Hari ini tepat tanggal 5 yaitu hari sabtu. Aku diminta lembur untuk menggantikan temanku di perusahaan pusat. Aku tak bisa menolaknya karena akan menimbulkan masalah nantinya, Aku pun seperti biasa menaiki kendaraan umum ke tempat kerjaku, Saat sampai itu terasa asing bagiku karena sudah 4 bulan aku di cabang perusahaan itu. Untung saja saat absen aku bertemu shafa ternyata dia juga ikut lembur padahal perutnya sudah sangat besar. Aku berjalan beriringan ke lantai 2 gedung perusahaan dengan menaiki tangga karena tak ada lift atau pun eskalator disini. Waktu masih menunjukkan pukul 7.30 pagi, aku datang 30 menit sebelum lembur di mulai. sampai di gedung 2 aku bertemu teman teman lamaku walaupun sudah berkurang karena pengurangan karyawan yang terjadi akhir tahun lalu. "Wahhh... ada letha nih. mas indra pasti seneng nih." Ucap Tania yang umurnya hanya beda setahun denganku.
"Yang berangkat cuma segini ?" tanyaku karena baru melihat ada 4orang disana ditambah aku dan shafa jadi 6 orang.
"Paling nanti. Ada 15 orang yang lembur, Le. dari cabang perusahaan ada kamu, Mba kinan, mba yanti sama mas sandy. sisanya dari sini semua. " ucap mba Rani yang bertugas mengatur kerja kami nanti.
"Gimana, Le kapan lamaran nih ? apa mau langsung nikah aja ?" Ucap Shafa.
"Belum ada calon, shaf."
"Masa ? Itu waktu di alfa sama siapa ? Mirip hlo sama foto di grup yang mba kinan kirim."
Aku tersenyum malu sambil menyalahkan mba kinan yang sudah jahilnya mengirim foto antto ke grup. "Temen itu."
"Temen apa temen ?"
"Temen shaf."
" Yakin temen aja ?" Ucap seseorang di belakang ku.
akupun menoleh dan melihat laki-laki yang bernama indra. Indra adalah teman baikku sejak aku masuk ke departemen quality control. Dia mengajariku banyak hal, Dia yang sering bersama saat di sini. Setelah aku dan indra terpisah kerja inilah pertama kali kami bertemu lagi.
"Apaan sih mas ?" Ucapku sambil duduk.
mas indra duduk di sebelah ku. "Kenalin dong, Tha."
Aku melihat mas indra sebentar sebelum mengalihkan pandangan ku ke smartphone ku yang sejak tadi aku pegang.
"ndra, Kangen kangenannya di tunda dulu ya, Sekarang mending ambil barang di lemari deh." ucap mba rani
Indra pun menuruti perintah mba rani setelah nya dia duduk di samping ku dan kami mulai bekerja. "Bahagia selalu sama dia yah, jangan sampai nangis lagi. "ucap indra
"Makasih, mas." Setelah itu tak ada lagi perbincangan di antara kami berdua. kami memilih diam sambil fokus dengan pekerjaan kami agar cepat selasai dan kami semua yang berangkat bisa pulang cepat dari target pulang jam 5 sore. Dan nyatanya kami berhasil menyelesaikan pekerjaannya jam 2. Aku mengambil handphone ku dan terlihat ada chat dari Antto."Maaf baru ngabari. habis jagain ponakan handphone nya di taruh di kamar. pulang jam berapa ?"
"Ini mau pulang. iya gak apa-apa."
Aku fikir dia sedang off tapi dia membalas pesanku dengan cepat. "Aku jemput kamu disana aja. "
"Yakin nih ?? "
"iya. Aku OTW ke situ. Jadi tunggu gak lama kok. "
"iya deh ok."
pesanku sudah tak di balas aku yakin dia sedang dalam perjalanan ke sini. Aku keluar bersama shafa dan mba kinan. ada mas indra di belakang ku. entahlah dia tak mau atau tak ingin berjalan beriringan bersama kami. Kami duduk di bangku panjang di depan perusahaan. Shafa dan mba kinan juga sedang menunggu jemputan. dan aku lihat mas indra sedang ada di pos satpam saat aku melihatnya dia sedang menatap ku intens. Suami shafa yang terlebih dulu datang dan disusul suami mba kinan. kini tinggal aku sendiri, Aku melihat jam di tanganku ini sudah 15 menit berlalu. Aku melihat handphone ku dan tak ada pesan dari Antto. "Nunggu jemputan, Tha ?"
Aku menengok ke samping ku dan mendapati mas indra sudah duduk di samping ku. "Eh iya mas."
"Masih lama gak ?"
"Gak tau si kayaknya lagi di jalan. soalnya baru otw waktu keluar rumahnya juga cukup jauh, mas. "
"Ohh gitu. Siapa namanya ?"
"Haaa... maksudnya ?"
"Temen deketmu itu ?"
