Tubuhku langsung bergerak mengikuti insting memangsa untuk menyantap bangkai Leaf Boar. Aku berusaha mengendalikan tubuhku yang kehilangan kendali namun tidak berhasil. Tubuhku sama sekali tidak mau bergerak sesuai dengan keinginanku saat insting memangsa muncul.
Insting memangsa ini terlalu kuat hingga membuat aku tidak bisa berbuat apa apa.
Meski begitu, aku tidak akan menyerah atau putus asa. Aku akan mengendalikan insting memangsa ini.
Mengusap air mata yang mengalir, aku pergi meninggalkan bangkai Leaf Boar. Kali ini aku gagal, dan aku akan berusaha lebih keras di kesempatan selanjutnya.
+++
Aku gagal. Insting memangsa mengendalikan tubuhku lagi. Aku tidak bisa mengendalikan diri saat menyantap Leaf Boar kedua.
Kecewa, aku kembali menjelajahi hutan. Aku mencari Leaf Boar ketiga yang akan aku gunakan untuk berlatih mengendalikan insting memangsa.
+++
Untuk ketiga kalinya, aku duduk di depan bangkai Leaf Boar. Untuk ketiga kalinya, aku gagal. Duduk atas rumput, aku memandang bangkai Leaf Boar yang terkoyak dengan lemas.
"Saya rasa ini sudah cukup, saya tidak bisa melakukan ini lagi"
Tidak lagi memiliki tenaga dan keinginan kuat untuk berlatih mengendalikan insting memangsa, aku memutuskan kembali kekota untuk beristirahat. Aku akan mencobanya lagi besok.
+++
Tanpa terasa lima hari berlalu saat aku terus menerus berburu Leaf Boar di Little Side. Aku kembali menginap di dalam Dungeon untuk waktu yang cukup lama. Namun, berbeda dari sebelumnya, aku sama sekali tidak merasa kelelahan. Aku baru kembali ke kota setelah kehabisan baju bersih.
Latihan yang aku lakukan untuk mengendalikan insting memangsa sedikit membuahkan hasil. Sekarang, aku bisa sedikit menggerakkan kedua tangan sesuai dengan keinginku saat aku kehilangan kendali. Berhasil melakukan itu membuat aku tahu, kemungkinan untuk mengendalikan insting memangsa tidaklah nol. Jika aku terus berusaha keras untuk mengendalikan insting memangsa ini. Aku yakin, suatu hari nanti aku tidak akan lagi kehilangan kendali setelah menghirup aroma darah monster.
Untuk meningkatkan keefektifan latihan, aku mengunjungi perpustakaan milik Adventure Guild. Aku mencari informasi tentang monster yang mungkin dapat aku gunakan untuk berlatih mengendalikan insting memangsa. Aku mencari tahu jenis monster yang memiliki daging dengan cita rasa yang nikmat seperti Leaf Boar.
Aku berencana berlatih mengendalikan insting memangsang menggunakan monster jenis lain. Jika aku terus berlatih menggunakan Leaf Boar, ada kemungkinan aku tidak bisa mengendalikan diri saat menghirup aroma darah Beast Type Monster lain. Aku tidak ingin itu terjadi dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.
Apa yang membuatku bingung. Kenapa aku selalu sepenuhnya kehilangan kendali saat menghirup aroma darah Beast Type Monster?, Aku tidak pernah sepenuhnya kehilangan kendali saat aku menghirup aroma darah Plants Type Monster atau Insect Type Monster. Aku ingin mendapat jawaban misteri ini untuk menyelesaikan masalah yang aku hadapi.
Sekarang aku mendapat daftar monster yang harus aku buru.
"Ini pesananmu nona"
Dengan kalimat itu,seorang Waitress meletakkan makanan yang dia bawa di atas nampan ke atas meja di depanku satu persatu. Melihat itu, aku menggeser dua buku yang aku pinjam, aku tidak ingin mereka kotor terkena makan.
Saat ini aku berada di restorant milik Adventure Guild. Aku memilih untuk makan siang disini setelah selesai mencari informasi di perpustakaan.
