Ini hari sabtu dan aku libur karena hari kerja senin-jum'at. Aku sedang bersantai di Ranjangku sambil bermain Handphone dan ada nomer masuk itu Rhea. Dia menchatku dengan kata "Mba ??"
akupun membalasnya "Iya rhe."
tak lama rhea membalas "Lagi dimana mba ?"
"Lagi di rumah saja. istirahat. kenapa rhe ?"
"Gpp sih.. Aku sering lihat mba lihatin mas antto lama banget gitu. suka yah sama mas antto ? "
Akupun cukup terkejut melihat balasan chat rhea. aku membuka chatnya sambil berfikir untuk membalas apa."Heee... mukanya antto lucu aja jadi sering lihatin. itu juga gak sengaja kok."
"Ahh masa sih ? Aku sama hatta juga sering kok ngeledekin mas antto bilang sama mba letta aja soalnya matanya mas antto sering juga lirik-lirik gitu. suka salting dia kalau udah di ledekin gitu."
"Jahat deh kamu rhe. Jangan gitu lagi kasihan antto. "
"Hee... gak jahat mba. cuma kepo aja sama mas antto soalnya diam banget gak kayak Hatta adeknya."
mataku tertuju pada satu tulisan adek. "Adek ? Hatta sama Antto kakak adik?"
"Iya.. sepupu an sih lebih tepatnya."
"oh... " Setelah chat yg cukup lama rhea tak lagi membalas. aku pun membuka akun Facebook ku dan mulai melihat-lihat beranda kemudian fikiranku teralihkan dengan nama antto. aku pun mulai mencari nama antto di facebook dan iya ketemu juga, foto profilnya fotonya dirinya sendirinya sedanv merangkul 2orang laki-laki. dengan menggunakan batik. aku pun mengklik tulisan tambahkan teman dan tak berapa lama dia langsung menerima permintaan pertemanan ku dan dia menchatku lewat Facebook.
"Mba letta ?"
"Jangan panggil mba. Tuaan kamu juga. "
"Heee... Gak sopan nanti kalau gak manggil mba kan udah duluan kerja disana."
"Apaan sih. ini kan di luar tempat kerja. manggilnya santai aja."
"Iya iya... wa aja ke nomer ini 082xxxxxxxxx. aku jarang on."
Gengsi ku sebagai perempuan datang "Kamu aja yang WA ke nomer ku 083xxxxxxxxx."
"Oke."
Dan setelah itu nomernya pun masuk ke WhatsApp ku dan kami mulai berkomunikasi dengan baik dan mulai mengakrabkan diri.
Minggu paginya sesuai rencana aku datang ke sebuah cafe yang sengaja di sewa untuk acara fanbase. Aku datang bersama dua temanku. Saat itu tempat car free daynya juga masih ramai dengan langkah terburu-buru aku datang cafe itu dan sesampainya disana acaranya belum mulai padahal jamnya sudah sangat mepet dan bahkan orang-orang pun belum semuanya hadir. Aku dan teman-teman ku duduk di salah satu kursi yang tidak jauh dari panitia nya sambil menunggu aku bermain smartphone dan aku yang sudah mulai bosan karena acara tak jua mulai pun menchat Antto karena rumah nya tidak jauh dari sana. "Antto??"
hanya centah dua abu-abu aku fikir dia masih tertidur karena kemarin dia bilang jika hari libur bangunnya bisa jam 9-10 pagi. Acara nya baru di mulai jam 9.30 Pagi itu sudah molor hampir 1,5 jam dari penentuan jamnya. aku yang sudah mulai berubah moodnya pun dengan ogah-ogahan mengikuti acara tersebut. smartphone ku bergetar pertanda ada chat masuk akupun membuka nya dan itu dari Antto. " Baru bangun. kenapa ?"
"ke alun-alun bisa hari ini ? "
"Sekarang ? Bukan nya kamu ada acara yang di cafe itu yah. udah selesai emang."
"Belum selesai sih cuma udah mulai gak mood aja disini. "
"Ohhh... Aku belum mandi. mau nunggu in aku mandi emangnya?"
"Iya aku tungguin. ketemu di alun-alun yah.Kalau udah di sana kabarin lagi. "
"Oke deh. Bentar yah."
jam sudah menunjukkan pukul 11.30 Dan handphone ku kembali bergetar. "Aku udah di alun-alun. kamu dimana ?"
