Chereads / THE ROOMMATE 2 : SIDE STORIES (21++) / Chapter 17 - 16 ARINA & LEO : FESTIVAL TAHUNAN

Chapter 17 - 16 ARINA & LEO : FESTIVAL TAHUNAN

Seminggu kemudian…

Kampus tampak meriah sekali hari itu. Hari ini adalah salah satu peristiwa bersejarah yang rutin setiap tahun diselenggarakan oleh Universitas Rotteo sebagai salah satu kampus terbaik di negeri tersebut yaitu dengan cara menyelenggarakan acara pameran tahunan yang seluruh stannya diisi oleh produk yang dibuat oleh para mahasiswa tingkat pertama. Ajang pameran ini juga menjadi salah satu standar kompetensi untuk seluruh mahasiswa untuk mereka bisa lulus ke tahun kedua atau tidak. Pasalnya, setiap produk yang dipamerkan, langsung dijual bebas kepada setiap pengunjung yang menghadiri acara pameran dan setiap stan harus mencapai standar penjualan minimum untuk bisa dinyatakan lulus pada tingkat pertama mereka. Jika standar tersebut tidak tercapai, terpaksa mereka harus mengulang tahun pertamanya sekali lagi.

............….

"Arina belum datang??" tanya Roberto gugup ketika Leo sudah sampai di stan mereka dan menyiapkan berkardus-kardus pakan ikan ciptaannya di belakang meja. Tak lupa, ia juga menata beberapa botol di atas meja untuk menarik perhatian para pengunjung yang hari ini akan datang ke acara pameran.

Leo menggeleng. Arina sudah mengirim pesan ke ponselnya kalau ia akan terlambat datang hari itu ke acara pameran dan menyuruh mereka berdua untuk menyiapkan semuanya terlebih dahulu. Gadis itu juga berpesan padanya untuk membawa banyak produk pakan ciptaan Leo. Yah, hanya itu.

Leo sendiri tidak tahu apa strategi gadis itu untuk hari ini. Dan apa yang akan dilakukannya untuk membuat produk pakan mereka laku keras di ajang pameran. Terus terang, walaupun namanya adalah acara pameran atau festival, pada kenyataannya, ini adalah sebuah ajang pertempuran bagi para akademisi dimana semua orang berusaha untuk menjadi yang terbaik dan melakukan berbagai macam cara supaya produk mereka bisa laku keras sebanyak-banyaknya. Dari sekitar 300 stan yang saat ini ada, pihak universitas dengan cerdiknya, melakukan cara ini untuk menanamkan sikap kompetitif diantara para mahasiswanya dan sekaligus memberikan simulasi tentang bagaimana sebuah system tertua di dunia bekerja. Yang terbaiklah yang akan menang dan yang kalah akan gugur dengan sendirinya.

Sebuah hukum rimba yang juga berlaku di dalam dunia manusia.

Yang kuat akan bertahan, yang lemah akan mati. Sesederhana itu. Dengan konsekuensi yang mengerikan.

Saling serang dan tikam dari belakang bukanlah hal baru di dalam universitas ini. Bahkan Universitas Rotteo tercatat sebagai salah satu universitas dengan tingkat bunuh diri mahasiswa yang paling tinggi di negara tersebut. Dari setiap 100 mahasiswa yang mendaftar pada setiap tahun ajaran, bisa dipastikan ada 5 mahasiswa yang mati bunuh diri dan kurang lebih ada 5 – 8 mahasiswa yang jadi gila karena mereka tidak sanggup untuk memenuhi standar akademik yang begitu tinggi. Hal ini merupakan hal yang biasa terjadi di dalam kampus dan semua orang sudah mengetahuinya. Dan karena hal ini juga, Universitas Rotteo selalu menduduki peringkat ke 5 dari seluruh universitas terbaik di dunia.

............

Roberto melirik jam tangannya. Pukul 08.30. Setengah jam lagi, pameran akan resmi dibuka.

Stan mereka sudah selesai didekor dan produk pakan mereka sudah terpajang rapi di atas meja. Hati pemuda tersebut kebat-kebit tak keruan. Hari ini, adalah giliran Arina untuk menjalankan tugasnya karena jurusannya adalah business management dimana ia yang bertanggung jawab penuh untuk melakukan penjualan produk mereka. Tapi, gadis tersebut belum datang juga.

Di mana dia?

Atau… jangan-jangan….

Sebuah pikiran buruk terbersit di dalam pikiran Roberto. Tidak mungkin kan dia…..

"Jangan kuatir…."