"Terimakasih"
"Tentu, selamat dinikmati"
Dengan senyuman, Waitress pergi mengambil pesanan di meja lain. Hampir di saat yang sama Waitress itu pergi dua orang adventure pria menempati meja makan kosong di depan mejaku. Meletakkan kertas berisi daftar monster ke atas buku, aku mengambil sendok kayu untuk menyantap makanan didepanku.
"Hei, kau sudah dengar rumor pembunuhan itu?"
"Maksud pop's rumor mayat tanpa kepala?"
"Ya, rumor yang itu. Aku dengar korban baru di temukan kemarin sore"
"Lo tahu pop's, gua ada di tempat kejadian saat para Patrol Knight mengangkut mayat itu. Melihat kondisi mayatnya secara langsung membuat gua merinding. Kepalanya benar-benar hancur tidak tersisa, tidak hanya seluruh tubuhnya hampir di selimuti darah yang mengalir dari leher, tempat dimana dia terbunuh juga sama. Hampir di setiap sudut tempat itu di tutupi darah dan cuilan cuilan kecil daging kepala mayat itu"
"Ugh~"
Dan tiba-tiba dua Adventure di depanku menceritakan kondisi mayat yang mengenaskan setelah terbunuh dengan suara keras. Apa mereka tidak tahu jika aku tidak tahan mendengar cerita Splatter Dan Thriller seperti itu.
"Hei!! jangan mengucapkan hal menjijikan seperti itu di restorant, kalian membuat nafsu makan saya menghilang"
Protes yang aku ucapkan membuat kedua Adventure berbalik melihatku. Si pria menunjukkan wajah bersalah sedangkan si pemuda tersenyum.
"Kita ini Adventure, membicarakan mayat atau darah adalah hal normal. Bukankah lo juga pernah menguliti monster yang lo bunuh. Tangan bersimbah darah itu sudah biasa"
"Ugh~ itu benar tapi.."
"Hentikan Blend. Gadis ini benar, kita tidak seharusnya membicarakan pembunuhan atau memproses monster di restoran. Maaf, kami akan berhenti membicarakan hal ini.
"Jika pop's bilang seperti itu gua akan berhenti, tapi. Perlu lo ingat, jangan keluyuran di tempat sepi saat sore atau malam. Lo nggak ingin kepala lo meledak benarkan?"
"Saya akan melakukan apa yang anda ucapkan"
"Bagus, nasehat kakak nggak pernah salah, ah Waitress gua mau pesan makanan"
Selesai mengucapkan itu, si pemuda kembali memperlihatkan punggungnya padaku. Untuk si pria, dia menganggukkan kepalanya sebagai permintaan maaf sebelum berbalik dan ikut memesan makanan.
Setelah percakapan itu selesai, aku mencoba menyantap makananku namun, yup!. Selera makanku jadi turun. Karena cerita Splatter tadi, kini aku membayangkan bangkai Leaf Boar yang setengah terkoyak.
Merasakan perutku menjadi sedikit mual, aku memutuskan untuk menyantap makanku sedikit demi sedikit. Saat aku berhasil menghabiskan setengah porsi makananku, kedua Adventure tadi sudah selesai menyantap makanan mereka dan pergi meninggalkan restoran.
Aku membaca salah satu buku yang aku pinjam setelah selesai makan. Aku ingin mencari monster yang menurutku cocok untuk di jadikan target latihan. Aku ingin segera mengendalikan insting memangsa, karenanya aku membaca buku ini dengan serius. Jika aku bermain-main, aku tidak akan berhasil.
Untuk beberapa lama aku membaca buku dengan serius. Dan aku menemukan satu monster yang aku anggap cocok sebagai target latihan. Monster itu bernama Shromwine, Beast Type Monster berbentuk babi liar berbulu coklat yang memiliki puluhan jenis jamur tumbuh tumbuh di punggungnya. Menur-
BANG!!
"Kya!!"
Suara keras yang tiba-tiba muncul saat aku berkonsentrasi membaca buku membuat teriakan imutku keluar.
