(Beberapa jam sebelumnya)
Latissa menelpon Pak Salim segera setelah Amanda menghubunginya.
"Pak, segera ke lobi, Ibu Amanda menunggu disana" perintah Latissa yang langsung diamini oleh lelaki paruh baya yang sangat setia itu.
Sekretaris itu jadi gelisah sendiri, ada apa gerangan, jelas suara Amanda seperti menahan emosi, sedikit akan menangis, sepertinya, Latissa tidak mengerti karena bosnya itu tidak pernah menangis dihadapannya. Dia menelpon Pak Salim lagi.
"Pak, kabari saya apa yang terjadi sama Bu Amanda ya" perintah Latissa lagi.
"Baik Bu" jawab Pak Salim dengan sopan.
Latissa mondar mandir dengan cemas, pasti ada yang salah dengan makan siang hari ini, batinnya. Dia jadi tidak tenang, harusnya dia tidak membiarkan Amanda pergi sendirian, sesal Latissa dalam hati. Gadis itu menunggu dalam kecemasan selama 30 menit, sampai ponselnya berdering kembali. Pak Salim menghubunginya kembali.
"Halo?" sapa Latissa.
"Halo Bu, Bu Amanda sudah saya antarkan ke apartemen Bu" lapor Pak Salim.
"Apa ada masalah Pak?" tanya Latissa lagi.
"Saya tidak mengerti Bu, Ibu Amanda tidak bicara selama diperjalanan, tapi baju Ibu Amanda basah, wajahnya sedih sekali" jelas Pak Salim lagi.
"Oke Pak" jawab Latissa lagi. Sekretaris Amanda itu tidak langsung menghubungi atasannya, mungkin Amanda sedang ingin sendiri, pikir Latissa. Sekitar 10 menit kemudian, dia menerima pesan dari Amanda.
"Batalkan kerjasama dengan Anton" tulis Amanda singkat.
"Baik Bu" balas Latissa segera. Dia punya firasat buruk mengenai ini, tapi Latissa hanya bisa menunggu sampai Amanda menceritakan segalanya, atau sampai ada sesuatu yang muncul karena kejadian hari ini.
Di apartemen, Amanda masuk dan langsung berbaring, hatinya terasa kering dan terhina. Selama 31 tahun dia hidup, belum pernah Amanda merasa seperti ini. Dia bekerja sangat keras, Amanda merangkak dari bawah untuk sampai di posisi sekarang. Sudah tidak terhitung berapa banyak kalimat merendahkan, mengejek dan menghina yang sudah dia dengarkan, tapi tidak seperti sekarang. Harusnya Amanda mengingat kembali nasihat Bu Angella dulu, tidak ada makan siang pribadi untuk membicarakan tentang bisnis, mengapa Amanda bisa begitu saja mengiyakan ajakan Anton, padahal sebelumnya dia sudah sering menolak, batin Amanda dalam hati, lagi-lagi menyesali keputusannya siang ini. Amanda hanya berbaring dengan tatapan kosong di sofa ruang televisinya, setelah mengirimkan pesan untuk membatalkan kontrak kerja sama dengan Anton, sekarang Amanda mengalihkan pikirannya pada hal lain, dia harus menghadapi sulitnya rapat pemegang saham bila dia tidak mendapatkan investor dalam waktu dekat. Amanda berbaring sampai akhirnya dia tertidur. Sekitar 3 jam kemudian, gadis itu terbangun saat mendengar bunyi ponselnya, Latissa menghubunginya.
"Bu, ini gawat!" ucap Latissa, suaranya tidak setenang biasanya.
"Ada apa?" tanya Amanda.
"Ada video Ibu, baru saya dapat dari karyawan kantor, kejadian siang ini," jawab Latissa lagi.
"Video?" Amanda kebingungan. Kesadarannya belum penuh.
"Saya kirimkan video ke ibu" jawab Latissa, sebelum memutuskan sambungan teleponnya.