"Oh.. namanya Antto mas. "
"Masih kerja disana juga kan ?"
"baru aja resign kemarin,Mas."
"Kenapa kita jadi canggung banget yah, Tha ?"
"Mungkin karena udah lama gak ketemu kali yah mas." Dari jauh aku melihat sepeda motor antto yang mendekati tempat ku duduk. "Aku pergi dulu mas." Aku pun berdiri dan berjalan menghampiri Antto yang berhenti tidak jauh dari tempat dudukku. Antto memakai kam helm untuk ku seperti biasa dan aku pun langsung naik ke atas motornya. Aku menengok ke belakang dan melihat mas indra tersenyum padaku akupun membalas senyuman nya sebelum motor antto melesat menjauh dari sana. "Siapa tadi, Le ?"
"Temen kerja, To. "
"Oh... Namanya siapa ?"
"Mas indra. temen curhatku dulu waktu masih di sana. "
"Ohh gitu. Laper gak ? Aku laper nih. kita makan dulu yah. aku lagi pengin bakso. kamu mau apa ?"
"Ngikut aja deh, To. "
Ini adalah tanggal 6 sesuai janji aku dan antto datang ke tempat itu lagi tempat dimana ada waduk dan pepohonan yang rindang. Aku seperti biasa menunggu nya di depan Alfamart. Hatiku begitu berdebar entah apa yang membuat ku seperti ini. Pagi tadi aku mendapat sebuah video dari Antto dimana dia sedang bermain gitar sambil bernyanyi lagu seluruh nafas ini milik last child. Aku tersanjung dengan tingkah nya pagi ini. Aku bertanya kenapa dia mengirim kan video itu tapi dia hanya menjawab untuk menunggu saat kita bertemu. Dia datang dengan kemeja berwarna navy dan jaket jeansnya. Entah kenapa dia terlihat berbeda saat ini. kamipun dengan cepat sampai di tempat itu. Kami duduk di tempat yang sama seperti saat itu. Antto meraih tanganku. aku melihat nya dan dia melihatku dengan tatapan tajam. "Lagu yang kamu terima pagi ini adalah gambaran rasaku padamu. Rasaku yang masih ragu ini aku gambarkan dalam lagu itu. Kita telah lewati hari hari bahagia bersama, Aku bisa sedikit demi sedikit mengubur kenangan buruk itu karena kamu bersama ku menjadi teman berbagiku. Kamu tahu ini adalah hari lahirku. Dan di hari lahirku ini aku ingin katakan maukah kamu jadi pengisi ruang di hati ku yang kosong. Aku tak bisa janjikan apapun padamu tentang keseriusan ku padamu saat ini. Kamu boleh menjawab tidak karena aku tahu kamu ingin segera menikah."
"Menikah ? Segera ? Kapan aku mengatakan itu. Usiaku baru 22 tahun. Dan aku tak ingin membina rumah tangga di usiaku yang semuda ini. Aku belum siap, Aku masih terlalu kekanak-kanakan dan masih sering egois. apa pertanyaan mu membutuhkan sebuah jawaban ?"
"Jika tak bisa jawab tak apa. aku tak ingin memaksamu bersama ku yang meminta mu bersamaku tanpa sebuah janji yang jelas. "
" Kamu tahu aku tak membutuhkan janji apapun darimu. Jika kamu membutuhkan sebuah jawaban maka aku akan selalu yakin untuk menjawab IYA. Kamu tahu hatiku tak pernah beralih dari sejak kita pertama kali bertemu."
"Jadi jawaban nya IYA ?"
akupun mengangguk sambil tersenyum. Dia langsung memeluk ku. "Happy birthday kamu. Jadilah lebih baik di tahun ini dan jangan jadi tua yang menyebalkan yah. " Ucapku di pelukan nya sambil mengusap-usap punggung nya. Itulah hari terbahagia untukku dan juga Antto. Kami akhirnya meresmikan hubungan kami di tanggal lahirnya. Aku tak bisa melupakan hari ini dan tanggal ini. Ini menjadi awal di perjalanan kami yang baru dengan hubungan baru. Kamu memang tak punya target apapun untuk hubungan kami bahkan kata menikah masih jauh di kamusku dan juga dia. Seperti kataku aku tak ingin menjalani rumah tangga di usia muda dengan sifat-sifat ku yang belum bisa aku atasi. Bagiku usiaku sekarang adalah usia yang labil dan usia dimana kita masih harus bersenang-senang menikmati indahnya kehidupan. Dan bagi antto dia ingin menikah dengan kehidupannya yang harus sudah tertata lagi dari segi finansial dan pekerjaan. Aku memahami dengan pemikiran antto. Pemikiran dewasanya yang membuatku yakin juga untuk menerima nya tanpa berfikir lebih panjang. Dimulai dari hari itu aku selalu menyisipkan namanya di setiap doa 5 sholatku. Semoga namanya adalah nama yang juga dipilihkan Alloh untuk menjadi jodohku.