Ya, cowo itu adalah Aska yang tanpa sengaja menangkap gerakan cewe itu dengan sekilas.
"Eh kenapa, aku senyum melihat cewek aneh itu mengikat rambutnya." ia hanya menampar pipinya sendiri dan "sadar Aska sadar, dia itu cewek aneh gak mungkin kamu kagum cewek seperti itu." setelah berbicara sendiri, akhirnya dia menemui Alsha dan melihat cewek itu sedang meniup niup luka lututnya tadi.
"Sini aku bantu." kata Aska sambil mengeluarkan kotak p3k didalam tas nya
Alsha mengerutkan dahi, sebab terheran dengan barang barang yang dibawa cowok ngeselin itu.
Kemudian Aska membersihkan luka dilutut Alsha dengan kapas yang sudah ditetesi alkohol
"Kamu pasti bingung kenapa aku bawa kotak ini didalam tas ku kan?" tanya Aska sambil meneteskan betadine.
"Sedikit. aduhhhhh..." Alsha yang baru sempat berbicara terhenti sebab tetesan betadine yang sangat menyiksa itu mengenai luka Alsha.
"Awwhhh sakit." Ringis Alsha kesekian kalinya,
"Tahan dikit aelah." ujar Aska
Tidak tahu kenapa bila Aska disamping Alsha ia merasa nyaman untuk bercerita, tiba tiba ia ingin menceritakan kehidupan pribadi nya pada orang asing, padahal Aska begitu tertutup jika membahas kehidupan pribadinya kepada orang lain.
"Kenapa, aku selalu membawa kotak ini?, itu karena, aku sering tawuran, balapan motor. Bahkan pernah tonjok tonjokan sama preman." (gila dah tuh Aska, preman yang badannya besar besar dilawan :v).
"Truss, kamu mau nyritain hebatnya dirimu gitu?" Tanya Alsha sambil memutar bola matanya malas.
"Dengerin dulu baru ngomong." jawab Aska dengan muka datar,
"Iya iya." Alsha pun diam kemudian mendengarkan cerita Aska dengan serius.
"Setelah itu, mama menyuruhku untuk selalu bawa kotak obat didalam tas, dan harus dibawa kemana pun aku pergi. Buat berjaga jaga saja sih, karna mama khawatir dengan aku yang jauh darinya dan..." belum sempat Aska menyeritakan, nada panggilan masuk dari hp itu menghentikan perbincangan mereka.
"Eh bentar bentar." Alsha pun menyetop pembicaraan Aska. "Dari nenek?" ia pun mengerutkan dahi, kemudian menekan tombol hijau
"Iya nek, ada apa?"
"Alsha gimana udah sampai ke rumah nyonya yuni belum?" Alsha pun sampai lupa bahwa ia harus mengantarkan jahitan neneknya.
"Eh iya nek ini hampir sampai ke rumahnya kok." Alsha tidak punya pilihan lagi selain berbohong, sebab jika ia berkata jujur yang ada neneknya malah jadi khawatir. "Nek, Alsha matikan dulu ya soalnya Alsha lagi dijalan." sambungnnya.
"Iya Alsha, kamu hati hati ya cucu nenek".
*TUTTT*
Alsha pun memutuskan panggilan "Huwaaaa gimana ini Alsha harus mengantarkan jahitan nenek, tapi..."
"Yaudah bareng sama aku aja, toh aku juga penyebab kamu kaya gini." Kata Aska.
Alsha bingung disisi lain dia gamau berurusan sama cowo ini lagi, tapi kalau Alsha naik sepeda, itu tidak memungkinkan, sebab luka dilutut nya ini
"Udah ayo mikir apa lagi. Nanti keburu sore lo. Mumpung aku baik ini." ucapnya sambil memakai helm dan menstarter motor.
"Dasar!, masi aja sombong." Oceh Alsha
"Tapi kalau Alsha ikut kamu, terus sepeda Alsha gimana?" tanya Alsha
"Beres kalau itu, nanti aku suruh orang untuk bawa ke bengkel." ujar Aska dengan menelpon orang suruhannya itu.
"Berarti dia orang kaya, makanya gaya nya belagu." dalam hati Alsha
"Dasar cowo ngesok." ucap Alsha sepelan mungkin.
"Apa kau bilang?" tanya Aska yang tidak sengaa dengar itu.
"Ngga kok Alsha ga bilang apa apa." sontak Alsha membuang muka karna Aska menatapnya dengan intens.
"Yaudah naik" titah Aska, Alsha akhirnya mengambil papper bag dalam keranjang sepedanya dan naik dimotor cowo ngeselin itu, ia sangat pelan pelan supaya tidak kena lukanya itu.
"Bisa ngga?'' tanya Aska dengan menoleh ke belakang, dan Alsha hanya mengangguk saja pasalnya ia tidak pernah berbocengan dengan cowo selain babang gojek, yang ia rasakan saat ini hanyalah awkward.
Lalu Alsha memberitahu alamat Nyonya Yuni itu, dan untung saja Aska tahu. "Pegangan." ucapnya.
"Ihh gamau, modus aja kamu." Alsha pun hanya diam sambil melipatkan kedua tangannya.
"Pegangan, biar kamu ngga jatuh lagi Alsha." Alsha pun mematung dan seketika pipinya jadi memanas saat Aska menyebut namanya tadi.
Aska yang geram sebab cewek dibelakangnya itu hanya diam saja, ia langsung menarik tangan Alsha dan melingkarkan ke pinganggnya.
Spontan Alsha membeku sebab Aska dengan seenak jidat melingkarkan tangan Alsha ke pinggangnya.
"Nah gini, baru betul." lalu melajukan motor nya dengan kecepatan sedang.
Seumur umur Aska, dia ngga pernah berboncengan dengan cewe apalagi ini, dia sendiri yang melingkarkan tangan cewe ke pinggangnya. Boro boro bonceng cewe, Aska dideketin cewe langsung menghindar begitu saja, hingga semua anak di sekolah mengira kalau dia itu homo, soalnya kemana mana selalu sama Randi dan Randi, tidak sekalipun Aska terlihat bersama cewe.
Sama seperti Aska, Alsha juga ga pernah dekat sama cowo, bagi Alsha pacaran itu seperti mainan, dimainkan kapan aja, bila ada mainan yang baru pasti yang lama akan dibuang. jadi ia anti dengan namanya cowo.
"Alsha rasa detak jantung Alsha berlebihan ini, aduhhh badan Alsha juga panas gini, dan perut Alsha kok seperti dikelilingi kupu kupu ya. Huwaaaa Alsha tidak bisaa". Alsha yang mengoceh dalam hati itu pun, langsung menarik tangan nya dari pinggang Aska.
Aska yang merasa pinggangnya sedikit longgar, langsung saja ia menarik kembali tangan itu untuk melingkarkan ke pinggangnya semula.
"Ihh cowo ngeselin, bilang aja mau modus." Alsha pun memukul bahu Aska secara bertubi tubi.
"Eh cewek aneh, diem woy ini jalan." ucap Aska dengan Mencoba menghindar dari pukulan maut Alsha.
"GAK ALSHA GAMAU BERHENTI." bukannya berhenti Alsha malah menjadi jadi memukul bahu Aska.
"CITT."
Aska pun mengerem secara mendadak, alhasil tubuh Alsha maju kedepan hingga terjadilah sekarang Alsha memeluk Aska.
ciee yang udah pelukann niee....