Chereads / Amanda Mencari Cinta / Chapter 6 - Bertemu Ibu Angella

Chapter 6 - Bertemu Ibu Angella

Amanda membuka matanya. Dia berada di sebuah tempat, yang Amanda tidak tahu dimana. Terlihat seperti taman, tapi tidak terawat. Di beberapa tempat terlihat bunga-bunga layu. Gadis itu meneliti setiap sudut tempat itu. Dia merasa bingung, tidak pernah dia berada disini sebelumnya. Amanda berjalan mencari tahu dimana dia berada sekarang. Langkah Amanda terhenti saat melihat ada sebuah bangku di ujung taman dan ada seseorang disana sedang duduk. Seseorang yang sepertinya dia kenal. Amanda tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang itu, dia penasaran, Amanda berjalan mendekati orang itu.

"Bu Angella" sapa Amanda, dia tersenyum senang. Amanda memeluk erat wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya. Setelah lima tahun dia akhirnya bertemu Ibu angkatnya lagi. Satu hal yang menggangu pikiran Amanda, mengapa dia bisa bertemu Ibu Angella, apakah dia sudah meninggal, tanya Amanda dalam hati.

"Amanda? Kenapa kamu bisa kesini?" tanya Ibu Angella, terkejut melihat kedatangan Amanda. Wanita itu melepaskan pelukannya.

"Aku juga enggak ngerti Bu" jawab Amanda, jujur. Dia mengamati wajah ibu angkatnya itu dengan seksama. Bu Angella tetap cantik, hanya wajahnya terlihat sedih, tidak ada wajah keras dan galak seperti dulu saat Amanda ikut dengannya.

"Kamu baik-baik saja kan?" tanya Ibu Angella. Amanda menggeleng sambil tersenyum sedih.

"Aku kesepian dan kelelahan mengurus perusahaan ibu seorang diri, Bu" jawab Amanda jujur. Akhirnya dia bercerita pada Ibu Angella bagaimana nasibnya setelah Ibu Angella meninggalkan dirinya. Bagaimana keluarga Ibu Angella dengan kejam mengambil semua harta benda dan perusahaan yang sebelumnya sudah dialihkan kepada Amanda sebagai ahli waris Ibu Angella satu-satunya. Bagaimana perjuangan Amanda membangkitkan kembali perusahaan kosmetik kecil punya Bu Angella, yang sebelumya tidak menguntungkan, saat ini menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Amanda juga bercerita tentang bagaimana cara dia menjalankan perusahaannya.

"Manda sering kesepian Bu" Amanda berkeluh kesah lagi.

"Cari seseorang" balas Ibu Angella sambil menggenggam jemari Amanda. Gadis itu dapat merasakan dinginnya genggaman Bu Angella.

"Seseorang?" tanya Amanda, bingung.

"Iya. Cari seseorang yang bisa kamu percaya, entah itu di perusahaan, atau di kehidupan pribadi kamu, agar kamu tidak kesepian" nasehat Ibu Angella lagi. Amanda tertawa lagi.

"Lihat Ibu, sendiri seumur hidup Ibu. Bahkan keluarga Ibu juga tidak ada yang memperdulikan Ibu, di dunia, maupun setelah Ibu tidak ada di dunia, mereka hanya perduli dengan harta Ibu saja" ucap Ibu Angella, wajahnya yang sudah terlihat sedih saat ini bertambah sedih.

"Kan ada aku Bu," ucap Amanda, walaupun Ibu Angella memperlakukannya dengan disiplin dan cukup keras, tapi Amanda yakin, jauh di dalam hatinya, wanita itu menyayangi Amanda. Itu hanya cara Ibu Angella mengajarkan dirinya agar bisa bertahan hidup, buktinya sekarang Amanda dapat membuktikan dirinya dihadapan Bu Angella, dia sudah bukan Amanda asisten pribadi lagi. Tapi, Amanda CEO wanita perusahaan brand terkenal.