Kesal karena keusilan ini, aku menoleh untuk melayangkan protes dan aku kembali terkejut.
Orang yang mengagetkan aku adalah Ruciel. Gadis yang ingin aku jadikan teman, gadis yang takut aku temui, gadis yang aku pikir sudah meninggalkan aku, kini berdiri di hadapanku. Aku berfikir ini adalah sebuah ilusi namun kemudian yakin, ini adalah kenyataan setelah menghirup aroma Ruciel.
Ruciel benar-benar berdiri disini. Sekarang, dia melihatku dengan tatapan tajam sambil memasang raut wajah kesal.
"Ruruciel?"
Keberadaan dia di sini membuatku kebingungan?.
"Kenapa kau tidak pernah datang!?"
Ruciel mengucapkan pertanyaan itu dengan suara keras diwarnai rasa kesal. Hal ini menarik perhatian sebagian besar orang orang yang ada di restoran ini.
"S saya tidak mengeti maksud pertanyaan Ruciel"
"Kau serius mengatakan itu!?"
Ruciel yang tiba-tiba muncul di sini membuat aku bingung, senang, panik, serta takut. Campuran emosi itu membuatku tidak bisa berbicara dan menjawab petanyaan Ruciel dengan menganggukan kepala dua kali.Aku memberi jawaban dan aku kemudian melihat ujung kiri mulut Ruciel bergetar. Tatapan matanya semakin tajam.
"Jawab pertanyaan ini dengan jujur"
Perintah Ruciel dengan dingin.
"Apa kau masih ingat kau menyewa jasaku sebagai Supporter selama sebulan?"
Aku kembali mengangguk dua kali.
"Kau juga masih ingat jadwal berburu di Dungeon yang kau katakan padaku-kan?"
Aku mengangguk dua kali namun kali ini lebih cepat dari sebelumnya karena tatapan mata Ruciel menjadi lebih menakutkan.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak datang dihari kau dan aku akan berburu di dalam Dungeon.Apa yang kau lakukan hingga membuatmu melanggar kesepakatan yang kau buat denganku. Aku ingin mendengar penjelasanmu"
"..Di hari terakhir kita berburu. Bukankah Ruciel bilang ingin berhenti berburu dan tidak ingin bertemu dengan saya lagi?"
Aku mengucapkan pertanyaan itu untuk mengetahui maksud ucapan Ruciel. Kenapa dia mengucapkan semua itu saat dia sendiri tidak ingin bertemu denganku lagi. Apa yang dia ucapkan dan kehadiran dia di sini membuat aku kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi?.
"Aku tidak pernah mengatakan kalimat seperti itu"
"Ruciel pernah. Waktu itu Ruciel bilang 'aku ingin berhenti berburu hari ini, aku tidak ingin kau dan aku bertemu lagi'"
Kalimat yang aku ucapkan membuat Ruciel terdiam untuk sejenak. Dia kemudian menghela nafas sebelum mengucapkan.
"Aku tidak berkata seperti itu.Apa yang aku katakan waktu itu 'aku ingin kita berhenti berburu hari ini, aku tidak ingin melanjutkanya, kau dan aku akan bertemu dan kembali berburu lagi dua hari kemudian', Aku juga ingat kau mengangguk menyetujui apa yang aku katakan"
Apa Ruciel benar benar mengucapkan itu, apa aku salah dengar?. Namun, aku yakin waktu itu Ruciel mengucapkan dia tidak ingin bertemu denganku lagi, dia ingin pergi meninggalkan aku sendiri.
"Ruciel bohong, Ruciel tidak mengucapkan hal itu disaat terakhir kita buru"
"Aku tidak bohong. Aku yakin kau salah dengar waktu itu karena kau sedang menangis sambil terus mengucapkan 'saya lega Ruciel tidak akan pergi'saat aku mengatakan kalimat itu"
Saat mendengar ucapan Ruciel beberapa Adventure di restoran tertawa dengan suara kecil.
"Saya tidak menangis!"
Dengan wajah sedikit panas aku menyangkal ucapan Ruciel, aku tidak ingin orang-orang tahu jika aku menangis hari itu.
