Chereads / THE ROOMMATE 2 : SIDE STORIES (21++) / Chapter 16 - 15 ARINA & LEO : PRESENTASI

Chapter 16 - 15 ARINA & LEO : PRESENTASI

2 bulan setelah peristiwa pemukulan tersebut….

Luka-luka Leo sudah pulih sepenuhnya. Sekarang mereka bertiga semakin dekat ke hari penentuan. Presentasi. Di. Depan. Dosen pembimbing yang terkenal galak dan memiliki standar penilaian yang sangat ketat.

Arina, Leo, dan Roberto terus berkumpul dan bekerjasama tanpa henti setiap hari untuk memastikan agar produk pakan ikan mereka bisa lolos uji kompetensi sehingga bisa ditampilkan dalam acara festival. Setiap hari Arina tinggal bersama-sama dengan Leo dan Roberto di dalam penthouse pemuda tersebut untuk menyempurnakan materi presentasinya. Leo sendiri juga terus melakukan uji coba pada pakan buatannya sambil terus menerus dipantau oleh Roberto. Sampai akhirnya, mereka bertiga mendapat kabar seputar jadwal presentasi mereka dari pihak kampus.

4 hari dari sekarang, kehadiran mereka bertiga sudah ditunggu di ruang pertemuan A. Bersama dengan 25 kelompok lainnya.

..................….

Beberapa hari kemudian, Ruang Pertemuan A, Universitas Rotteo….

Hari itu tiba. Semua mahasiswa sudah bersiap di tempat duduknya masing-masing dengan wajah tegang. Sementara di dalam ruangan, tim dosen penilai juga sudah hadir. Pihak moderator lalu mulai membacakan nomor urutan tiap kelompok dan memanggil setiap personel untuk maju ke depan podium dan menceritakan seputar keunggulan produk mereka masing-masing serta menyatakan kenapa produk tersebut layak untuk dipajang serta dijual langsung pada acara festival nanti.

Satu persatu kelompok mulai maju ke depan. Beberapa dari mereka bahkan gugur di tengah jalan saat melakukan presentasinya karena produknya dianggap tidak layak atau masih memiliki cukup banyak kekurangan fatal yang harus segera dibenahi sebelum festival dimulai.

Arina, Leo dan Roberto juga tak kalah gugup. Kelompok mereka kebagian nomor urut 23. Cukup banget untuk membuat detak jantung mereka terus berdebar tak keruan sepanjang penilaian ini berlangsung. Apalagi ditambah pemandangan wajah-wajah kecewa yang memelas dari kelompok lain karena kerja keras mereka dianggap sia-sia padahal mereka semua sudah berjuang serta berusaha sangat keras. Akankah….

Akankah kerja keras mereka berujung pada kegagalan yang sama di mata tim penilai?

Arina gugup setengah mati. Bahkan ketika ia harus menghadapi puluhan orang yang mengeroyoknya seperti tempo hari, ia tak pernah merasa setakut dan setegang ini. Inikah…

Inikah kekuatan institusi sebuah universitas?

Sebuah kekuatan yang mampu untuk memutuskan nasib seorang manusia hanya dengan beberapa ucapan lisan saja?

LUAR BIASA!!

Tepat pada saat itu, nomor kelompok mereka langsung dipanggil…

"Kelompok 23.."

Dengan wajah tegang, mereka bertiga langsung bangkit dari kursinya dan melangkah maju ke atas podium.

.........................

Arina langsung bersiap dengan notebooknya dan mulai menampilkan slide Powerpointnya di depan layar raksasa yang tergantung dari langit-langit. Sementara Leo dan Roberto sudah bersiap –siap berdiri di tengah podium sambil memamerkan produk pakan yang sudah berada dibotolkan. Hari itu, hanya Leo dan Robert saja yang bertugas untuk mempresentasikan produk pakan tersebut berdasarkan karakteristik, kegunaan serta kontribusinya di dalam masyarakat. Sementara Roberto bertugas untuk menyampaikan semua kandungan bahan baku yang terdapat di dalam produk pakan tersebut dan melaporkan semua proses pengolahannya secara akurat. Hal ini harus dilakukan sehingga tim penilai bisa yakin kalau produk tersebut benar-benar aman dan tidak menimbulkan limbah yang berbahaya untuk lingkungan sekitarnya.

Sekitar 30 menit, Leo dan Roberto menyampaikan presentasi produk pakan mereka secara jelas dan efisien. Semua informasi yang mereka berdua sampaikan kepada pihak tim penilai sangat akurat dan bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sample serta hasil riset secara menyeluruh yang dilakukan oleh Leo sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan presentasi kelompok-kelompok sebelumnya, ada ekspresi wajah puas yang ditampilkan oleh tim penilai yang sedang menonton mereka berdua sekarang.

Begitu Leo dan Roberto menyelesaikan presentasi mereka. Semua anggota tim penilai langsung bertepuk tangan sambil berdiri. Sebuah kata berhuruf besar langsung terpampang di layar raksasa tersebut.

LULUS!!!!

Sekarang, giliran Arina yang langsung bersorak gembira di atas podium.

.