Vino baru aja beres nyuci piring. Sementara vira, dia beralih dari dapur menuju ruang laundry, tangannya meraih baju baju kotor dan bersiap memasukkannya ke dalam mesin cuci, Vira sudah biasa mengerjakan pekerjaan rumah maka nya hingga kini dia masih saja mengurus pekerjaan rumah sendiri padahal gedung ini memfasilitasi pekerja bersih bersih setiap harinya, tapi dia tak menggunakan itu karena cukup menikmati pekerjaan rumah.
" kau di sini rupa nya " suara Vino mengejutkan Vira, tangannya segera menghentikan pekerjaannya, gadis itu tersenyum mendapati suaminya yang menatap nya dalam, kenapa sih? hari ini tuh vino aneh. gadis itu sedikit merona dan salah tingkah, ah kau menatap ku dalam penuh arti begitu, bisik dada Vira yang mulai semakin berdebar tatkala suaminya yang semerbak segar sabun semakin menggoda naluri wanita nya. Haduh! Tenang tenang Vira. Wanita itu berushaa menenangkan deru jantung yang berdetak kencang. Ya ampun. Dia tak bisa berbohong dan berpura pura lagi. Lihatlah suaminya ini, udah paket komplit pake telor, double lagi!
" a, ada apa. A, apa, ngapain mencari kuuh ? " tanya Vira tergagap, ampun tatapan tajam itu seperti menusuk jantung, bahkan tatapan Vino bisa melelehkan gunung es, siapa yang tahan dengan pesona Vino, benar sekali ucapan sombong pria itu, lihat saja Vira semakin salah tingkah dan Vino hanya menahan tawa nya. Duh, baru ditatap aja udah ga tahan.
Pria itu melingkarkan tangannya hingga bisa mendekap erat punggung istrinya. Vira menoleh gugup ke arah lengan vino yang bertengger santai. Pria itu sedikit membungkuk.
" aku merindukan mu hari ini.. " bisik Vino semakin menggoda Vira, deru nafas yang mengenai daun telinga gadis itu membuatnya meremang dan memberi rona merah. Duh dia berbisik saja membuat bulu kuduk Vira bangun. Jangan kan lain lain. Bisa mati berdiri kali.
" apa kau siap malam ini ? " pertanyaan Vino membuat Vira berontak dalam dekapan eratnya tapi yang ada pria itu semakin memperkuat dan mempertahankan Vira dalam pelukannya
" apa kau tidak menyukai ku ? " tanya Vino masih dalam pelukan yang erat itu, Vira berusaha berontak, berontak berontak manja. Malu malu tapi mau.
" vino apaan sih. Lepasin ga! " balas Vira cepat masih berusaha berontak manja tanpa tenaga. Vino tertawa mendapati penolakan manis dari Vira, dia semakin enggan melepas pelukan nya
" apa kau tidak mau ? " tanya Vino ambigu, Vira mengeryit heran, dengan malu malu gadis itu memundurkan kepala. "Apaan sih!" Gerutunya heran menahan senyuman malu. Wajah cantik itu merona merah jambu.
Vino menghimpun tenaga, dia mengangkat tubuh istrinya hingga naik kedalam pelukannya. Dia menggendong Vira.
"Vino lepasin ga!!"
"Ga mau!!"
"Lepasin ih! Kamu kenapa sih!"
"Menurut mu aku kenapa!"
"Ga tau.. ga ngerti ah! Turunin ga!!" Paksa Vira sambil memberontak tapi tangannya melingkar di leher vino. Kakinya mengait di belakang bokong suaminya. Vino meletakkan Vira di sisi ranjang. Mendudukkan istrinya dengan perlahan dan penuh tatapan hangat.
" vino, kamu kenapa siii.. " teriak Vira malu sendiri, tapi Vino sudah tak peduli lagi, dia sedang sangat bahagia saat ini. Dia begitu menginginkan Vira.
Vino merebahkan Vira di kasur, pria itu menatap sekali lagi, dengan saling menatap dan tersenyum malu malu kedua tangan keduanya mulai terangkat perlahan.
"Vira.. aku jatuh cinta padamu.." bisik vino dengan sorot mata hangat. Ga mungkin kan! Vino pasti bohong. Vira menggeleng.
"Bohong.." lirihnya.
Pria itu meraih telapak tangan Vira, menuntun wanitanya mengelus pipi vino. Merasakan hawa panas tubuhnya.
"Sungguh. Aku jatuh cinta padamu.." deg! Deg deg deg!! Vino pleasee.. jangan begini dong! Siapa yang tahan sama sorot mata itu! Siapa yang kuat menghadapi cobaan yang begitu menggiurkan ini! Vira ingin berontak tapi nyatanya.
"Bohoong.." lirih Vira sekali lagi. Jarinya menyentuh bibir lembut vino.
"Aku ga bohong. Aku beneran suka, cinta sayang sama kamu vir. Aku ingin jadi suami terbaik untukmu. Menjagamu, menemani dan melakukan apapun denganmu sepanjang waktu kita. Sehari aja kamu dengan pria lain. Aku tuh pusing!" Vira tersenyum geli mendengar penjelasan vino. Dia beneran? Ga bohong dan modus lagi kan?.