"Aku kesitu sekarang. "
aku pun terburu-buru pergi dan pamitan melalui chat WhatsApp dengan 2 temanku yang masih ada di sana. Sesampainya disana aku melihat dia dengan jaket jeansnya sedang duduk sambil merokok dan bermain smartphone.
"Hay... " Sapaku
"Hay juga."
aku duduk di sampingnya. " Maaf lama yah nunggu nya."
"Santai mba baru sebentar kok disini. "
"udah di bilang jangan manggil mba. masih aja manggil mba, harus nya tuh aku yang manggil kamu mas."
Dia tersenyum dan beralih duduk di sebelah kiriku.
"Kenapa pindah ?"
"Kamu kena asap rokok. Nanti bau rokok lagi kamu.'
"ohhh... Makannya jangan ngerokok. rokok itu bahaya hlo buat kesehatan. "
"Iya tau. tapi udah dari dulu suka ngerokok jadi belum bisa lepas. "
"Mulai aja belajar kurang in satu persatu tiap hari pasti nanti bisa lepas dari rokok. "
"Di coba deh ya. Gimana acaranya ? Udah selesai emang ?"
"Belum. acaranya molor banget jadi udah rada males makanya mending ketemu sama kamu. "
"haaa .... "
"Biasa aja deh masnya. Tadi hubungin rhea juga tanya masih disini apa enggak dia bilang udah pulang makanya aku hubungin kamu siapa tau bisa ketemu disini lumayan kan biar kita makin akrab. sama kayak aku, rhea sama hatta. biar gak kaku aja. "
"Ohh... Aku emang gini orangnya. suka gak peduli sama situasi sekitar. Emang cuek aja sama orang-orang. Udah bawaan dari sononya si gini."
"Dasar... Punya mantan berapa ? "
"aku ? Gak punya mantan kali. Cuma sekedar suka-suka doang sama perempuan tapi gak berani bilang takutnya dia nolak. Aku kan jelek, item, kurus kering, mana kerjanya disana yg penghasilan nya gak seberapa."
"Apaan deh. gak ada orang jelek tau di dunia ini. "
"kamu doang kayaknya yang mau ketemu sama aku. Di lain itu aku juga sibuk kerja dari lulus SMA., karena punya mimpi umur 25 tahun mau nikah eh ini umur hampir 26 Masih belum nikah, pekerjaan nya juga makin berat."
Aku menatap matanya dan aku lihat ada sebuah kesedihan disana. entah apa yang terjadi padanya selama 7 tahun hidupnya. "udah kerja dimana aja ?"
"di Kalimantan pernah. terakhir di Tangerang sih di perusahaan kelistrikan gitu. betah banget disana tapi kondisinya memaksa ku untuk pulang dan resign dari sana dan balik kesini tanpa tujuan yang jelas."
"Ada masalahkan di sana atau masalah nya justru disini ?"
"Aku simpen dulu kali yah cerita ini. Masih terlalu sensitif aku bahas. Setahun lalu beneran jadi masa sulit bagiku sampai aku kerja di sana dan ketemu sama kamu disini cerita itu masih jadi alasan ku sering stress. Maaf yah gak bisa cerita sekarang."
Aku meraih tangan nya "Gak apa-apa kok. Aku nunggu sampai kamu mau cerita ke aku. "
Dia menatapku dalam dan ini membuat hatiku berdebar. "Apakah kamu bisa menjadi yang pertama untukku ? menjadi penentu perjalanan hidupku selanjutnya ?" Ucap Antto tiba-tiba.
"Aku gak bisa bilang iya tapi tak ada salahnya mencoba. kita lihat apakah waktu akan berpihak pada kita atau waktu itu sendiri yang akan menghentikan perjalanan kita. "
"Dari pertama kali aku lihatmu aku sudah memperhatikan mu dengan baik. kamu berbeda. Dan jika aku sudah yakin dengan hatiku aku tidak akan melepaskan mu."
aku tersenyum dan itulah langkah awal yang aku dan dia ambil untuk membuat hidup kami lebih bahagia dengan aku sebagai arahnya dan dia dengan penyembuhan hatinya. Semua berawal dari sana dan tanpa kami tau akan berakhir dimana.