"Bagaimana bisa kalian mau menjaga negara ini, jika perilaku kalian yang hanya bisa merusak negara saja, saat upacara tidak tertib, tawuran massal antar sekolah, mau jadi apa kalian." Ceramah sang Pembina hingga semua insan di lapangan terdiam dan tertunduk
"Tawuran massal?" Alsha bertanya tanya siapakah pelaku tawuran itu, yang sampai heboh di sekolah ini
Selesai upacara, semua murid berhamburan meninggalkan lapangan untuk melanjutkan pelajaran didalam kelas.
ASKA POV
"Kalau perbuatan ini kamu ulangin, saya akan panggil orang tua kamu Aska. MENGERTI." tegas Bu Magda.
Disini lah Aska berada, tempat penjara bagi semua murid, suasana panas dan mencekam. Embunan ac seperti tidak ada artinya di ruangan itu.
"Iya." jawab Aska singkat
"Jangan iya iya aja, terus kamu mengulangi lagi. Percuma aja saya ngomong Panjang lebar jika kamu masukkan telinga kanan keluar telinga kiri." pidato Bu Magda.
"Iya, saya akan berusaha buu." jawab Aska begitu saja, setelah itu keluar dari ruangan dan bersamaan dengan bel istirahat.
"ASKA SAYA BELUM SELESAI NGOMONG." teriak Bu Magda.
Jam istirahat tiba. tapi Aska tidak berniat untuk ke kantin, Ia hanya mau dikelas dan akan tidur.
Saat mau menaiki tangga, matanya tidak sengaja menangkap sosok yang kemarin ia ingin temui, ia pun akhirnya memutuskan untuk mengejar sosok itu.
Alsha yang sedang mengunyah siomay nya itu tersentak kaget, karena tiba tiba ada yang menarik tangannya dengan cepat.
"Ihhh lepasin Alshaa, kamu bawa Alsha kemana, siapaa kamuu." Alsha yang memberontak itu bingung siapa cowok didepannya yang tiba tiba menariknya begitu saja.
"Kok Alsha tidak asing dengan genggaman ini ya." dalam hati Alsha. Dipikirannya terlintas bahwa genggaman ini persis seperti Aska mengenggamnya. Seketika ia menepis pikirannya.
Sesampainya di teras ruang laundry cowo itu melepaskan tangannya setelah itu ia berbalik
"Kaamu! TOLONGG hmmppp." ucapan Alsha terhenti karna sebuah tangan yang membekap mulutnya itu
"He cewek aneh, kenapa kamu malah teriak." jarak diantara Aska dan Alsha saat ini bisa dihitung hanya berapa jengkal.
Dalam hati Alsha "TIDAKKKK, KENAPA DIA MALAH MENDEKATT. Jantung Alsha mulai ga normal ini."
Beberapa detik mereka saling menatap satu sama lain, hanya dalam tatapan mata mereka bisa terhipnotis.
Setelah itu Alsha melepaskan tangan Aska dari mulutnya.
"Ya itu salah kamu, tiba tiba bekap mulut Alsha seperti seorang pencuri." celoteh Alsha
"Kamu ngatain aku pencuri? Mana ada pencuri ganteng seperti aku."
"Ganteng darimana coba, muka kamu memar semuanya gitu kayak dipukuli orang orang, jujur deh sama Alsha kamu habis nyuri ya." dengan telunjuk yang mengarah ke Aska.
Aska pun mencententil kepala Alsha "Sembarangan kalau ngomong."
"Ihh sakit, tapi itu impas sih, kemarin kamu buat lutut Alsha luka, sekarang muka kamu yang bonyok HAHAHA." tawa Alsha dengan jahat nya
"Syukurin, itu sih karma buat cowo ngeselin kayak kamu." sambung Alsha.
"Hmmm terserah sih. tapi ini..." ucapan Aska terhenti sebab ia mengeluarkan benda kecil itu dari saku celananya.
" Tidak akan ku kembalikan." ia pun menunjukkan benda kecil dan berkilau di depan Alsha
Mata Alsha lpun angsung berbinar "Iiitu punya Alsha, siniin."
"Eitt, siapa bilang ini punya kamu, gaada Namanya kan. Baru tuh kalau ada tulisannya *punya Alsha* baru kamu bilang ini punya kamu." dengan tengilnya Aska mengucapkannya.
"Tapi itu punya Alshaaa, baiklah kita berteman, oke." tangan Alsha teulur untuk menunggu jawaban dari Aska.
"Aku gamau temenan sama cewek aneh kayak kamu." jawab Aska dengan jual mahal.
"KAMU, hufft sabar Alsha sabar." Alsha pun mencoba menenangkan diri "yaudah, bagus kalau kamu gamau. Tapi kembalikan anting Alsha." yang bisa Alsha lakukan saat ini memasang muka memelas
Dalam hati Aska "Duh, kenapa muka nya harus seperti ituu." Aska pun akhirnya menyerah karena melihat muka melas Alsha yang justru menggemaskan bagi nya.
