Vira sekali lagi menatap diri di cermin, wah Hazel memang terbaik kalau masalah style
tidak sia sia seharian dia menemani Hazel berkeliling di butiknya, sekarang dia mendapatkan dress selutut dengan warna peach lengkap dengan sendal cantik dengan hak lima centi
Vino melirik gadis yang sejak tadi memutar diri di depan kaca
" lu mau kemana ? " tanya nya kepo
" acara kampus " jawab Vira biasa
alis Vino berjingkrak
" kok ? ini kan malam minggu, dan baju lu ko gitu ? " Vino jelas heran, bukan cuma heran dia juga ga suka melihat gadis di depan cermin itu semakin hari semakin cantik dan stylist
" tau tuh senior, mana wajib pake dress sama heel " gerutu Vira
" ada yang kayak gitu ya ? " Vino tak percaya, walau dia sibuk dengan majalahnya jelas sudut mata tajam itu terus melirik bayangan Vira di kaca
" bilangnya sih acara penyambutan di cafe xxx " jawab Vira sambil meraih tas kecilnya
gadis itu bersiap untuk pergi
" lu pulang jam berapa ? " tanya Vino
" ga tau, liat sikon " jawaban Vira membuat Vino gusar
" yaudah gue anter ! " pria itu segera bangkit dan menutup laptopnya
" eh ga usah ga usah ! " tangan Vira seperti menahan, Vino mengerutkan dahi
" geng Hazel bakal jemput gue, lagian sekarang malem minggu kan.. lu pasti ada acara " ucap Vira dengan wajah ragu
dia ingat betul pengakuan vulgar Vino di mobil lusa kemaren
setiap malam minggu pria itu...
hiiii... Vira merinding dan mengambil kaki seribu
" gue pegi duluuu.... " larinya meninggalkan kalimat yang berlalu
Vino membuat wajah bingung
om Eman ikut melongo dari balik pintu kamarnya, dia kaget mendengar derap lari sendal hak Vira
pria berbadan berisi itu melirik ke arah wajah bingung Vino yang bengong di tinggal begitu saja oleh Vira
padahal Vino sudah meraih kontak mobilnya
dia ingin mengantar Vira
tahu tahu bahu om Eman sudah menyenggol bahu Vino membuat pria itu tersadar
" dia cantik yaa.. " goda om Eman sambil menggerakkan dagu nya
Vino menoleh heran
" kamu syukak yaa sama diaa... " lanjut ejek om Herman menunjuk wajah heran Vino keponakannya
" apaan sih om, dia kan istri aku " protes Vino dengan wajah sok cool
" istri sih.. tapi dia belum cinta sama kamuu Vin " sergah om Eman membuat mata Vino terbelalak
pria itu menahan tawa kecilnya, dia tertawa padahal di hatinya pengen nangis, ko rasanya sakit ya denger kalimat begitu dari om Eman
" Vira itu cewek yang penuh obsesi, dia ga mudah luluh, jadi lu harus ekstra.. " saran om Eman dengan wajah meyakinkan kan
" maksud om ? " Vino memasang wajah serius dan menyimak saran om Eman
" gercep Vin, soalnya cewek kaya gitu udah agak langkah di jaman sekarang ! " seru om Eman bersemangat
" gercep gimana ? " Vino masih bingung
" gimana caranya harus bisa bikin luluh, harus menyentuh hatinya, jangan kebanyakan jaim.. " ujar om Eman sedikit meledek
Vino melengos
" ah bodo amat deh ! daripada dia banyak cewek di luar sana om " ujar Vino membohongi diri sendiri
" lah.. yang di luar belum tentu bikin gregetan.. " bisik om Eman dengan wajahnya yang dibuat menggoda
Vino sedikit menggeser posisinya ketika om Eman semakin mendekatinya
" gue cuma mau punya anak aja ! " jawab Vino asal
wajah om Eman berubah serius
" lah mana ada cewek mau ngasih anak kalo ga pake hati Vinoooooo ... " kesal om Eman sambil geleng geleng kepala
" lu beli aja mesin petetes telor kalo mau buat anak doang mah !! " seru om Eman sambil kembali ke kamarnya, eh kamar Vira, eh entahlah sekarang jadi kamar siapa
Vino mengerutkan jidat, kepalanya mendadak pening
" duh seribet ini mau dapet warisan .. " gerutunya kesal
Vino kembali duduk di sofa ruangannya, dia kembali membuka laptop
dengan segera tangannya mengklik pencarian
cara melembutkan hati cewek
bagaimana cara cewek luluh
membuat wanita jatuh cinta
apa itu jatuh cinta
mendekati wanita dengan hati
cara supaya jatuh hati
ilmu pdkt
dengan serius Vino membaca artikel artikel tersebut, sampai matanya menyipit dan rasa peningnya semakin jadi
" duh ribet banget deh ! " pikir Vino kesal
pria itu menyenderkan punggung, matanya menatap langit langit dia menerawang jauh
pikirannya yang penuh membayangkan wajah cantik gadis yang tadi berputar putar di depan kaca,membuat senyumnya segera mengembang
deg.. deg.. deg..
