Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 4 - Bagian 4 Kemunculan Sosok Wanita Misterius

Chapter 4 - Bagian 4 Kemunculan Sosok Wanita Misterius

Keesokan harinya

Di halaman istana kerajaan yang begitu luas serta di kelilingi oleh pepohonan yang hijau semakin membuat suasana rindang sangat terasa. Didampingi oleh beberapa pengawal kerajaan, sang ratu berjalan-jalan mengitari halaman istana yang begitu asri nan elok dipandang mata.

Sang Ratu dan para pengawalnya singgah melihat bunga-bunga yang tumbuh dengan indahnya di halaman istana. Begitu banyak jenis bunga yang ada di sana seperti; bunga tulip, bunga dahlia, bunga melati, bunga mawar, dll. Satu per satu sang ratu dan para pengawalnya melihat-lihat bunga-bunga yang bermekaran. Namun mata sang ratu tertuju pada suatu bunga yaitu bunga mawar. Dia melihat sekuntum bunga mawar merah yang begitu elok dipandang mata. Sang ratu pun memetik bunga itu, " wuih, mabello ladde iye uwita bunga mawar merahe, maccinna laddekka petik'i " ( wuih, indah sekali aku melihat bunga mawar merah ini, ingin sekali aku memetiknya ) ucap sang ratu dengan hati yang sangat riang tatkala dia melihat bunga mawar yang dia tanam selama bertahun-tahun tumbuh indah di halaman istana kerajaan.

" Iye Ibu Ratu, mabello ladde ero Ibu Ratu. " ( Iya Ibu Ratu, memang bunga-bunga itu terlihat indah, Ibu Ratu ) Ucap pengawalnya bersamaan.

" Mabello toh? " ( indah, bukan? ) tambah sang ratu.

" Iyye " ( iya ) ucap para pengawalnya lagi bersamaan seraya tersenyum melihat ke arah sang ratu.

Sang ratu dan para pengawal istana kerajaan kembali menuju ke dalam istana. Dia pun menaruh bunga mawar yang dipetiknya tadi ke dalam sebuah pot bunga yang berada di dalam kamarnya.

" Hum....wangi ladde aromanya iyewe bungae. " ( hum....harum sekali aromanya ini bunga ) sang ratu menghirup dalam-dalam aroma dari bunga mawar itu yang menurutnya bukan hanya indah dipandang mata, namun juga memiliki aroma yang sangat harum.

Raja Ambo Enre Ratulangi yang baru saja keluar dari ruang kerjanya, segera mencari keberadaan istrinya. Dia pun bertanya pada salah satu pengawal perempuan yang selalu setia menemani kemanapun sang ratu pergi.

" Indo Sakka? Demuitai Ibu Ratu? " ( Indo Sakka? Apakah kau tidak melihat di mana Ibu Ratu sekarang? ) tanya sang raja pada salah satu pengawalnya yang bernama Indo Sakka.

" Iyye Raja Ambo Enre Ratulangi! Sibawakka nange lao ke taman bunga. " ( iya Raja Ambo Enre Ratulangi! tadi aku bersama beliau pergi ke taman bunga ) jawabnya.

" Kegani pale? " ( sekarang dia ada di mana? ) sang raja balik bertanya.

" Menre nange uwita iyase, lo kapang ke kamarana, raja. " ( tadi aku lihat beliau naik ke atas, mungkin beliau pergi di kamarnya, raja ) jawab pengawalnya lagi.

" Iye, terima kasih banyak." ( iya, terima kasih banyak ) sang raja pun naik ke lantai atas untuk menemui istrinya itu di kamar.

" Agatuh ipigau beneku? " ( lagi ngapain istriku? ) tanya sang raja ketika melihat istrinya sedang berdiri menatap bunga mawar indah yang tersusun indah di dalam pot besar, " weh, bunga mawar." ( bunga mawar ) tambahnya.

Menyadari keberadaan suaminya yang datang secara tiba-tiba membuat sang ratu sedikit kaget.

" Eh, lakkekku maggarettae. Deusengi kalo engkaki. Purani manre? " ( Eh, suamiku. Saya tidak tahu kalau datangki. Sudah sarapan belum? ) jawab sang ratu.