Amanda menunggu sekretarisnya mengirimkan video. Sebuah pesan masuk dari Latissa, berisi video yang dia sebut sebelumnya. Amanda segera mengunduh video itu dan segera menontonnya langsung. Betapa terkejutnya Amanda saat hampir sebagian besar kejadian yang terjadi siang tadi terekam di video itu, sayangnya, awal saat rambutnya terjambak, tidak terekam disana. Semua orang yang menonton video itu pasti akan menyangka Amanda adalah wanita yang berselingkuh dengan pria lain dan ketahuan tunangan pria itu. Amanda memijat pelipisnya, kepalanya mendadak terasa pusing. Sekarang dia bukan hanya harus memikirkan bagaimana mencari investor baru, tapi juga harus berpikir bagaimana menjelaskan video ini bila dewan pemegang saham mengetahuinya nanti. Amanda mengulangi video itu lagi dan lagi. Tiba-tiba Amanda merasa sangat penat, dia pergi menuju taman luar apartemennya, Amanda memandang kosong ke arah langit, menatap gedung-gedung indah yang tersaji sebagai pemandangan di balkon apartemennya. Amanda juga memandang beberapa bunga yang terlihat layu, dia terlalu sibuk sampai tidak memperhatikan tumbuhan di tamannya itu. Amanda hanya duduk dan berdiam diri sambil menikmati semua yang dapat dia lihat di balkon indahnya itu. Disini semua begitu tenang, indah dan damai. Ketenangan Amanda terusik dengan adanya ketukan yang cukup keras di pintu depan, Amanda mencoba tidak memperdulikan ketukan beberapa kali itu, tapi semakin lama ketukan itu berubah menjadi gedoran pintu. Mau tidak mau Amanda beranjak meninggalkan tamannya dan pergi ke pintu depan. Betapa terperanjatnya Amanda saat melihat sosok Abi yang ada di balik pintu apartemennya, Amanda sampai mengedipkan kedua matanya beberapa kali khawatir kalau dia salah melihat. Wajah dihadapannya itu, terlihat cemas, ada apa, apa dia juga sudah melihat video yang tadi Amanda tonton, seberapa viral video itu kalau Abi saja sudah menonton, apa dokter ini juga sekarang menganggap dirinya murahan seperti yang dikatakan wanita yang menampar Amanda, atau Abi ingin mengejeknya sekarang, berjuta pertanyaan ada di kepala Amanda. Dia baru akan membuka mulutnya, tiba-tiba Abi menarik tangannya dan membawa tubuh Amanda masuk ke pelukannya. Lelaki itu memeluk dengan erat, seakan-akan takut gadis ini akan pergi.
"Emm, maaf Dok..",
"Jangan sedih seperti itu" ucap Abi, memotong kalimat Amanda. Gadis itu terpaku. Lelaki yang memeluknya ini, menghibur dirinya. Amanda merasakan waktu berhenti dan di dunia ini hanya ada mereka berdua saja yang sedang berpelukan. Hatinya langsung berdebar tidak karuan, tapi di satu sisi dia takut akan perhatian ini. Amanda takut kembali jatuh cinta dengan Abi. Bukankah selama ini dia sedang berusaha melupakan Abi dan cinta bertepuk sebelah tangannya.
"Jangan seperti ini Dok, saya.., saya takut saya tidak bisa melupakan Dokter" ucap Amanda sambil berusaha melepaskan dirinya dari pelukan erat Abi. Namun sia-sia, lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya, tenaga Amanda tidak cukup untuk melepaskan diri. Seberapa keras pun dia meronta meminta untuk melepaskan dirinya, tetap tidak bisa.
"Kalau begitu, jangan" ucap Abi pelan. Amanda berhenti meronta, dia kembali terpaku, kebingungan, berharap dia tidak salah mendengar. Abi melepaskan pelukannya, tapi tangannya tetap memegang erat Amanda. Matanya menatap lekat wajah Amanda, membuat gadis itu salah tingkah.
"Jangan coba-coba untuk melupakan saya" ucap Abi lagi. Detik itu juga Amanda merasa detak jantungnya berhenti.
________
Hai, mohon maaf lama sekali up baru
kebetulan aku nya sakit, hampir dirawat, cuman ngeri sendiri karena aku emang dasarnya ga demen di rawat di RS,
semoga suka ya dan bisa menemani hari Minggu sore kalian
jangan lupa juga dukungannya, dan follow Ig saya di rizkaadityahami
Happy Reading