tangan Vino memegangi jantungnya, irama ini pun membuatnya tersenyum sendiri
Elfira, gadis pertama yang membuat tingkahnya menjadi konyol dan tak terkontrol, Vino menggigit bibir dia gemas sendiri membayangkan Vira
bagaimana pun dia sangat senang jika wanita itu adalah istrinya, entah kenapa itu membuatnya bangga saat ini, padahal mereka sebelumnya tidak ada perasaan apa apa
" gue beneran suka sama dia " gumam Vino merona malu
pria itu berusaha menahan diri, dia berpikir bagaimana supaya Vira bisa menerima perasaanya
mereka selalu saja bertengkar, Vino bingung bagaimana cara supaya bisa akrab dengan gadis itu
" bahkan si Hazel itu aja bisa masa gue engga ! " ejek Vino pada diri sendiri
pikirannya bertambah kalut tatkala membayangkan Vira Hazel dan senior itu dalam acara malam ini
" mereka akan ngobrol, minum makan bersama dan tertawa.. " duga Vino kesal
" sementara gue ? " ko rasanya jadi sakit ya, pikir Vino tak tahan lagi menahan gejolak di dadanya, tapi dia juga tidak punya alasan untuk bergabung di acara mahasiswa itu
Vino mencoba menyibukkan diri
beberapa jam kemudian
tingg....
sebuah pesan masuk, dan itu pesan dari Vira,
Vino segera membuka pesan singkat itu
duh pengen pulang, kaki gue sakit banget, leceeeeet....
Vino segera meraih jaketnya dan kontak mobil, pria itu bergegas tanpa jeda menuju pintu keluar
" Vin lu mau kemana ? " tanya om Eman heran dengan wajah serius ponakannya
" mau beli sepatu buat Vira " jawab Vino cepat, dia ga pake noleh lagi
" eh, eh Vin !!!! "
om Eman mencoba menghentikan, Vino akhirnya menoleh dengan raut sedikit kesal, apa lagi sih om ! seru hatinya dongkol
" nih !! itu endorsan eike tapi ukurannya kekecilan, plisss deh... "
tangan Vino menangkap paper bag besar yang melayang di udara, dia melirik box sepatu kets ternama di dalam sana, bibirnya tersenyum
" thanks om .. " seru Vino dan berlari menuju lift
om Eman tersenyum senang
" cinta banget yee lo .. " ucapnya menggeleng
-------------
Vino bisa melihat jelas senyum getir Vira di dalam sana, pria itu menarik ujung bibirnya seperti meledek
ada banyak remaja muda di dalam sana yang mengisi setiap meja
ada Hazel dan senior itu juga, Vino bisa menangkap posisi Vira yang tak nyaman
kenapa cowok cowok itu nempel sama Vira sih ! dia ga liat kalau istri gue ga nyaman ! teriak hati Vino tak terima
dengan cepat Vino mendorong pintu kaca, hampir semua mata menatap kedatangan pengusaha tampan itu
pria itu berjalan dengan percaya diri menuju meja Vira, disana gadis itu menatap dengan wajah bingung
Vino berdiri di depan Vira, membuat senior yang tadi di sisi Vira bergeser, karena dua makhluk itu lagi lomba saling menatap, bikin yang lain envy
anggap aja cuma ada mereka berdua di bumi ini, yang lain cuma ngontrak
" Vino... " gumam Vira tak percaya
pria itu segera menurunkan badan, berjongkok di bawah kaki Vira, dengan segera tangannya melepas sendal hak gadis di hadapannya dan mengganti dengan sepatu kets yang tadi dia bawa
semua berbisik
pria setampan itu
pria itu berjongkok dan memasangkan sepatu, pasti gadis itu pernah menyelamatkan dunia hingga dapat anugrah besar seperti saat ini
Vira sedikit menarik kakinya, melirik sekitar, dia mencoba membuat Vino berhenti melakukan hal yang tak lazim ini, gadis itu merasa canggung
Vino menjangkau lagi kaki Vina hingga menyelesaikan pekerjaanya, pria itu segera berdiri dan kembali tersenyum
Vira masih melongo, tak percaya tak mengerti tak tahu tak tak tak... lainnya
" ayo kita pulang... istri ku " ajak Vino lembut
WWHAAAAAAATTTTTT !!!!!!!!