Suara Leo tiba-tiba terdengar. Pemuda itu sedang duduk dengan santai di belakang meja sambil memainkan ponselnya. "Arina tak mungkin kabur dari acara ini…."

"Kenapa kau bisa begitu yakin?" tanya Roberto dengan nada cemas.

"Karena ia gadis paling kompetitif yang pernah kutemui…"

Roberto tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia hanya bisa menarik kursi dan duduk di sebelah Leo dengan gugup sambil terus melirik jam tangannya berkali-kali dengan gugup.

15 menit lagi….

10 menit lagi…

5 menit lagi….

1 menit lagi….

30 detik lagi….

Dan, gerbang masuk kampus pun langsung terbuka lebar!

..........

Para pengunjung yang sudah menunggu dengan sangat sabar di luar gerbang langsung berbondong-bondong masuk seperti air bah dan menyerbu ke dalam area pameran seperti orang kelaparan. Semua peserta stan yang melihat banyaknya gelombang pengunjung tersebut merasa sangat antusias dan langsung melakukan berbagai cara untuk menarik orang sebanyak-banyaknya untuk bisa mampir dan membeli produk mereka. Suasana benar-benar sangat ramai dan berisik seperti pasar malam.

Dari 300 stan yang tersedia, hampir semua stan sudah berhasil melakukan closing penjualan dan meraih standar minimum penjualan sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh pihak kampus. Hampir semuanya, kecuali beberapa stan yang sangat minim pengunjung dan masih harus berjuang keras untuk menarik pengunjung untuk mau mampir ke stan mereka.

Dan stan Leo adalah salah satu dari sekian stan yang kurang beruntung tersebut.

Roberto hanya bisa berdiri sambil terus-menerus memasang wajah ramahnya dan menyebar brosur ke para pengunjung yang dari tadi hanya mondar-mandir di depan stan mereka seperti setrikaan.

Wajah Robert sudah sangat menyedihkan. Ia tampak sudah hampir mau menangis. Sementara Leo hanya sibuk memainkan game Bubble Crash di ponselnya dengan sangat santai sambil menguap beberapa kali. Kelihatan sekali ia tidak niat untuk berjualan hari itu.

Roberto menyerah. Ia lalu duduk dengan lemas di samping Leo. Sejauh ini, mereka baru saja menjual 5 botol pakan. Itupun para pembelinya adalah teman-teman dekatnya yang ditarik paksa olehnya untuk membeli barang dagangan mereka.

Roberto melirik jam tangannya. Sudah pukul 12.00. Dan Arina belum datang juga.

Habislah mereka!!!

Ia pasti tidak akan lulus di tahun pertamanya ini. Pasrah….

Mungkin sudah nasibnya menderita kekalahan total hari ini.

Waktu terus berjalan. Para pengunjung yang datang semakin banyak dan acara pameran semakin ramai. Sekarang, malah sudah menunjukkan pukul 13.00.

Tiba-tiba jari Leo terhenti. Posisi duduknya tegak dan ia langsung berdiri. Melihat perubahan sikapnya, kening Roberto berkerut bingung.

"Kenapa?"

"Arina di sini…"

"Dia datang…"

..............

"MINGGGIRRRRRRRRRR...!!!!!!" teriak seorang gadis berpakaian ala biker tiba-tiba berseru sambil menghambur masuk ke dalam area pameran dengan menggunakan toa di salah satu tangannya.

Semua pengunjung pameran yang mendengar teriakan gadis tersebut langsung berpindah posisi secara otomatis dan menjauhi lokasi di mana Arina berdiri sekarang. Mereka semua shock berat dengan kemunculan tiba-tiba gadis aneh ini. Tapi, tak lama setelahnya, adegan berikutnya membuat mata mereka melotot lebar-lebar sampai hampir lepas dari rongganya.

Tiga buah mobil truk berukuran sedang langsung menyeruduk masuk ke dalam area pameran dan para supir langsung bergerak cepat untuk menurunkan tiga buah kolam buatan berukuran besar di tengah-tengah area festival. Tepat di lokasi paling strategis di mana pusat keramaian berkumpul. Tepat di waktu ketika jumlah pengunjung mencapai titik puncaknya.

Didalam masing-masing ketiga kolam tersebut, tampak sekumpulan besar ikan yang tengah sakit dan sedang sekarat karena serangan bakteri Flavobacterium. Hal ini ditunjukkan oleh warna putih pucat di sirip bagian punggung setiap ikan yang ada di semua kolam tersebut. Ikan-ikan yang ada terlihat kesulitan untuk bernafas di dalam air.

