"hai.. Tristan apa kabar??" sapa Zara setelah berhasil menghampiri Tristan.
"hai.. apa yang kau lakukan disini??" jawabnya terheran.
"aku.. ya.. aku mahasiswi disini... kamu sendiri??"
"oh ya ternyata kau masih mahasiswi... aku sedang ikut seminar ini.."
"hah??" Zara terperangah tidak bisa dipercaya seorang yang terlihat necis dan sukses seperti Tristan masih tertarik untuk ikut seminar kelas pemula. Ini tidak bisa dibiarkan!!
"maaf mungkin kamu salah tempat.. ini seminar khusus mahasiswa loh..." Zara sedikit berbisik. "bukan untuk orang yang sudah sukses..."
"nona maaf apa yang anda katakan.. beliau.." seorang pria coba menengahi tapi Tristan meminta Jhoni Sekretaris nya tidak meneruskan tujuannya berada disana
Tristan mengulum senyum mendengar bla-bla-bla tiap ucapan zara.
"jadi kamu sendiri ikut seminar ini mau ikut kompetisinya nanti.."
"ya.. kebetulan aku dan dua orang temanku punya bisnis kecil-kecilan.." Zara mulai promosi.
"oh begitu ya.. semoga berhasil"
Tak lama terdengar gaung pembawa acara tanda seminar akan segera dimulai.
"acara mau mulai.. aku kembali ya.." Zara menunjuk tempat ia duduk, dari kejauhan tampak lipatan wajah Nanda dan Widya.
"siapa cowok itu??" selidik Widya kepo
"ohh cuma kenalan... nanti aku cerita"
"hei Zara,, bagaimana kau bisa kenalan dengan cowok setampan itu... dia juga kelihatan kaya.. kau selalu saja beruntung" keluh kesah Widya yang menggelikan.
"Widya kalau kau mau artinya kau harus secantik Zara dulu baru bisa.." Nanda menimpali,
"huu... kau ini.. tapi Zara ingat.. sekarang kau istri orang ya..." Widya sok bijak.
"iya.. iya... terimakasih peringatan nya teman yang baik..."
***
Setelah acara pembukaan kata sambutan dari Rektor, perwakilan kampus, dan embel-embel selebrasi sebelum pembukaan akhirnya masuk dalam acara inti.
"baiklah.. adik-adik sekalian para peserta seminar kita sambut narasumber kita hari ini sekaligus donatur dalam penyelenggaraan acara kita CEO Sempurna grup... bapak Tristan Handoko..."
Zara ternganga mendengar nama 'Tristan'
-oh my God!! apa aku belum minum air putih ya hari ini??!!- batin Zara memelas, terdengar riuh tepuk tangan dari para peserta seminar memenuhi ruangan.
"selamat pagi menjelang siang semua, perkenalkan saya Tristan Handoko CEO sempurna grup, masih semangatya semuanya..." Tristan mencoba membangkitkan semangat para peserta seminar "saat ini kami sedang menjalankan program pencarian bakat enterpreneur muda dari kalangan Mahasiswa, seperti kita tahu saat ini lapangan pekerjaan makin sulit,, menjadi sarjana bukan berarti harus selalu menjadi pekerja, sudah saatnya kita mengembangkan diri dan memulai agar nanti bisa menciptakan lapangan pekerjaan.."
Tristan mulai mengisi acara seminar, semua peserta bersemangat apalagi penawaran darinya yang akan memilih 5 kelompok mahasiswa yang baru akan memulai maupun yang sudah menjalani bisnis mereka untuk dibiayai dan diberi pelatihan gratis.
"persiapkan diri adik-adik sekalian kami akan memberikan waktu selama dua Minggu untuk adik-adik mempersiapkan proposal business plan yang akan kami pelajari, bagi yang terpilih akan maju untuk presentasi dan kami seleksi lagi kemudian kami akan memberikan bantuan pembiayaan dan pelatihan untuk pengembangan usaha hanya untuk 5 kelompok yang terpilih..." suara riuh tepuk tangan terdengar membahana keseluruh ruangan aula. Tristan bisa menangkap sosok Zara yang duduk dibarisan ke dua ikut bertepuk tangan, pandangan mereka bertemu Tristan menyunggingkan senyum kearah gadis yang tak sadar senyum itu dialamatkan padanya.
***
Sebuah Lexus LS berhenti didekat Zara dan dua temannya sibuk membahas soal persiapan business plan yang akan mereka buat demi memenangkan kompetisi.
Perlahan kaca mobil terbuka menyajikan sosok pria tampan berkaca mata hitam mengenakan Coat duduk didalam.
"hai..." sapa Tristan ramah "maaf bisa minta waktu mu sebentar..." ucapnya kemudian.
Zara jadi salah tingkah, seketika dia jadi pusat perhatian beberapa mahasiswa lain yang kebetulan berada disana. Widya menyikut lengan Zara agar gadis itu segera menjawab.
"ah.. ya tentu.. tapi aku ajak teman ya.." sahutnya menarik lengan Widya dan Nanda ,, Zara agak ngeri sedikit.
"dengan senang hati nona..."
.
.
.