Semua berteriak kaget
tangan Vino meraih tangan Vira dan menggandengnya keluar dari cafe menuju parkiran, semua masih memperhatikan kemesraan mereka
bahkan kini rekan kampus Vira saling menumpuk mengintip dari dinding kaca, mereka semua berdecak kagum dan iri
Vira tertawa kecil mengingat tingkah teman temannya dan Vino malam ini, dia sedikit malu dan juga senang
" kenapa ? " tanya Vino sebelum men-starter mobilnya, mereka masih di parkiran saat ini
" makasih.. " ucap Vira pelan dan wajahnya yang merona
deg... deg.. deg...
dada gadis itu seketika bergetar mengingat tingkah manis Vino
duhh... rasanya gue seneng banget ! teriak hati Vira
Vino tersenyum tak kalah senang
" sama sama.. " jawabnya sambil memberikan sorot mata tajam ke arah wajah gadis yang duduk di sampingnya
Vira menyadari tatapan tajam Vino, dia tak bisa menghindari tatapan itu, sorot mata mereka bertemu dan membuat Vira terus salah tingkah
berlahan lahan Vino mendekatkan wajahnya, pria itu mulai pindah fokus, dia menanti bibir lembut yang merekah merah milik Vira
deg... deg.. deg..
dada keduanya berpacu cepat
wajah Vira semakin merona tatkala kulit mereka hampir bertemu, gadis itu memundurkan kepalanya tapi kursinya sudah mentok
dia belum siap menerima ciuman dari bibir Vino, jantungnya bisa bisa beneran copot, duh gimana ini, pikir Vira bingung, mana teman kampusnya masih pada kepo dari balik kaca
cups...
Vira dengan cepat menyentuh pipi Vino, membuat wajah pria itu berhenti mendekat, tangannya segera menyentuh pipi yang sempat di singgahi bibir lembut Vira
dia menarik diri dan tersenyum
Vira melepas nafas lega
gadis itu mengurut dada dan mencoba mengatur nafas
gadis itu harus bisa menenangkan diri dan bersikap biasa seperti pria di sebelahnya
Vino tersenyum kecil Vira berusaha membalas dengan kaku
" thanks sepatunya, lucu... " Vira berusaha mencari topik, Vino mengangguk pelan
" tapi.. katanya kalo ngasih sepatu sama orang lain nanti kita akan di tinggal sama si penerima.. " jelas Vira asal, dia pernah baca dimana yaa..
Vino melirik Vira sekilas, dia terlihat tak peduli, membuat Vira sedikit kecewa, dia sepertinya ga papa deh kalo di tinggal ! gerutu hatinya sebal
" tenang aja.. lu ga bakalan bisa ninggalin gue kok !" jawab pria itu mantab
dia melajukan mobil dengan santai, entah mengapa emosinya sangat stabil saat ini, apa karena Vira ada di sisinya, dan lihatlah wajah bersemu gadis itu yang semakin menggoda, pantas saja banyak yang mencoba mendekatinya ! Vino jelas sangat cemburu tadi
Vino melirik dengan tatapan menggoda
" sekarang malam minggu... " gumamnya pelan
Vira mengerutkan dahi tak percaya