"Sudah sampai Bu" ucap Pak Salim dengan sopan. Amanda mengangguk dengan lesu dan membuka pintu mobil. Pak Salim buru-buru keluar untuk membukakan pintu untuk nona mudanya.
"Bapak langsung pulang saja, mobilnya dibawa pulang saja, nanti kalau perlu apa-apa saya kabari" ucap Amanda datar. Dia berjalan masuk ke dalam gedung apartemennya.
Amanda berjalan lurus hingga tidak menyadari kehadiran Abi yang baru saja keluar dari lift. Lelaki itu baru akan berangkat ke rumah sakit. Ekor mata Abi mengikuti langkah Amanda. Mulutnya sedikit terbuka, mungkin ini saatnya untuk meminta maaf, batin Abi dalam hati.
"Bu A.." suara Abi berhenti mendadak saat Amanda melewatinya begitu saja, kepala Amanda masih menunduk ke bawah, dia tidak menangis, tapi wajahnya sedih sekali. Abi bisa melihat dengan jelas saat gadis itu tepat di sampingnya. Ada apa ini, batin Abi, bertanya-tanya dalam hati. Gadis itu masuk ke dalam lift dengan wajah masih menunduk. Abi menunggu sampai pintu lift tertutup, berharap Amanda mengalihkan pandangannya pada dirinya, menyadari kehadirannya, tapi harapan Abi tidak terwujud. Pintu lift tertutup, dan Amanda masih tertunduk sedih. Abi berdiri mematung menyaksikan Amanda hari ini. Apa kalimatnya kemarin terlalu jahat, apa gadis itu sekarang sangat membencinya, semua pertanyaan itu silih berganti muncul di kepala Abi. Ponselnya berdering, tertera nomor rumah sakit di layar ponselnya, Abi menjawab ponselnya segera.
"Oke saya segera kesana" jawab Abi, dia melirik sebentar ke arah lift. Kalau tidak ada operasi Cito hari ini, mungkin dia sudah mengejar Amanda untuk meminta maaf, batin Abi lagi.
Abi baru saja masuk ke dalam ruangan perawatan, saat dia menyadari beberapa perawat yang bertugas sibuk membicarakan sesuatu sambil menatap sebuah layar ponsel milik salah satu diantara mereka.
"Yakin gue, ini Bu Amanda yang dulu dirawat disini" ucap seorang perawat, namanya Lastri.
"Mukanya mirip sih, enggak nyangka ya, demen sama pacar orang ternyata, padahal gue pikir kalau orang cakep kaya dia kan tinggal cari laki sendiri, ngapain ambil pacar orang, bener kan tadi bilangnya tunangannya" balas rekannya, namanya Susi. Semua perawat yang menonton video itu ikut menimpali sambil memberikan kalimat-kalimat menghina seseorang yang ada di rekaman video ponsel itu. Saking sibuknya, mereka bahkan tidak menyadari kehadiran Abi disana. Pria itu berdehem cukup keras, kerumunan perawat itu langsung bubar seketika.
"Maaf ya Dok, saking sibuknya lihat video yang lagi viral, sampai enggak sadar ada Dokter" ucap Lastri.
"Hmm," balas Abi, wajahnya tidak berekspresi. Dia tidak berkata-kata lagi.
"Dokter sudah lihat video yang lagi viral banget ini Dok" ucap Susi.
"Video apa?" tanya Abi, datar. Dia jarang menonton televisi, sudah pasti dia tidak tahu video apapun baik yang sedang populer atau anak jaman sekarang mengatakan dengan sebutan "viral"ataupun yang tidak. Abi bahkan tidak perduli, tapi mendengar nama Amanda disebut, dia jadi penasaran juga.
"Ini Dok, lagi ada video tentang pelakor, wajahnya mirip sekali dengan Bu Amanda pasien Dokter dulu" seru Susi dengan berapi-api. Perawat muda itu menunjukkan video yang baru saja dia dan teman-temannya tonton.
Abi dengan malas memperhatikan video yang diputar ulang. Mata Abi sontak melebar, di dalam video itu dia melihat dengan jelas rambut Amanda dijambak, lalu disiram dengan air dan ditampar. Abi bisa melihat baju yang dikenakan Amanda, sama seperti baju Amanda siang ini saat dia bertemu dengan Amanda. Abi melihat sosok lelaki yang sedang bersama Amanda, seperti dugaannya, itu adalah lelaki yang sebelumnya mengantar Amanda.
"Kapan kejadiannya?" tanya Abi, sekadar memastikan dugaannya.
"Kayanya baru Dok," balas Susi. Abi tidak menjawab lagi, dia menyelesaikan pekerjaannya dengan segera.
Abi pulang ke apartemen, dia melihat dibalik jendela apartemennya untuk mengamati Amanda dari kamarnya, gadis itu sedang duduk di taman, dia masih memakai baju yang sama, wajahnya masih seperti tadi siang saat mereka bertemu, memancarkan kesedihan. Tatapan matanya kosong. Abi khawatir sekali, Amanda tidak punya siapa-siapa, Abi tidak tahu siapa yang salah, tapi satu yang dia tahu, Amanda butuh seseorang saat ini, tanpa sadar lelaki itu turun ke bawah dan dalam sekejap sudah berada tepat di depan pintu apartemen Amanda.
____________
up baru
semoga suka ya
jangan lupa follow Ig saya di rizkaadityahami
jangan lupa juga dukungan ss dan komentarnya
happy reading