Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 6 - Bagian 6 Kecemasan Sang Ratu

Chapter 6 - Bagian 6 Kecemasan Sang Ratu

Di Istana kerajaan Ratu Indo Puspita Maharani sedang menunggu suami tercintanya dengan perasaan cemas. Dia khawatir karena sang suami dan para pengawalnya tak kunjung kembali di saat matahari telah terbenam dan kegelapan sudah mulai menyapa. Di ruang tamu sang ratu duduk seorang diri di atas sebuah kursi yang berlapiskan dari emas, sesekali dia bangkit dari duduknya lalu berjalan mondar-mandir tak karuan denan perasaan cemas.

" Kegani kasina lakkekku sibawa pengawal-pengawalna? Magi denapa nalisu? " ( Di mana suamiku bersama para pengawalnya saat ini? Mengapa mereka belum datang juga? ) ucapnya cemas seraya mengarahkan pandangannya ke arah sebuah jam dinding.

Beberapa Jam Kemudian....

Raja Ambo Enre Ratulangi pun muncul dan menghampiri istrinya seraya memberi kecupan mesra di pipinya. " We beneku mabelloe! Magi masara ladde uwita? " ( Wahai istriku yang cantik jelita! Mengapa kau terlihat begitu khawatir? )

" We lakkekku maggarettae! Alhamdulillah engkani. " ( Wahai suamiku yang tampan! Alhamdulillah kalau kau sudah datang.) balas sang ratu membelai pipi suaminya itu yang penuh dengan keringat, " magiki nappa engka? " ( Kenapa kau baru datang? )

" Makkoe beneku mabelloe. " ( Begini istriku yang cantik ) sang raja dan sang ratu sambil duduk di atas kursi emas, " ke tenga-tengana hutan, iya sibawa para pengawalku siruntu makunrai sedang pingsan dena sadarkan diri. " ( Di tengah-tengah hutan, aku bersama para pengawal bertemu dengan seorang wanita yang pingsan dan tidak sadarkan diri )

" Kasina ero tauwe. Makunrei topa. Nappa magani? " ( Kasihan orang itu. Baru dia juga seorang wanita. Lalu dia bagaimana? ) Iba sang ratu.

" Nappa utanaini asenna sibawa asal-asulna, nappa uantarani ribolana. " ( Jadi aku menanyakan namanya siapa dan asal-usulnya, lalu setelah itu aku antar dia ke rumahnya )

" Syukur Alhamdulillah kalo makkore. " ( Syukur Alhamdulillah kalau begitu )

" Beneku, mattekko laddeka usedding. Meloka jolo istirahat cinampe ke kamarae. " ( Istriku, aku merasa capek. Aku mau beristirahat dulu di kamar ) jawab sang raja seraya menyandarkan kepalanya di dada istrinya.

" Iye, laoni ke kamarae beristirahat. " ( Iya, silahkan ke kamar beristirahat ) jawab sang ratu.

" Ah, mitaoka sedding. " ( Ah, aku takut ) ucap sang raja dengan manja.

" Magi mo mitao, lakkekku? " ( Mengapa kau takut? ) balas sang ratu dengan keheranan.

" Mitoka lao caleleku. Meloka sibawa idi, beneku. " ( Aku takut pergi seorang diri. Aku mau selalu bersama denganmu, istriku ) jawab sang raja menggelitik pinggang istrinya.

" Mammulasitu malege-lege sibawa iya. " ( Kau mulai lagi kegenitan denganku ) balas sang ratu dengan senyuman yang tersungging dari wajah cantiknya.

Kedua pasutri ( pasangan suami istri ) itu pun bergegas naik ke atas kamar mereka untuk beristirahat. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dengan mesranya. Para pengawal raja dan ratu yang ada di istana kerajaan yang menyaksikan hal itu nampak begitu senang melihat raja dan ratu mereka selalu hidup bahagia.

" Semoga kasi'na bahagia tettu raja sibawa ratuta. " ( Semoga raja dan ratu kita selalu hidup bahagia selamanya ) ujar salah satu pengawal ke pengawal yang lainnya.

" Aamiin! " ( Aamiin ) ucap yang lainnya bersamaan.

Di Dalam Kamar....

Di atas sebuah ranjang yang dilapisi emas serta berukuran besar, kasur yang begitu empuk, dan seprai yang begitu lembut membuat sang raja dan ratu bisa beristirahat dengan nyaman. Walaupun sedikit kelelahan setelah habis berburu di hutan belantara, tidak serta membuat kekuatan Raja Ambo Enre Ratulangi habis terkuras di atas ranjang. Dengan semangat membara untuk mendapatkan keturunan dari benihnya sendiri, dia pun terus berusaha sekuat tenaga membuahi istrinya setiap malam.

Dengan tubuh yang hanya diselimuti selimut, mereka pun berdua berasyik masuk melakukan hubungan 'kamasutra' nan romantis yang penuh dengan gairah asmara.

~~~~

Sementara di tempat lain, di sebuah gubuk derita yang sudah lapuk, Besse Rini Markonah masih terus membayangkan ketampanan dan kebaikan hati sang raja. Setelah sedikit membersihkan diri dari noda-noda yang membuat tubuhnya menjadi kusam itu kini terlihat bersih dan rapi. Sambil menyisir rambutnya yang sedikit ikal dan panjang, dia pun berujar dalam hati, ' naksir laddeka sedding sibawa ero towe ( Raja Ambo Enre Ratulangi ), baja sangadie ero rajae bertekuk lutut sibawa iya Besse Rini Markonah. ' ( Aku naksir berat dengan orang itu ( Raja Ambo Enre Ratulangi ), besok-besok raja itu akan bertekuk lutut padaku Besse Rini Markonah ).

~~~~~

[ NAMPAKNYA WANITA YANG BERNAMA BESSE RINI MARKONAH JATUH HATI PADA PESONA SANG RAJA. LALU APAKAH SANG RAJA AMBO ENRE RATULANGI JUGA MEMILIKI PERASAAN YANG SAMA TERHADAP WANITA TERSEBUT? ]

π °°°°°° π