" Purane manre, beneku mabelloe. " ( Aku sudah sarapan tadi, istriku yang cantik jelita )

Sang raja lalu mencium pipi kiri istrinya dengan mesra seraya memeluk tubuhnya dari belakang, " kegako mala bunga mawar mappakoe? " ( di mana kau petik bunga mawar seindah ini? ) tanya sang raja seraya melayangkan kecupan mesra ke pipi istri tercintanya itu.

" Ke taman istana. Mabello muita toh? " ( Di taman istana. Terlihat indah kan? ) balas sang ratu.

" Iye, mabello uwita, tapina mabello mopo sedding na bunga maware, " ( iya, bunga mawar itu terlihat cantik, tapi kau masih lebih cantik dari bunga mawar itu ) gombal sang raja kepada sang ratu.

" Hehehehehehe, ikotu, macca ladde magombal." ( Hehehehehehe, kau itu, sangat pandai menggombal ) balas sang ratu dengan wajah memerah.

" Beneku mabello? Permisika pale jolo nasaba meloka lao berburu ke hutange." ( Istriku yang cantik? Aku permisi dulu mau pergi berburu di hutan ) ungkap sang raja.

" Sibawaki niga? " ( Dengan siapa ? ) tanya sang ratu.

" Sibawaka para pengawalta. " ( Aku pergi bersama para pengawal kita ) jawab sang raja.

" Oh....laoni pale. Ati-atiki lakkekku maggerattae. " ( Oh....silahkan berangkat. Hati-hati saja ) jawab sang ratu.

" Iye. " ( iya ) sang raja kembali mendaratkan ciuman mesra ke bibir istrinya seraya berlalu pergi, " laoka jolo, beneku mabello. " ( Aku pergi dulu yah )

" Iye, ati-atiki." ( iya, hati-hati ) balas sang ratu lagi.

Raja Ambo Enre Ratulangi pun pergi berburu ke hutan ditemani oleh para pengawal laki-laki yang berjumlah sepuluh orang. Dari balik jendela kamar yang terbuka, sang ratu pun melambaikan tangannya ke arah suaminya, " dahhh ." Mereka berangkat dengan menunggang kuda.

Raja Ambo Enre Ratulangi beserta sepuluh pengawalnya memasuki hutan belantara dengan sangat hati-hati. Dengan kuda yang mereka tunggangi, mereka menyisir setiap area hutan belantara. Sesekali suara binatang buas yang bersembunyi di balik pohon-pohon besar sehingga membuat sang raja dan para pengawalnya tetap waspada. Tombak dan senapan yang mereka bawa sudah siap sedia kalau-kalau binatang buas menyerang seketika.

Sang raja dan para pengawalnya pun tetap menyisir hutan belantara tanpa rasa lelah dan takut. Namun ketika di tengah-tengah perjalanan mereka menyisir hutan belantara, tiba-tiba mereka melihat sesosok tubuh wanita yang sedang berbaring di tengah-tengah hutan. Nampak tubuh wanita itu sangat lemah dan lunglai. Melihat hal tersebut, sang raja pun memerintahkan salah satu pengawalnya untuk mengecek keberadaan wanita itu apakah dia masih hidup atau tidak.

" Raja? Tuwo mopi iye makunrewe. " ( Raja? wanita ini masih hidup ) ucap salah satu pengawalnya sedikit kaget.

" Aga? " ( Apa? ) ucap sang raja, " tiwii ero makunrewe ke sampingna ero pohonge, nappa sandarkani ke pohonge. " ( Bawa wanita itu ke samping pohon, kemudian sandarkan tubuhnya di pohon ) perintah sang raja.

Sang raja pun turun dari kudanya, dan berjalan menghampiri wanita itu. Dia pun bertanya pada wanita yang cukup misterius itu, " permisi, meloka makkutana? Niga asetta makunrai? Magi engkaki akkoe ri laleng hutang belantarae? " ( Maaf, aku mau bertanya? Siapa nama Anda? Mengapa Anda berada di dalam hutan belantara ini? ).

Si wanita yang pingsan tadi masih terdiam dan belum sadarkan diri, tapi denyut nadinya masih bergerak menandakan jika wanita misterius itu masih hidup.

~~~~~

[ SIAPAKAH SOSOK WANITA MISTERIUS ITU? APAKAH DIA MERUPAKAN SOSOK WANITA BAIK-BAIK ATAU BUKAN? LALU MENGAPA DIA BERADA DI TENGAH-TENGAH HUTAN BELANTARA SEORANG DIRI? ]