"Tempat kamu bukan disini, jangan sampai kamu seperti Ibu. Cari orang yang bisa membahagiakan kamu, orang yang kamu percaya dan orang yang sayang sama kamu. Jangan terlalu keras, tidak ada laki-laki yang menyukai gadis keras kepala" nasehat Ibu Angella lagi, mengelus lembut kepala Amanda.

"Pergilah Manda" perintah Bu Angella. Amanda menggelengkan kepala.

"Aku sama Ibu aja" rengek Amanda. Toh, di dunia dia juga sendirian, tidak ada yang perduli. Selama ini hanya Ibu Amanda yang perduli padanya. Lebih baik dia berada disini bersama Bu Angella, dari pada kembali ke dunia, dimana dia selalu merasa kesepian.

Bu Angella hanya tersenyum, dia tetap diam. Ibu itu berdiri dari duduknya, lalu berjalan pergi. Ibu Amanda berjalan cepat sekali, Amanda mencoba mengikuti Bu Angella, tapi sulit sekali, Amanda beberapa kali mencoba menyamai kecepatan berjalan Bu Angella, tapi gagal. Gadis itu tetap berusaha untuk mengejar, sampai Amanda tidak mampu berjalan, dan dia terjatuh. Amanda mencoba untuk berdiri, tapi tubuhnya kaku dan terasa nyeri. Amanda bahkan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk berdiri, tapi sia-sia. Tubuhnya terasa kaku nyaris sama dengan batang pohon. Amanda hanya bisa melihat bayangan Ibu Angella yang lama kelamaan semakin menjauh pergi.

"Dok, pasiennya sudah sadar" perawat ruangan ICU (¹) masuk ke ruangan dokter untuk memberi tahu dokter syaraf yang sedang bertugas. Seorang Neuro spine spesialis (²) yang terkenal. Dokter itu langsung berdiri dan berjalan cepat menuju ruangan ICU. Dia sudah lama menantikan momen ini. Dia langsung memeriksa kesadaran pasien yang baru saja diberitakan perawat itu, sesampainya di ICU.

"Halo nona putri tidur, akhirnya kamu bangun juga, saya sudah cemas menunggu kamu bangun" ucap dokter itu sambil tersenyum. Dia memeriksa pasien yang sudah koma selama hampir empat hari. Waktu yang cukup lama untuk trauma cervical (³). Pasien-pasien trauma spine yang dokter ini tangani sebelumnya, tidak ada yang dalam keadaan koma selama pasiennya itup. Tentu saja dokter yang berusia pertengahan 30 ini merasa cemas dan khawatir. Tapi semua itu sirna saat melihat keadaan pasiennya saat ini.

"Keadaannya lumayan stabil, kita evaluasi sampai besok, kalau masih tetap stabil, kabari dokter anestesi untuk extubasi (⁴) ya" perintah dokter itu lagi.

"Baik Dok," sahut perawat yang sedang mendampingi dirinya.

Dia mengambil status pasien kesayangannya itu, dan mulai menulis instruksi obat dan tindakan untuk pasien itu. Dia bersiul-siul kegirangan. Akhirnya satu lagi operasi sulitnya berhasil. Pria itu meninggalkan ruangan ICU dengan senyuman yang merekah di wajahnya. Dia bahagia karena operasinya kali ini berhasil.

Ket.

(¹) ICU: intensive care unit, ruang perawatan intensif untuk pasien-pasien yang sedang dalam keadaan tidak stabil dan memerlukan alat bantu kehidupan dan monitoring ketat.

(²) Neuro spine spesialis : dokter bedah saraf yang dikhususkan pada kasus-kasus tulang belakang

(³) trauma cervical : cedera parah pada bagian tulang belakang leher, bisa akibat terkena benturan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur.

Spine : tulang belakang

(⁴) extubasi: tindakan medis yang dilakukan untuk mengeluarkan alat bantuan napas berupa pipa dari saluran napas (trachea).