Di bawah langit yang begitu gelap, Raja Ambo Enre Ratulangi sedang menanyakan keberadaan asal-usul wanita misterius yang sekarang berada persis berhadapan dengannya. Dia begitu teliti memandangi wajah wanita itu yang begitu kusam dan penuh dengan goresan luka seperti orang yang habis dianiaya. Dengan sedikit memberanikan diri, sang raja akhirnya memegang dagu wanita dengan pelan. Dia ingin memastikan jika wanita yang ada di hadapannya saat ini masih dalam kondisi baik-baik saja sehingga dia dan para pengawalnya bisa membawanya kembali ke tempat wanita itu berasal.
" Hei makunrai? Niga asetta? " ( Hai perempuan? Siapa namamu ? ) tanya sang raja, " magiko engka rilaleng hutan belantara? " ( Mengapakah kau berada di dalam hutan belantara seperti ini? ) lanjutnya.
Wanita itu belum menjawab pertanyaan dari sang raja dikarenakan kondisinya yang belum sadarkan diri seratus persen.
" Depana sadar sedding Baginda Raja. " ( Kelihatannya wanita itu belum sadarkan diri yang mulia Baginda Raja ) Ujar salah satu pengawalnya.
" Alengi wae cedde gare, nappa pecciki ke rupana supaya sadar masija. " ( Coba ambilkan sedikit air, lalu percikkan sedikit di wajahnya supaya dia cepat sadarkan diri ) perintah sang raja pada salah satu pengawalnya.
" Iyye, raja. Jolo cinampe laoka mala wae. " ( Iya, raja. Tunggu sebentar sang raja, aku baru ingin mengambil air ) jawab pengawalnya dengan cepat menyanggupi perintah sang raja.
Setelah mendapatkan sebotol air, sang raja pun memercikkannya di wajah wanita itu.
" Uhuk!!! Uhuk!!! Uhuk!!! " wanita itu batuk-batuk dan mulai sadarkan diri. Secara perlahan dia pun mulai membuka kedua bola matanya. Dengan panglihatan yang sedikit kabur, dia melihat ke sekelilingnya. Dia melihat di samping kanan, kiri, belakang, dan depan berdiri banyak pria yang berbadan tegap sedang berdiri menatap ke arahnya. Lalu dia pun mengarahkan pandangannya ke arah seorang pria dengan mahkota yang bertengger di atas kepalanya sedang duduk di hadapannya.
" Niga iko? " ( Kalian semua siapa? ) tanya wanita itu dengan suara rintih saat melihat pengawal istana kerajaan sedang berdiri memperhatikannya dengan tatapan penuh kekhawatiran.
" Pengawalku maneng ero, mereka yang telah menolongmu. " ( Mereka adalah para pengawalku, mereka lah yang telah menolongmu ) balas sang raja sambil menunjuk ke arah pengawalnya.
" Ou..." jawab wanita itu, " terus niga idi? " ( Terus kau siapa? ) tambahnya.
" Perkenalkan, iya Raja Ambo Enre Ratulangi. " ( Perkenalkan, aku Raja Ambo Enre Ratulangi ).
" Raja? " ( Raja? ) jawab wanita itu sedikit tidak percaya.
" Iyye! Iya raja pole Kerajaan Wajo makkokkowe. " ( Iya! Saya adalah raja dari Kerajaan Wajo saat ini ) sang raja berusaha meyakinkan wanita itu.
" Ou...." hanya kata itu yang terucap dari bibir tipis wanita itu.
Suasana sempat menjadi hening dalam beberapa saat hingga sang raja kembali mengajukan sebuah pertanyaan untuk wanita itu.
" Niga asetta, ndi? Magiki engka kerilaleng hutan belantara? " ( Namamu siapa? Terus kenapa kau berada di hutan belantara seperti ini seorang diri? )
Wanita itu kembali terpaku terdiam sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan sang raja, " Besse Rini Markonah asekku, Raja Ambo Enre Ratulangi. " ( Namaku adalah Besse Rini Markonah, raja ).
" Besse Rini Markonah? Ehmmm, mabello to asetta." ( Besse Rini Markonah? Ehmmm, nama yang bagus ) jawab sang raja.
Setelah mengetahui sedikit mengenai asal-usul wanita misterius tersebut, Raja Ambo Enre Ratulangi dan ke sepuluh pengawalnya mengantar wanita itu ke tempat asalnya.
Mereka tiba di depan sebuah gubuk kecil yang hanya beralaskan tumpukan daun kelapa sebagai atapnya serta tiang yang mulai sedikit rapuh termakan rayap tempat di mana wanita itu tinggal.
" Terima kasih banyak Raja Ambo Enre Ratulangi atas pertolongatta iye essowe. Magije dena tatama jolo ke gubuk deritaku? " ( Terima kasih banyak Raja Ambo Enre Ratulangi atas pertolingannya untuk hari ini. Kenapa tidak mampir dulu ke gubuk deritaku? " wanita itu mengucapkan terima kasih pada sang raja dan para pengawalnya atas pertolongannya hari ini.
" Iyye, makasih banyak. Tarona jolo madde nasaba mawennini. " ( Iya, terima kasih banyak. Aku permisi hendak pulang dulu karena langit sudah gelap. ) jawab sang raja bergegas pergi pergi bersama para pengawalnya meninggalkan wanita itu untuk menuju ke istana kerajaan.
Besse Rini Markonah, wanita yang pingsan di dalam hutan belantara merasa terpesona dengan ketampanan wajah dan sikap bijaksana yang dimiliki oleh Raja Ambo Enre Ratulangi. Dalam hati dia berujar ' Raja magaretta na bijaksana. Jatuh hati laddeka sedding sibawa alena ' ( Raja yang tampan serta bijaksana. Rasa-rasanya aku jatuh hati padanya ).
~~~~~~
[ AKANKAH WANITA MISTERIUS YANG BERNAMA BESSE RINI MARKONAH JATUH CINTA PADA PESONA KETAMPANAN DAN KEBAIKAN SANG RAJA? ]