"Mengenai kontrak kerja sama kita, saya sudah bicarakan dengan tim saya, dan kami setuju untuk mulai membicarakan poin-poin kontrak kerja kita nanti" jelas Anton. Senyum Amanda kembali berkembang. Investasi yang akan diberikan oleh pihak Anton pada perusahaan Amanda bukan jumlah yang main-main, tentu saja berita ini menjadi angin segar di hari Amanda.
"Baik, Pak. Saya senang sekali mendengarnya," balas Amanda.
"Ini poin-poin yang mungkin harus diperbaiki, sebelumnya sudah saya bicarakan dengan tim saya, mungkin bisa kita diskusikan nanti, sambil makan siang hari ini?" tanya Anton, tiba-tiba. Amanda terdiam sebentar. Dia paling tidak suka dengan janji makan siang. Amanda masih ingat nasihat Ibu Angella, jangan hanya berdua saja dengan rekan bisnis kita, apalagi kalau lelaki, bisa jadi nanti ada omongan yang tidak-tidak, begitu nasihat Ibu Angella kala itu.
"Ah, saya mohon maaf sekali Pak, mungkin lain kali, kebetulan sebentar lagi saya sudah ada janji siang ini" tolak Amanda dengan halus, sedikit berbohong. Latissa sudah hapal kebiasaan Amanda, tidak pernah ada pembicaraan bisnis diluar kantor. Amanda selalu seperti itu.
"Oke kalau begitu, saya mengerti, saya pamit pulang Bu Amanda," balas Anton, sedikit kecewa, tapi dia juga datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, wajar saja kalau ditolak. Lelaki itu berdiri dan menjulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Amanda.
"Terimakasih banyak Pak, saya bisa pastikan Bapak tidak akan kecewa berinvestasi di perusahaan saya" ucap Amanda. Hari ini berubah menjadi cerah karena kedatangan Anton.
"Mari saya antarkan" sambung Amanda lagi, beranjak untuk mengantarkan Anton keluar dari gedung kantornya. Mereka berjalan beriringan sampai ke pintu keluar, tempat mobil sedan mewah Anton terparkir.
"Sekali lagi, saya ucapkan banyak terimakasih Pak" ucap Amanda, sambil menganggukkan kepalanya dengan sopan.
"Sama-sama, ini juga bisnis yang menguntungkan untuk saya, tapi saya juga berharap sekali kita bisa minum kopi atau makan siang bersama" ucap Anton dengan jujur. Amanda tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Ini bukan kali pertama dia mendengar ajakan seperti ini, sudah berpuluh-puluh ajakan makan dia tolak.
"Iya, saya minta maaf untuk itu, mungkin lain kali ya Pak" balas Amanda dengan tenang. Anton mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.
Anton masih melihat melalu kaca spion mobil mewahnya, Amanda masih berdiri menunggu mobilnya hilang dari pandangan.
"Hmm, wanita yang menarik," ucap Anton sambil tersenyum senang. Matanya masih memperhatikan Amanda yang semakin lama semakin menjauh dan menghilang dari pandangan saat mobilnya sudah keluar dari kawasan gedung perusahaan Amanda. Ternyata seperti yang sering diberitahukan oleh rekan bisnisnya yang lain, Amanda memang sulit untuk menerima tawaran apapun yang bersifat pribadi seperti ajakan makan siang bersama, sebelumnya Anton sudah pernah mendengarkan hal ini, dia ingin mencoba peruntungan hari ini, dan ternyata sama seperti rekan bisnis Amanda lainnya, dia juga tidak berhasil. Mungkin lain kali, batin Anton sambil memamerkan senyum miringnya. Lelaki itu penasaran sekali dengan Amanda.
"Maaf Bu, apa kita jadi istirahat makan siang?" tanya Latissa, setelah mobil Anton menghilang dari pandangan dia dan Amanda.
"Hmm, sepertinya lain kali, kita harus perbaiki poin-poin kerja sama sesuai permintaan Pak Anton" balas Amanda. Latissa mengangguk, sedikit kecewa.
"Baik Bu" balas Latissa. Mau dikata apa, tidak mungkin Latissa berharap banyak, Amanda akan lupa makan kalau sudah menemukan kerjaan baru, bosnya itu pasti ingin pekerjaan itu segera selesai.
"Sebagai gantinya, saya mau kamu pesankan beberapa kotak pizza, untuk kita berdua dan untuk tim perencanaan, kita rapat mendadak untuk membicarakan masalah kontrak kita dengan pihak Pak Anton, gimana? Rasanya kita belum pernah rapat sambil makan siang," tanya Amanda, dia menyadari perubahan wajah Latissa.
"Eh?" Latissa sedikit linglung, rapat sambil makan, itu sangat langka, biasanya saat ada rapat, staf Amanda mengatakan bahkan bernapas saja sulit, sekarang mereka diperbolehkan untuk makan, Latissa hampir bersorak kegirangan karenanya.
"Ayo cepat pesan, saya rasa saya juga kelaparan" balas Amanda sambil berjalan masuk kembali ke dalam gedung perusahaan.
"Baik Bu" jawab Latissa cepat.
_________
Amanda meregangkan otot-otot lehernya, tidak terasa mereka sudah rapat selama 2 jam, tapi tidak terasa, rapatnya menyenangkan sekali. Amanda baru menyadari kalau rapat tanpa tekanan jauh lebih efektif, terbukti banyak ide-ide yang muncul dari tim perencanaannya. Dalam dua jam mereka sudah mampu menyelesaikan poin-poin penting yang Anton minta dan perencanaan produksi produk baru mereka.
"Rapat kali ini sampai disini dulu ya, terimakasih semuanya" sahut Amanda sambil tersenyum puas.
"Saya langsung pulang ya Tis, kamu juga, rangkuman rapat hari ini kirimkan saja melalui email, saya rasa makan beberapa potong pizza membuat saya mengantuk" ucap Amanda pada Latissa. Sekretaris itu mengiyakan.
Amanda membereskan tas tangannya, turun ke bawah dan mulai berjalan pelan menuju apartemennya. Hari ini hari yang bahagia, cuaca siang ini juga baik sekali, tidak terlalu cerah tapi tidak mendung juga, matahari bersinar dengan baik. Sekitar 15 menit berjalan, langkah Amanda terhenti, saat melihat Abi yang juga berjalan dari arah berlawanan dengan arahnya. Lelaki itu juga sama, menghentikan langkahnya. Matanya tertuju pada Amanda. Dia memperhatikan Amanda dengan seksama. Gadis itu langsung mencibir, hari ini terlalu bahagia untuk dirusak oleh Abi, batinnya.