Chereads / BUKAN SALAH JODOH / Chapter 17 - Ada udang di balik bakwan

Chapter 17 - Ada udang di balik bakwan

Pengenalan toko ELFIRA, panggilan Vira

gadis biasa biasa saja

Elfira sangat bersemangat sore ini, dia menyelesaikan kuliahnya dengan lebih cepat karena ada jam kosong

"Kayaknya masak sesuatu yang spesial boleh juga!" Vira memikirkan makan malam bersama seperti malam kemarin. So sweet deh.

dia berpikir bisa mampir ke swalayan dan memberi beberapa cemilan untuk menemani suami nya bekerja malam ini, mungkin malam ini akan sedikit berbeda dari sebelumnya. Ah membayangkan semua semua itu membuat Vira mesem mesem sendiri.

dia sudah ga sabar untuk sampai di rumah, mungkin mulai hari ini dia juga harus lebih rajin lagi belajar memasak, mengingat hubungan mereka semakin membaik, tugas seorang istri adalah melayani suami. Aduh suami! Pipi Vira memerah memikirkan kata suami.

"gue ga nyangka Vino bisa berubah begini" gumam Vira senang

"kayaknya gue juga harus beli stok sayur buat di masak" ide Vira bersemangat

Duk!

Pundak Vira di sikut oleh Hazel, membuat lamunan manisnya buyar.

"Lu gue panggil dari tadi, ga nyaut nyaut" gumam Hazel dengan wajah cemberut. "Mikirin apa sih?" Tanya Hazel kepo maksimal. Vira melengos menghindari tatapan kepo Hazel.

"Ada deh" jawab Vira mengulum senyum. Hazel semakin cemberut. Dia tertinggal oleh langkah Vira.

"Kemaren rahasia, skrng ada deh!" Kesal Hazel tak habis pikir dengan Vira. "Kadang dia galau, kadang dia sumringah ga jelas!" Ketus Hazel masih ngoceh sendiri sementara Vira sudah jauh meninggalkannya.

Vira membayangkan Vino yang lahap memakan masakannya, gadis itu tersenyum sendiri sepanjang jalan, membuat orang yang melihat berspekulasi macam macam

dia tak peduli

namanya juga sedang jatuh cinta!

********

HAZEL

pria fashionable

Hazel merasa malam ini sangat membosankan. Tadi juga Vira di kampus menyebalkan, tidak cukup menghibur baginya. Sadar ga sih kalau dia tuh mikirin Vira terus.

Hazel terus menyentuh layar ponsel nya dengan cepat dan tak ada satupun obrolan yang menarik perhatiannya dari sekian banyak grup yang ketangtingtong antri masuk pesan.

tangannya berganti dengan aplikasi remote, dia menyalakan layar televisi. Mulai dari drama jadi jadian, drama azab ilahi, drama cinta ABG sampe bocil, ga ada juga yang menarik buat Hazel tonton.

dia mencari cari acara yang mungkin bisa memperbaiki mood nya, mungkin di tv kabel. Drama Korea tentang perselingkuhan, tentang kapten beda negara, tentang pangeran beda dimensi, ah ga masuk sama mood Hazel saat ini.

wajah ceria Vira siang tadi membuat Hazel menjadi resah. Tetap saja pikirannya tuh Vira lagi Vira lagi!

"gue kenapa sih!" Hazel bangkit dari posisi rebahan sambil berdecak kesal sendiri.

"Kepala gue mikirin apaan sih!" dia bertanya sendiri, dia tak mengerti kenapa dia ga suka dengan wajah senang Vira, tentu saja karena gadis itu senang bukan karena dia

"gue kok aneh sendiri!" kesal Hazel sembari beranjak dari sofa. Mondar mandir ga jelas di kamarnya.

"Sayaaang mommy!! Makan malam Uda siap sayaaang!!" Suara Cyntia membuyarkan lamunan ga jelas Hazel.

"Ya mom! Duluan, Hazel belum lapar!!" Balas Hazel berteriak tanpa membuka pintu kamar. 

Tap tap tap!

Suara langkah kaki bukan lain dan bukan lagi, pasti dari Cyntia, Hazel mendahului membuka pintu dan benar saja, wajah sumringah mommy nya sudah tepat di depan pintu.

"Sayang mami, ayo makan malam dulu sayang" bujuk Cyntia manja pada putra semata wayangnya. Hazel memutar bola mata malas. Tapi kesian juga maminya Uda nyamper sampe ke lantai atas.

"Oke deh mam!" Balas Hazel mengiyakan ajakan maminya, Cyntia tersenyum senang.