"Aku kan gadis biasa.."
"Aku tahu"
"Aku ini ga bisa apa apa loh"
"Ga masalah.."
"Meski kamu ga dapet warisan" vino sedikit berpikir.
"Kenapa?"
"Ya, kamu pilih aku apa warisan pak Broto?"
"Dua duanya lah!" Balas vino cepat.
"Lebih penting mana?"
"Dua duanya!" Vira jengkel sendiri mendengar jawaban jujur vino. Tapi setidaknya dia di kepala vino sama levelnya dengan impian pria itu. Selama inikan cuma warisan aja di kepalanya.
"Apa boleh?" Vino menunjuk dengan dagu.
"Apaanya?" Tanya Vira bingung. Vino menunjuk lagi dengan dagu. "Apa sih?" Aih, masa ga ngerti juga sih.
"Apa boleh membuka pakaianmu?" Lirih vino menenggelamkan kepala di sisi kepala istrinya. Boom! Wajah keduanya memerah, seperti udang rebus. Jangan pura pura lagi. Ga usah banyak ba bi bu lagi. Jujur ajalah kalau memang sudah sama sama mau. Seperti berlomba keduanya saling melepaskan kancing baju satu sama lain, tatapan mata antar mata itu tetap saja tak mau berpaling hingga guratan otot badan Vino mencuri pandangan Vira, Hingga halus nya kulit dada Vira mencuri mata Vino. Aish!!
___
Vino menepuk jidatnya tatkala ingatannya kembali akan ponsel yang tertinggal di apartemen, pria itu langsung memutar stir dan mengambil arah berlawanan, dia baru saja mengantar Vira ke kampus dan sekarang akan segera kembali ke rumah karena ponselnya yang tertinggal. Pria itu tertawa sendiri, dia terlalu cangguh pagi ini saat melihat wajah tenang istrinya yang terlelap di balik selimut mereka, dia tak henti hentinya terus tersenyum saat kejadian indah itu membayang di otaknya, pria itu menggigit bibirnya, ah... dia menepuk stir nya gemas, dia tak bisa menghapus bayang kemesraan malam tadi walau sebentar saja, masih untung dia hanya meninggalkan handphone nya hari ini, karena bayangan itu bisa saja kepalanya yang akan tertinggal nanti. Aih! Malam pertama yang howt!!
Vino segera menaiki lift dan membalas sapaan beberapa pekerjanya yang tersenyum ramah, tentu saja harus ramah itukan si pemilik gedung
" gila lu liat ga, hari ini pak bos tambah ganteng maksimel "
" yoi auranya memancar kaya murcusuar "
" duuh gue jadi silau " begitulah sedikit komen para netizen yang super lebai mengenai pesona si pak bos tampan. Tapi itu semua tidak menarik perhatian Vino, dia memang sedikit kesulitan dengan urusan cinta, bahkan dia menikahi wanita yang tidak dia kenal, tapi siapa sangka jika wanita asing itu kini menjadi orang teristimewa dalam hatinya, dengan menyebut nama Vira di dalam hati saja membuat dadanya bergetar hebat.
Tuh, jadi terbayang lagikan, adegan panas malam tadi.. bagaimana Vino mengusap wajah nya yang hangat, wajah polos dan kulit mulus istrinya yang lembut saat di sentuh, Vino menatap telapak tangannya, dia tak percaya telapak tangan itu telah merasakan semuanya tadi malam, ah.. dasar pria pikirannya itu lagi itu lagi !
Vino yang terjaga di belakang punggung Vira, Vino yang menatap dalam wajah gadisnya yang masih terlelap dalam mimpi indah, Vino yang mencium hangat pundak istrinya dengan penuh cinta, dia sangat menikmati setiap detik yang telah berlalu malam tadi. Wajah paksu memwrah lagi. Duh, ga bisa lepas deh bayang bayang malam tadi. Bikin dia senyam senyum sendiri.
Tangan Vino segera menekan password rumah, pintu itu segera terbuka, dia mencari stop kontak untuk menerangi semua ruangan, biasanya menyala otomatis, kenapa hari ini engga ya? Sudahlah jangan dipusingkan. Cari handphone dulu! pria itu mencari handphonenya, dia menggaruk rambut sebentar berusaha mengingat dimana terakhir dia meletakkan handphonenya. Linglung linglung deh gara gara efek tadi malam.
" dimana ya ? " pikirnya bingung, dia tak bisa menemukan benda itu, di atas meja depan, di dapur, di laci, ah mungkin di kamar !
Vino melangkah menuju kamar nya, dia terpaku sesaat, ah.. lagi dan lagi dia mengingat kejadian pertama mereka malam tadi, pria itu masih bisa melihat jelas bagaimana dia membopong tubuh istrinya dan merebahkan perlahan di kasur empuk itu.
Mata mereka yang saling menatap lama, tangan mereka yang berebut membukakan pakaian helai demi helai hingga semua bisa terlihat jelas, wajah yang merona, tingkah yang kaku dan degul jantung yang tak menentu
Vino tersenyum lagi
Dia tak menyadari seseorang memperhatikannya di balik pintu kamar, sosok pria yang dari tadi ada di sana.