"Kau dan aku tahu kalau perkataanmu barusan adalah kebohongan"
Mendengar Ruciel tidak ingin menolongku membuat aku sedikit kesal, memalingkan wajah aku mengucapkan.
"L lalu bagaimana dengan hal itu, bukankah saat itu Ruciel sangat ketakutan melihatnya"
"Ya,aku memang ketakutan. Karena itu aku menyarankan untuk berhenti berburu selama dua hari.Aku ingin menggunakan dua hari itu untuk menghilangkan rasa takutku dan membiarkanmu beristirahat. Aku juga sudah menjelaskan rencana itu dua kali sebelum berpisah. Apa kau benar benar tidak mendengar atau mengingatnya?"
Itu benar, Aku sama sekali tidak mendengar atau mengingat Ruciel mengucapkan kalimat seperti itu.
"Uh~ maaf"
Aku meminta maaf sambil menundukkan kepala. Ingatanku tentang apa yang terjadi setelah aku selesai memangsa Leaf Boar agak buram. Karenanya aku tidak tahu harus apa sekarang.
"Itu bagus jika kau menyadari kesalahanmu. Aku akan memaafkannya tapi, kau harus tetap membayar jasaku selama delapan hari terakhir. Kau sudah melanggar kesepakatan yang kita buat jadi kau harus bertanggung jawab"
"Saya akan melakukannya namun, apa ruciel benar benar tidak masalah dengan hal itu. Kejadian itu bisa terulang lagi jika kita memburu Beast Type Monster"
"Kalau begitu, kau hanya perlu menghindari Beast Type Monster"
"Ruciel tidak takut melihat itu lagi"
"Sudah aku bilang, kau bisa menghindarinya jika kau tidak memburu Beast Type Monster"
Jika Ruciel berkata seperti itu, aku akan menerimanya dengan perasaan senang.
Kali ini sepertinya aku membuat banyak kesalahpahaman. Dan aku senang Ruciel mau menemuiku untuk memurnikan kesalahpahaman yang keruh ini. Dia benar-benar gadis yang baik dan berani.
"Jadi. Ini berarti Ruciel mau menjelajahi Dungeon bersama saya lagi?"
"Meski aku tidak sepenuhnya menginginkan ini. Aku memiliki pendirian, apa pun yang terjadi aku harus menyelesaikan kesepakan yang aku buat, jadi. Ya, aku akan menjelajahi Dungeon denganmu lagi"
Mendengar ucapan Lisya membuatku lebih dari senang, aku sangat bahagia.
Meski dia mengucapkan dia tidak sepenuhnya ingin menjelajahi dungeon bersamaku. Fakta jika kami akan menjelajahi dungeon bersama tidak akan berubah. Karena itu, kesempatanku untuk menjadikan dia sebagai teman masih ada. Aku harus mengunakan sisa hari bersamanya dengan baik.
"Saya suka kamu Ruciel"
Mengucapkan isi hatiku aku melompat dan langsung mememeluk Ruciel.
Squshy!, Squishy!, Squishy!.
"A!.A apa yang kau lakukan!, hentikan!, menjauh dariku"
Ah..! dia sangat lembut, kenyal, hangat dan harum. Aku akan berusaha sekuat tenaga, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan dia seorang teman.
Ruciel berusaha keras untuk melepaskan diri dari pelukanku. Namun, karena dia tidak mendorongku dengan serius, dia tidak bisa lepas dari pelukanku.
"Jika kau tidak berhenti memelukku sekarang!. Aku benar benar akan membatalkan kesepakatan untuk menjelajahi Dungeon denganmu"
"Saya mohon jangan lakukan itu"
Mendengar ancaman mengerikan itu aku langsung melepas pelukan. Memanfaatkan kesempatan Ruciel langsung menjauh.
"Aku akan menunggumu di tempat biasa besok, jadi kau harus datang!"
Dia mengucapkan itu sebelum berjalan menuju pintu keluar Adventure Guild dan menghilang.
Hari ini aku sangat bahagia.