"Anak mami pinter, gimana di kampus sayang? Kamu yakin masih mau kerja sementara di kampus jadwal kamu Padet sayang?" Suara celotehan Cyntia dan Hazel menghilang dibalik tangga.

"Tuh, papi sudah nunggu." Tunjuk Cyntia pada pak Broto yang sumringah menyambut kedatangan mereka. Hazel tersenyum tipis dan ikut bergabung. "Maaf ya sayang, jadi nunggu" bisik Cyntia mengambil sendokan nasi untuk Broto. Pria itu memandang Cyntia penuh cinta.

"Hahaha.. tidak apa apa" ujarnya dengan suara berat yang lucu. Cyntia tersenyum dan memberikan kiss bye ke arah pak Broto, membuat Hazel memutar bola mata sekali lagi. Plis deh mom!

*********

VINO

si tampan yang sempurna

Vino melirik om Eman yang sibuk meringkas barang barangnya

"kau tidak kerja?" om Eman membalas lirikan Vino. Dari tadi kerjanya cuma ngeliatin doang, bantuin kek. Sewot Om Eman tapi cuma dalem ati aja.

"aku tadi sedikit ngantuk jadi pulang lagi" Vino ngeles.

"Enak ya kalo punya PA, personal assisten, semua serba rebes!!" Celetuk Om Eman entah iri ntah nyinyir. Vino cuma mengangkat bahu tak menimpali. Dia memilih merebahkan kepala ke senderan sofa. Melihat wajah lelah vino Om Eman merapatkan duduk, duduk manis di samping vino dengan senyum berdehem aduhai.

"Memangnya abis berapa ronde? ko sampe ga tidur tidur?" Goda om Eman

Vino mencibir dengan bibir nya. Dia menepuk kasar bahu om Eman, hampir saja membuat pria bongsor itu terjungkal ke lantai. Kira kira dong vino kalo dorong, mentang mentang berotot pake tenaga buldozer.

"apaan, gagal tau!" balas Vino dengan wajah sedikit kecewa, dia menutup wajah dengan telapak tangan kiri. Om Eman kembali duduk di samping vino, kali ini posisinya menyamping menghadap tubuh vino yang masih bersandar.

"masa sih!" om Eman ga percaya

"tapi kan hubungan lu uda deket sekarang kan.." jari tangan om Eman dibuat menguncup dan saling bertemu, sambil memuncungkan bibir, kedua kuncup jari om Eman bertemu, muaa.. apaan tuh? Vino melirik sinis.

"bentar lagi jugaa... hehehee" om Eman memberi gerakan saling mencium dan wajahnya yang dibuat menggoda menandakan lebih dari sekedar ciuman, Vino mengerutkan dahi melihat tingkah om nya, apaan sih!

"Ga segampang itu om!" Gusar vino seakan sudah mau putus asa.

"Yaiyalah Vino, lu kalo mau gampang mah cari aja di taman Lawang! Sono!" Om Eman menarik nafas panjang sebelum lanjut ngoceh, ngasih wejangan pada ponakannya yang anyep tak berperasaan ini.

"Lu denger ya kata om lu ini. Biar kata ga pengalaman Ama cewek, tapi untuk menaklukkan perasaan seseorang tuh lu harus berani berkorban, berani melakukan sesuatu dengan setulus hati, jiwa dan raga! Supaya apa! Supaya ada rasa cinta dan sama sama suka, saat lu bergaul nanti akan indah akan pecaaah!!" Dengan semangat 45 om Eman menjelaskan, belum lagi kedua tangannya yang terus bergerak kesana kemari persis gaya orang India lagi adu argumen dengan gaya geleng geleng angguk angguk kepala itu.

Vino mengangguk angguk kecil, entah paham atau gagal paham. Intinya di kepala pria itu cuma, gimana caranya punya keturunan titik. Punya baby, punya anak, punya hak waris! Harta, hartaa, hartaaa.. udah itu aja tujuan Vino.

"om serius mau pergi?" Vino mencari topik lain, udah cape dia bahas Vira. 

om Eman melanjutkan pekerjaanya, membereskan isi koper.

"iya dong, tugas om bantu kamu kan udah.. nah sekarang om mau jelong jelong keliling Eropa dong.." balasnya dengan mimik bahagia

"ooo… btw makasih loh om, gue tadinya cuma mau balas dendam sama dia.." wajah tenang Vino berubah serius, sementara wajah tenang om Eman berubah cengo, bingung, heran, kaget, berbaur jadi satu. Nah loh! Apa lagi ini?

"eeeh... balas dendam gimana?" potong om Eman menyelidik