Semua pengunjung yang melihat kondisi menyedihkan dari ikan-ikan tersebut sangat terpana dan sebagian besar menunjukkan wajah iba karena kondisi yang menyedihkan dari ikan-ikan tersebut. Tapi sebagiannya lagi menunjukkan ekspresi penasaran.

"Astaga…astaga…"

"Menyedihkan sekali kondisinya…"

"Kenapa ikan-ikan ini bisa terkena penyakit yang sangat berbahaya seperti ini…??"

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

Melihat kalau hampir semua perhatian pengunjung sudah terpusat ke arah kolamnya, Arina menyunggingkan senyum licik. Tapi ia sebelumnya sudah mengirimkan pesan pada Leo untuk bersiap-siap juga di stan mereka.

"Saudara-saudara sekalian, terima kasih karena sudah berkenan hadir di acara pameran tahunan kami. Sekarang, saya ingin memberikan sebuah demonstrasi yang sangat menarik untuk Anda sekalian!!!"

"Seperti yang kita ketahui….."

"Kondisi ikan-ikan ini sakit bukan? Sebagian besar malah sudah berada dalam kondisi kritis. Betul??"

Semua pengunjung langsung menganggukkan kepala mereka secara serempak seperti sebuah robot.

"Tapi… apa yang akan terjadi jika saya sekarang memberikan pakan ikan dari dalam botol ini??"

Arina langsung menumpahkan dua botol pakan ke masing-masing kolam secepat mungkin.

Para pengunjung yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menarik nafas sambil menunggu. Menunggu. Menunggu. Menunggu….

Setelah kurang lebih 10 menit, sebuah keajaiban pun terjadi. Ikan-ikan tersebut yang tadinya berada dalam kondisi sakit dengan kulit berwarna pucat, mulai berubah. Kulit mereka mulai kembali ke rona warna aslinya dan warna putih di sirip punggung ikan-ikan tersebut mulai memudar. Gerakan ikan-ikan itu mulai berubah lincah dan tak lagi lemas. Mata mereka mulai berubah segar dan bening.

Para pengunjung langsung menarik nafas panjang dengan kagum. IN.. INI LUAR BIASA!!!

SEUMUR-UMUR..MEREKA SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MENYAKSIKAN KEAJAIBAN SEPERTI ITU DALAM HIDUP MEREKA!!!

Dalam waktu kurang dari 3 menit, semua ikan tersebut langsung sembuh total!!!

"Pakan ikan super Flavora. Hanya dijual hari ini saja. Untuk para peternak dan penggemar ikan air tawar. Stan 219….." kata Arina dengan suara keras sambil memamerkan produk pakan yang sudah mereka produksi.

"Silakan…"

"Sekarang…."

"Atau tidak sama sekali…"

.............

"Ka…kau sedang apa???" tanya Roberto panic ketika melihat Leo mengeluarkan semua botol pakannya ke atas meja mereka dengan gerakan sangat terburu-buru.

"Bersiap-siap…"

"Untukkkk???"

"Itu…." kata Leo datar sambil menunjuk ke arah kerumunan pengunjung yang datang ke arah stan mereka seperti orang gila. Sekarang, Roberto tidak bicara apa-apa lagi dan langsung membantu Leo untuk mengeluarkan semua produk mereka dari dalam dus secepat mungkin. Semenit berikutnya, stan mereka langsung diserbu habis oleh para pengunjung.

.........…..

Dalam waktu 30 menit, semua produk pakan mereka habis terjual dan bahkan ada permintaan PO dalam skala besar dari para peternak ikan local untuk produk pakan mereka.

Leo dan Roberto hanya bisa terduduk lemas dengan wajah acak-acakan dan pakaian berantakan tapi senyum kemenangan tersirat di wajah mereka berdua. SELESAI!!!

Target penjualan minimum sudah terpenuhi dan bahkan jauh melebihi itu. Stan mereka bahkan mencatat rekor penjualan tertinggi hari itu dibandingkan dengan semua stan lainnya.

LUAR BIASA!!!

"Maaf aku datang terlambat…." kata Arina dengan rasa bersalah setelah kerumunan pengunjung di depan stan mereka membubarkan diri pelan-pelan. Roberto sedang menghitung gepokan uang yang diterimanya sebagai hasil kerja keras mereka hari itu.

"Tidak apa-apa…"kata Leo sambil berjalan menghampiri gadis tersebut dan menepuk kepalanya pelan dengan lembut.

"Semua ini berkatmu. Terima kasih ya?"

Singkat. Tapi begitu mengena di hati Arina.

Saat itu, sebuah denyut baru yang aneh muncul di detak jantungnya.