Aska pun tersenyum dan mengulurkan tangan yang satunya didepan Alsha.
"Apa ini?, apa dia suka sama Alsha, apakah dia mau nembak Alsha seperti seorang pangeran dan putri dikisah dongeng." dalam hati Alsha.
"U- untuk apa?" tanya Alsha dengan grogi yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Tentu saja.."
"Nah kan nah kan, pasti dia bilang mau nembak Alsha, ya allah kuatkan Alsha." dalam hati Alsha yang sudah meledak ledak.
"Alshaa belum siapp huhu." sambungnya dalam hati
"Untuk pertemanan."
1
2
3
semuanya hening
Pyarr
kratak kratak
Alsha yang tadinya sudah terbang tiba tiba terhempas dengan kuatnya, ia sangat malu sampai ke ubun ubun, ia hanya tersenyum kikuk untuk menutupi rasa malu nya itu.
"Ohh,"
"Ah iya teman hehe." Alsha pun menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal
Aska yang melihat tidak ada respon dari cewe, langsung saja ia berucap "Woy cewe aneh, mana tangan nya, pegel nih."
"Yaaa sabar ihh." Alsha dengan ragu menerima uluran tangan aska itu.
Dan di teras itulah, jadi saksi awal petemanan mereka.
"Teman." jawab Alsha dengan menatap Aska dengan sedikit malu.
"Baiklah, nih." Aska menyerahkan anting itu ke tangan Alsha
"Uwaaa anting Alshaa, akhirnya kembalii."
"Makanya punya anting dijaga, anting siapa, yang nemu siapa."
"Ohh ceritanya kamu gak ikhlas gituu?" Tanya Alsha yang sedikit sewot "Yaudah Alsha ke kelas aja." Alsha melangkah pergi tetapi..
"Loh kenapa kembali? Katanya mau pergi?" tanya Aska dengan menahan tawa
"Alsha Cuma mau bilang makasih kok, Cuma itu aja gak lebih." setelah itu ia langsung kembali ke kelas.
"Lebih juga gapapa sha." dalam hati Aska.
Aska yang melihat tingkah Alsha hanya bisa tersenyum, sebab ia tidak pernah merasakan saat ini sebelumnya.
Sepanjang perjalan, Alsha terus merutuki dirinya sendiri.
"Kenapa coba, tadi Alsha berpikiran seperti itu, sadar Alsha sadar." dia terus mengulang kalimat itu lagi dan lagi
Setelah itu Alsha masuk ke dalam kelas, Naya yang melihatnya langsung saja ia mengatakan
"Alsha, kamu darimana ajaa, tadi aku ditinggal ihh." ucap Naya mendramatisirkan. Bukannya merespon, Alsha memilih duduk dibangku dengan pikiran yang berkecamuk
Naya pun, menepuk bahu Alsha berulang ulang "shha, woyy. ALESHAAA."
"Iya." Alsha menatap naya. " Busettt sha, kamu habis ketempelan makhuk apa si, ngeri deh"
"Ketemu sama makhluk tengil." jawab Alsha
"APPAA!" teriak Naya yang menggema didalam kelas
"Ihh Naya, jangan teriak teriak gitu deh, telinga Alsha takut nih."
"Justru aku yang lebih takut melihat kamu tiba tiba seperti gini, aada apa sih, kamu darimana tadi." Tanya naya dengan serius.
"Ohh itu,mmm sama orang pokoknya." gamungkin Alsha menceritakan tentang kejadian tadi pada Naya kan, yang ada dia malu sendiri.
"Orang siapa sih sha, apa cowo yang kamu bilang itu?" tebak Naya, yang seakan tahu apa semuanya.
"N ng ga kok Nay." jawab Alsha dengan gugup.
"Benarkah? Alesha vandella, kita sudah bersahabat kurang lebih 3 tahun, jadi aku tahu semua hal tentang kamu, termasuk kamu yang berbohong saat ini, jadi katakan yang sebenarnya?". ucap Naya yang persis seperti mau menginvestigasi
Alsha yang tidak ahli dalam berbohong akhirnya ia mengatakan "Eeeh, iya. Dia itu cowo yang menabrak Alsha waktu itu, dia sekolah disini terus kembaliin anting Alsha deh, tapi aslinya dia baik kok cuma ngeselin sih".
"Kok tiba tiba bela gini nih, apa tadi ada something di antara kalian yah," goda Naya dengan menyenggol lengan alsha.
"Gaada something apa apa Nay, kita cuma berteman kok." jawab Alsha.
"Wihh udah dalam tahap pertemanan nih, cie."
"Tapi aku doain semoga kalian bukan hanya teman, aminnn." sambung Naya
"Apaan sih." Alsha pun memilih membaca buku daripada mendengar kata kata Naya yang gajelas.
Setelah itu Naya hanya bisa tertawa dengan puas karna telah menggoda Alsha.
Ciee Alsha yang udah bertemannn nie....
authornya jahad nih:(
-Alsha