Chereads / AITMP : Under The Sea / Chapter 4 - AITMP Arc I - Akuarium Raksasa Dalam Kafe

Chapter 4 - AITMP Arc I - Akuarium Raksasa Dalam Kafe

Antrian masih sama panjangnya. Bahkan beberapa orang di belakang sana mulai mengeluh dan menyerah untuk melihat-lihat pameran seni itu.

Si Kembar Dinata mengabaikan orang-orang, lalu bergegas menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil milik Kla—dia mendapatkannya sebagai hadiah di ulang tahunnya yang ke-tujuh belas.

"Itu tadi sangat menyenangkan!" seru Fe dengan wajah berseri.

Baguslah, kau menyukainya, batin saudara kembarnya.

✓✓✓

"Sekarang hampir jam tiga sore," kata Fe. Dia melirik ke arah jam tangannya. "Jadi, apa yang ingin kau lakukan, Kla? Langsung pergi membeli pesanan Bunda?" tanyanya.

"Tidak. Aku ingin membawamu ke suatu tempat. Mungkin kau akan suka. Tapi, aku tidak bisa menjamin tidak kau teriaki sepulang dari sana, Fe," kata Kla seraya mengangkat bahunya, merasa tak bersalah setelah mengatakannya—secara kiasan, itu menyebutkan bahwa saudari kembarnya sangatlah temperamental.

"Ingin membawaku kemana?" tanya Fe kepo.

"Kamu tahu kafe yang baru buka di seberang jalan sana?" Kla menunjuk ke seberang jalan. "Aku tadinya ingin membawamu ke sana, mengaj-"

"Ayo!" potong Fe cepat sebelum saudara kembarnya berubah pikiran untuk membawanya ke sana. Dia mendengar dari beberapa temannya yang datang ke acara pembukaan kafe baru itu, bahwasanya, tempat itu lumayan dalam penyajiannya dan sangat bagus didekorasinya. Sebagai pecinta sejarah seni, remaja itu tentu saja ingin melihat-lihat dekorasi ruang di dalamnya.

"Sepertinya akan hujan, lagi," Kla menatap langit dengan awan hitam tebalnya dari dalam mobil.

"Ayo ... Kla!" rengek adiknya.

Kal mengacak-acak rambut panjang hitam bergelombang Fe yang terikat seperti ekor kuda, membuatnya berantakan.

"Kla!" bentak Fe yang tidak digubris sama sekali oleh pemilik nama.

"Baiklah. Kita akan pergi ke kafe!" seru pemuda itu.

Mobil pun melaju meninggalkan parkiran pameran seni.

Hujan mulai mengguyur sebelum mereka sampai ke parkiran kafe. Rintik hujan yang berat dan dingin menghantam jalanan seperti paku-paku kecil.

Saat mobil berhenti di parkiran mobil, Kla beranjak dari tempat mengemudi menggunakan payung yang disediakan di dalam mobil. Dia melangkah menuju tempat saudari kembarnya. Memayunginya agar tidak terkena hujan.

Fe berjalan di depan, sementara Kla memegang payung di belakang—jelas sekali dia yang memegangnya karena lebih tinggi dibandingkan Fe, tingginya sekitar seratus delapan puluh sentimeter, lebih tinggi sepuluh sentimeter dari Fe! Jelas sekali perbedaan mereka jauh.

Mereka beriringan masuk ke dalam lobby kafe di lantai satu bangunan—kafe itu terdiri atas tiga bangunan: basement, lantai satu, dan lantai dua. Beruntung sekali hanya beberapa tetes air hujan yang melesat horizontal karena angin bertiup begitu kencang yang membasahi mereka berdua.

"Selamat datang di Brunner's Cafe," sapa seorang pelayan di sana. "Ingin memilih tempat di lantai apa?" tanyanya.

Kla merendahkan kepalanya untuk berbisik kepada saudari kembarnya, "Ingin duduk di lantai berapa?"

Fe mengabaikan pertanyaan Kla, dia tidak begitu suka memilih. "Dekorasi di sini lumayan," katanya sambil melihat ke langit-langit dan mulai mengoceh, "tapi, peletakan lampu di lobi seharusnya menggunakan lampu bergaya klasik, bukan menggunakan lampu kristal menor seperti ini. Dan seharusnya di sudut ruangan diletakkan tanaman hias tanpa bunga. Mana penataan penataannya menggunakan gaya penataan warm."

Si pelayan menggelengkan kepala, melirik ke arah Kla, bertanya-tanya apakah Fe sekarang sedang memandu sebuah acara kamera tersembunyi. Apalagi, orang yang kelihatannya tahu banyak tentang dekorasi ruangan itu tampak seperti gadis remaja yang baru saja menyelesaikan Sekolah Menengah Atas-nya.

