Chereads / Penjaga hati Zara / Chapter 43 - Dewi penolong

Chapter 43 - Dewi penolong

"disini rupanya..." suara Aldi tiba-tiba terdengar dibelakang ketika ia berhasil menemukan sosok sang istri yang duduk sendiri di kursi kantin rumah sakit.

Zara menoleh jantungnya berdegup kencang karena tak menyangka kalau suaminya kini sudah berada tepat dibelakang.

"bikin kaget saja..." gumam Zara mematikan ponselnya yang masih terhubung dengan Nanda.

"ayoo.. kita menemui bunda..." ajak Aldi kemudian

"cepat sekali... bagaimana dengan kak Aura"

"ehh.. dia sedang tidur, lagipula ada mamanya yang jaga.."

"Oooohhh.."

-aku kira kau tak akan rela pergi dari sana...- sambung Zara dalam hati.

Zara segera bergegas mengikuti Aldi sampai ke parkiran mobil.

pria itu lebih banyak diam, entah karena konsen menyetir atau ada hal lain yang dipikirkan.

"kita bawa oleh-oleh apa?" tanya Zara hati-hati karena tidak mungkin mereka berkunjung dengan tangan kosong.

"tenang saja.. aku sudah meminta Dimas menyiapkan semuanya" jawab Aldi datar. Zara hanya mengangguk dan membuang pandangannya jauh melihat jalanan yang padat merayap.

***

Pajero sport Aldi parkir mulus dihalaman rumah Raihan, tak lama Dimas pun tiba dengan membawa beberapa godiebag dari Als cake and resto, dan beberapa godiebag berisi tas, baju, dan jam tangan bermerek.

"bundaaa..." Zara segera menghambur memeluk sang ibunda yang kebetulan membukakan pintu "maaf baru kesini Bun..."

"ya tidak apa bunda mengerti kok..."

Dari dalam muncul kak Raihan dan Naura yang sedang menggendong Zidan

"waaahh.. pengantin baru kok mendadak sihh.. kan kami tidak ada persiapan.." Naura merasa malu sendiri.

"ini namanya kejutan kak..." Zara nyengir kuda "tidak usah repot-repot... ini kami bawa oleh-oleh.." Zara menyodorkan godiebag tadi kearah Naura.

"tambah ngga enak hati nih..."

"sudahlah ayoo kita makan ini kue dari cafenya Aldi lohh.." Zara bersemangat mengajak sang kakak ipar kedapur, Aldi hanya tersenyum melihat kelakuan istrinya yang ceria.

sementara para wanita sibuk di dapur, Aldi dan Raihan berbincang ringan sambil main dengan Zidan bocah kecil menggemaskan.

"bunda dengar kalian tidak jadi ke Bali ya??" tanya bunda yang kemudian ambil posisi duduk disebelah Raihan.

Jleeebbb!! Aldi bingung mau jawab apa.

"iya Bun... ceritaanyaaaa panjang banget..." seloroh Zara yang muncul dari dalam sambil membawa nampan berisi teh hangat dan kudapan ,,sebelum Aldi mati kartu. "bunda tau lah.. zara kan tidak bisa naik pesawat,, takut nanti malu-maluin mas Aldi... "

Huft! Aldi merasa Zara seperti dewi penolong disaat yang tepat!

"lagipula Zara lagi M Bun.. kan percuma aja.. hehhehe" bisiknya berdusta.

Mereka bercengkrama hingga tak terasa mentari sudah digantikan rembulan.

"kak Raihan tidak jagain angkringan??"

"sebentar lagi.. ada anak-anak yang beres-beres.. mampir Yukkk" ajak Raihan

"boleh ya kak.. makan gratis!!"

"iya .. iya.. anggap aja kakak traktir hehehheehe..."

***

Angkringan Milik Raihan sudah mulai ramai pengunjung sejak habis magrib, sampai-sampai Zara dan Aldi ikut bantu Melayani beberapa pengunjung.

"waahh sering-sering aja nih ada bala bantuan dadakan..." canda Raihan pada pasangan yang ikut sibuk.

"mahal loh kak honor kami..." sahut Aldi

"tenang aja.. itu mah kecill.." balas Raihan dengan bangganya.

Detik waktu kian cepat berlalu, sudah waktunya Zara dan Aldi pulang.

"kak.. pulang dulu ya.. sudah malam.."

"oke terimakasih ya.. ini kakak bawakan sate kerang kesukaan kamu.." Naura menyodorkan sekantung sate kerang.

"makasih kak..." Zara sumringah mendapat oleh-oleh sate kerang favorit.

.

.