Alsha tidak merasakan tubuhnya menyentuh kerasnya lantai ,melainkan tubuhnya seperti ditahan oleh seseorang.
Ia pun mulai membuka matanya perlahan, "KYAAAAA, nenekkkk ada pangeran turun dari langit iniiii." jerit Alsha dalam hati sambil meneliti setiap inci di muka cowok itu.
Mereka pun saling menatap mata, dan Alsha meyadari bahwa cowok itu mempunyai kulit kuning langsat, hidung yang mancung , mata yang bisa membius kaum hawa, dan bibir bewarna merah muda (Alsha yakin pasti dia tidak pernah merokok, ih kok Alsha mikir itu sih)
*Ting tong ting tong bel pelajaran akan segera dimulai*
Bel masuk itu menyadarkan alsha dari lamunannya. Dia pun berdiri dan merapikan poni rambutnya itu, dan berkata "emmm maaf.... Dan terimakasih ya." ujar Alsha dan langsung lari begitu saja
"Ehhhh hati hati jalannya mbak." kata cowok itu namun terlambat, Alsha sudah lari sekencang mungkin karena malu.
"Aneh sekali." gumam cowo itu.
"ASKAA, kamu disini ternyata!" geram Bu Magda guru Bk yang ditakuti seluruh murid se SMK Nusa itu, dengan tangan membawa sapu.
"Eh ibu hehe, ada apa ya?" ujar Aska sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
Sang pemilik bibir berlipstik merah tebal itu berkata "Ada apa ada apa! Cepat sapu koridor di lantai satu SEKARANG."
"Loh bu, saya kan Cuma telat 4 hari dalam seminggu ini, kok dihukum? Ibu ini tega sama saya." memasang tampang melas berharap Bu Magda luluh.
"Kamu mau ditambah lagi hukumannya?, udah jangan banyak ngomong. cepat lakukan sekarang!" teriakan Bu Magda yang cethar itu membuat suasana yanng tadinya ramai jadi senyap seketika.
Mendengar suara Bu Magda seperti tadi, membuat Aska langsung mengambil sapu dan menjalankan hukumannya.
ALSHA POV
Dikelas, Alsha duduk sebangku dengan temannya yang bernama Naya, gadis berdarah pulau bali ini memliki rambut panjang bewarna cokelat, paras yang anggun, baik dan cerdas apalagi sifatnya yang humble membuat dia memiliki banyak teman.
*Ting tong, waktunya memasuki jam istirahat*
Alsha mengambil kotak bekal dalam tas yang telah disiapkan neneknya waktu pagi tadi dan tanpa mengulur waktu Alsha langsung menyantap makanan itu dengan lahap.
"Yummy, nasi goreng nenek ini mah, terdabest dari semua nya." dengan mulut yang masih mengunyah dia memuji neneknya,
Naya yang ada disebelahnya itu, selalu tertarik dengan nasi goreng buatan nenek Alsha. "Ihh Alsha bagi dong, aku mau nasi gorengnyaaaa." dengan nada memohon dan memasang muka seimut mungkin, agar Alsha mau berbagi dengannya
(PS: Naya mau di apa apain mah udah imut dari lahir apadaya Alsha hanya bungkus gorengan di abang abang)
"Tuh muka ngga usah di imut imut in gitu, dimana mana Alsha tetap paling imut." dengan percaya diri dia berkata seperti itu, "nih" memberikan kotak bekal itu ke Naya.
"Nyummmmm, mmmm sumpah ini enak pakai banget." dengan pipi yang menggembung penuh dan sendok yang masih masuk ke dalam mulutnya "nih sha cobain deh cake buatan mami ku, dijamin pasti nagih" Naya memberikan kotak cake itu ke Alsha.
Alsha pun menyomot 1 potongan cake buatan mami nya Naya.
"Gimana enak kan?" tanya Naya pada Alsha, tapi bukannya menjawab, Alsha memilih diam dan menduduk, "loh kok diam sihh. bagaimana Alsha, enak atau ngga?" tanya Naya sekali lagi.
"Ehhh iya, ini enak kok. Alsha baru pertama kali makan cake seenak ini." kata Alsha dengan raut muka yang dipasang sebahagia mungkin.
Dalam hati ia berkata "andaikan mama masih ada pasti Alsha dibuatkan cake kesukaan Alsha sebanyak mungkin."
Naya yang tahu persis sifatnya Alsha dia pun menghentikan aktivitas makannya dan berkata "Aku tahu kamu pasti kangen mama kamu ya?" tanya Naya dengan suara berubah jadi melow.
"Mau dibilang ngga kangen, Alsha tentu bohong. Dibilang kangen, Alsha kangen banget, melebihi apa pun." Alsha mencoba menahan air mata nya untuk tidak keluar lagi.
"Sha udah dong, jangan melow gini ah." ucap Naya yang mencoba menenangkan temannya itu.
"And you know Nay. every second every minute every hour and every day I always miss them, Alsha tidak tahu bagaiamana kasih sayang mereka ke Alsha saat dulu, bagaimana muka mereka, dan seolah olah dunia seperti menyembunyikan semua tentang mereka Nay, Alsha ingin tahu semuanya, Alsha ingin bersama mereka Nay. Tapi apa? Mereka meninggalkan Alsha waktu masih kecil. Kenapa ngga Alsha saja yang pergi Nay, kenapa harus mereka?" ujar Alsha yang masih berusaha untuk bercerita dengan menatap ke depan tanpa menoleh ke Naya, sebab Alsha tidak mau matanya menjadi sembab lagi dan nenek pasti sedih jika melihatnya.
"Heyy don't cry, jangan berpikir seperti itu. hmm gini, anggap aja mama ku seperti mama kamu juga. Kita kan sudah seperti saudara jadi milik aku, juga milik kamu." kata Naya dengan senyum yang lebar.
Naya masih berpikir bagaimana Alsha supaya tidak sedih lagi,
"Hm....gini, besok kamu main kerumah aku ya, kan besok sabtu, kita malam mingguan?, kita akan pesta hora hora dirumahku." dengan tangan mengayun ke kanan dan ke kiri.
"Ehm Alsha sepertinya gabisa Nay, Alsha harus membantu nenek mengantarkan jahitan soalnya harus dikirim besok, heheehe kapan kapan aja ya?" seketika Alsha ingat untuk mengantarkan jahitan neneknya itu.
"Yaudah kamu mengantarkan waktu pagi nya aja. waktu sore, kita akan pestaaa sampai malam, gimana?"
"Alsha akan usakan Nay." dengan senyum yang tipis.
"Okelah, tapi kamu harus janji ya?" tanya Naya untuk memastikan supaya Alsha tidak lupa, karna Naya tahu Alsha itu orangnya pelupa.
"I..." belum sempat Alsha selesai, Naya memotong pembicaraannya,
"Dan kamu harus janji, gaboleh sedih lagi." kata Naya dengan mengancungkan jari kelingking
Dengan helaan nafas dan menempelkan jari kelingkingnya juga "iya, Alsha akan berusaha."(walau susah untuk dilakukan) ucap Alsha dalam hati.
Setelah itu Pak Ayub datang dan pelajaran pun dimulai.
huhu yang sabar ya Alsha:(