"Abaikan saudariku, Nona," kata Kla pada akhirnya. "Kami memilih untuk duduk di basement."

"Baiklah, ayo ikuti saya."

Si pelayan melangkahkan kakinya, pergi dari hadapan si kembar.

Kla menarik pergelangan tangan adiknya, mengikuti si pelayan di belakangnya. Mereka melewati lorong panjang dan berakhir di sebuah anak-anak tangga yang membawa mereka bertiga ke lantai basement. Lampu-lampu tumblr yang dipasang di sisi kanan-kiri dinding, yang berkelap-kelip, menjadi penerang selama mereka berjalan menuruni tangga.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan luas layaknya panggung acara untuk para penyanyi ataupun model saat mereka tengah melakukan show di sebuah negara atau kota. Namun sepertinya, ini lebih luas dari itu. Dilengkapi dengan gaya aquatic—pemiliknya membangun akuarium yang besar di basement, diisi oleh beberapa makhluk-makhluk laut—dan lampu sorot sebagai penerangan. Mereka seperti berada di dalam akuarium raksasa di ANCOL.

Sesaat kemudian, Fe menyadari, lalu berkata pada dirinya sendiri, "Bungaku Shojo—sebuah film live action dari Jepang—, 'Pemandangan Malam di Akuarium', Saku Kagaya ...."

Kla dan pelayan itu jelas sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh seorang Felisha Archaios Dinata.

"Lewat sini," ujar pelayan mengabaikan ocehan Fe.

Si kembar mengikuti pelayan ke sebuah couple table kosong yang berada langsung di sebelah akuarium, yang dibatasi oleh palang-palang—memperingatkan mereka agar tidak sembarang menyentuh akuarium.

Si pelayan langsung menyodorkan daftar menu dari kafe mereka sesaat setelah si kembar duduk berhadapan.

Kla terlihat sudah memilih apa yang diinginkannya, begitu juga dengan Fe. Mereka menyebut pesanan mereka bersamaan, "Devil's Food Cake/Angel's Food Cake."

Kla dan Fe menatap satu sama lain. Fe memutar bola matanya malas. Mereka berdua sama-sama memiliki Food Cake sebagai santapan cemilannya.

"Minumannya?"

"Orange Icy Soda With Teddy Gummy/Ocean Icy Soda With Fishy Gummy," mereka menyebut pesanan mereka bersamaan lagi.

"Baiklah, saya akan mengulangi pesanan—"

Setelah pelayan mengulang pesanan mereka dan bertanya apakah ada tambahan—yang langsung dibalas 'tidak' oleh Kla—dia bergegas pergi dari meja si kembar untuk membuat pesanan mereka.

"Menyebalkan," decak Fe memanyunkan bibirnya. "Devil's Food Cake dan Orange Icy Soda With Teddy Gummy? Kamu benar-benar mengikuti selera adikmu ini ya."

"Hei! Kita ini kembar, selaraku adalah seleramu. Begitu juga sebaliknya. Mana kutahu kamu akan memesan hal yang sama denganku—walau hanya berbeda rasa," kata Kla tidak terima dengan pernyataan saudari kembarnya.

Sepuluh menit berlalu dengan percakapan panjang tidak jelas si kembar. Akhirnya pesanan mereka datang. Daripada kafe, lebih tepat jika disebut restoran bintang lima. Tata dekorasi piring mereka juga sangat baik. Namun, tidak ada yang memuaskan bagi seorang Felisha Archaios Dinata. Meski dia tak berkomentar banyak soal tata dekorasi makanan di atas piring sekarang, kembarannya tahu bahwasanya dia ingin sekali menceramahi koki yang bertugas atas hal ini.

Kla terkekeh saat Fe menjejalkan potongan Angel's Food Cake ke dalam mulutnya. Pemuda itu bisa melihat raut wajah kembarannya yang cukup puas dengan rasa. "Bagaimana?" godanya.

"Lumayan," balas Fe.

"Bisakah kau tidak pelit dalam menilai sesuatu, Fe?" Kla menyeruput Orange Icy Soda With Teddy Gummy-nya dengan sedotan limun yang disediakan.

"Aku kan mengikuti gaya Bu Theresa—mantan guru Pendidikan Kewarganegaraan mereka—pelit dalam memberi nilai ke murid-muridnya," Fe tertawa pelan ketika menyebutkan nama guru mereka.

Dan mulailah mereka bernostalgia tentang masa-masa sekolah mereka—semuanya, mau yang baik ataupun buruk, terlontar keluar.

"Kita sudah berada sekitar satu jam lebih di sini," kata Kla menyudahi sesi nostalgia mereka. Dia melirik ke arah jam tangannya yang menunjukkan sudah pukul empat lewat dua puluh menit.

"Baiklah, sudah saatnya pergi. Kamu yang mentraktirku kan, Kla?"