Abi hanya memandangi punggung Amanda yang semakin menjauh, dia tidak berniat untuk mengejar gadis itu. Lebih baik dia tidak mengejar atau menahan Amanda. Abi juga tidak tahu harus berkata apa. Hari ini memorinya akan istrinya kembali lagi. Kejadian kecelakaan itu pun kembali lagi. Abi pergi keluar gedung apartemen, dia perlu menenangkan dirinya untuk melupakan memori menyakitkan itu sejenak.
Amanda masuk ke dalam apartemennya. Dia langsung berbaring, air matanya sudah menggenang di pelupuk mata dan mengalir deras di kedua pipinya dalam sebentar saja. Dia meratapi nasibnya. Sedih sekali, sepertinya memang dia tidak akan pernah merasakan rasanya dicintai. Mungkin ini karma atas penolakan dia dengan semua lelaki di masa lalunya, atau mungkin saja ini kutukan semua pegawai yang dulu pernah dia pecat tanpa mereka bisa menjelaskan alasan kesalahan mereka.
Amanda mengambil ponselnya, dia mencari berita tentang Rahmania Jasmine. Amanda merasa bodoh sendiri, bagaimana dia bisa melupakan sosok Abi. Dulu sepertinya mereka pernah beberapa kali bertemu saat Abi dan Nia masih berpacaran, tapi tentu saja penampilan Amanda masih belum seperti sekarang. Saat itu Amanda masih menjadi pegawai biasa di perusahaan Ibu Angella. Amanda membaca beberapa artikel tentang kecelakaan Rahmania. Wanita itu dikatakan sedang mengalami kecelakaan saat sedang hamil besar. Kabarnya, saat itu suaminya yang menyetir mobil itu. Mobil mereka ditabrak pengendara truk yang mengantuk. Rahmania dan supir pengendara truk itu meninggal dunia, sementara Abi mengalami trauma sedang saja. Anak mereka sempat dilahirkan, hanya selama beberapa jam saja, kelahiran prematur membuat anak mereka tidak bisa bertahan. Rahmania dan anaknya dimakamkan bersama. Sungguh cerita yang menyedihkan, batin Amanda. Dia tidak mungkin bersaing dengan kenangan Rahmania untuk mendapatkan cinta Abi. Amanda juga tidak mau membuang waktunya, rasanya pengalaman jatuh cinta ini sudah membuatnya lebih dari sekadar tersadar kalau cinta sepihak memang lebih banyak menyedihkan dibanding menyenangkan, lebih baik dia kembali memikirkan pekerjaannya saja, dia tidak akan pernah terluka lagi.
Amanda kembali bertemu dengan Abi keesokkan harinya, dengan tidak sengaja mereka bertemu di lift. Abi baru akan berangkat bekerja, begitu juga dengan Amanda. Gadis itu hanya sekilas melihat ke arah lift, langkahnya spontan berhenti saat melihat kehadiran Abi.
"Mau ikut turun?" tanya seorang wanita yang berdiri di pintu lift.
"Ah, barang saya ada yang ketinggalan, duluan saja" ucap Amanda sambil menunduk sopan, sebisa mungkin dia tidak bertemu mata dengan Abi. Amanda benar-benar memenuhi ucapannya, dia akan menjaga jarak dari Abi.
Sedangkan dii dalam lift, Abi merasa sedikit sedih melihat respon Amanda, aneh, bukannya harusnya dia merasa senang, batin lelaki itu.
"Atas nama Amanda" panggil perawat di poliklinik Abi. Lelaki itu langsung menaikkan kepalanya saat mendengar nama Amanda disebut. Apa dia kembali kontrol, pikir Abi. Seorang anak kecil dan ibunya masuk ke dalam ruangan. Abi menertawakan kebodohannya. Jelas-jelas dia sendiri yang menuliskan surat rujukan supaya Amanda tidak kontrol lagi dengan dia, mengapa dia malah berharap Amanda yang hadir, dasar bodoh, umpat Abi.
___________
Hari-hari Amanda bergulir seperti biasanya. Dia kembali bekerja keras, Amanda hanya sesekali mengunjungi taman belakang di apartemennya, setiap dia duduk di taman itu, bayangannya selalu kembali pada Abi. Amanda lebih senang menenggelamkan dirinya pada kesibukan kantornya. Dia pulang saat hari sudah menjelang malam.
Setelah mengalami kecelakaan, Amanda jauh lebih ramah pada semua pegawainya. Amanda sudah berjanji dia akan menjadi orang yang lebih baik. Tidak ada lagi bentakan, teriakan atau kalimat umpatan kejam yang dia berikan pada pegawai perusahaannya. Penolakan kejam Abi Amanda jadikan sebagai peringatan pada dirinya sendiri. Mungkin itu sebuah teguran atas dirinya yang selalu berlaku kejam pada para pegawainya. Dia lebih sering mendengar keluhan dan kesulitan pegawainya, daripada memojokkan mereka tanpa mendengarkan alasan kesalahan mereka. Semua pegawai Amanda justru bekerja lebih giat setelah Amanda berubah. Latissa yang paling mengetahui alasan perubahan diri Amanda. Ternyata patah hati ada baiknya, batin Latissa.
"Tis, Ibu Amanda, bukannya besok ulang tahun?" tanya seorang pegawai dari divisi skincare. Latissa melihat kalender di ponselnya.
"Ah, iya, benar. Besok" jawabnya.
"Kenapa kita tidak kasih surprise saja?" usul seorang pegawai lelaki yang duduk disamping.
"Enggak tau deh, Bu Amanda tidak terlalu suka hari ulang tahun" jawab Latissa. Selama lima tahun dia bekerja bersama Amanda, wanita itu malah lembur di hari ulang tahunnya. Latissa juga tidak mengerti mengapa. Amanda sangat tertutup, bahkan Latissa yang paling sering bersama dengan Amanda saja tidak mengetahui bagaimana kehidupan pribadi atasannya itu. Kehidupan Amanda hanya seputar pekerjaan. Abi adalah satu-satunya pria yang pernah dekat dengan Amanda.
"Kita buat acara kejutan aja, jujur sih, semenjak kecelakaan Ibu Amanda sekarang baik banget. Apalagi semenjak launching perfume dan penjualan perfume lumayan, kita sering banget dikasih bonus" cerita Sari. Masih lekat diingatan Dari perjuangannya mendapatkan kontrak kerja dengan Adrianne.
"Hmm, ide bagus" balas Latissa, sudah ada beberapa ide acara kejutan ulang tahun di kepalanya. Mungkin kejutan ulang tahun bisa membuat perasaan Amanda lebih baik, pikir Latissa.
___________
follow Ig saya di rizkaadityahami