Chereads / my Life, My story / Chapter 8 - Memilih

Chapter 8 - Memilih

Hari terus berganti. Aku dan antto terus menjadi pusat perhatian di tempat kerja. banyak orang bertanya tentang hubungan kami tentu saja aku dan antto hanya menjawab hanya teman karena hingga saat ini pun kami masih memilih menjadi teman. Mba kinan yang termasuk orang terdekatku pun sering mempertanyakan hubungan kami dan aku mejawab dengan jawaban yang sama sembari meminta mba kinan untuk mengkonfirmasi sendiri pada antto jika masih tidak percaya namun mba kinan sepertinya belum berani bertanya pada antto. Rhea dan Hatta juga tidak bertanya apapun padaku dan antto. mereka sepertinya juga tidak terlalu peduli tentang hubungan kami itu yang membuat ku semakin nyaman bersahabat dengan rhea dan hatta.

Resafel bulanan pun datang. ini awal bulan November Aku sudah mendapatkan chat dari antto jika dia ada di line D. dan lagi-lagi dia bilang ada hatta di line D sedangkan rhea ada di line C. itu hal wajar mengingat hasil kerja antto dan hatta yang masih di bawah standar 8 jam kerja. kini tinggal aku yang harap-harap cemas dimana aku di tempat kan karena 1 teman timku tiba-tiba di pindahkan ke pusat perusahaan.

" Di line D yang bertugas mengecek ada mas Wandra, Mba khila, dan ada mba letha yang bertugas mengajari di bantu mas Sandy." Ucapan dari atasan ku membuatku sedikit lega karena akhirnya aku kembali berada satu line dengan Antto setelah hampir seminggu kemarin aku di tugaskan di anak-anak yang cukup bandel karena suka ngeyel dan maunya sendiri. Setelah brifing pembacaan resafel aku langsung masuk ke line dengan membawa botol minum dan peralatan kerjaku juga handphone ku yang ada di saku. Dan aku terkejut karena antto ada di meja 1. Aku menghampiri nya yang sudah bekerja dan meletakkan handphone ku di tasnya menaruh botol minum di bawah tempat kerjanya dan meletakkan peralatan kerjaku di mejanya. " Hatta dimana ?"

"Meja paling belakang. Kamu di mana ?"

"Satu line lagi kok. nanti mas wandra sama mba khila yang ngecek. aku sama sandy bantuin aja."

"Syukur deh.. Udah sana pergi gak enak kamu disini mulu. "

"Iya.. aku ke belakang dulu deh nemuin hatta. semangat hari ini dong. Kalau ngantuk bilang aja nanti aku gantiin kamu ngerjain." Aku pun langsung ke belakang dan menepuk pundak hatta. dan sedikit mengobrol dengannya sebelum aku fokus dengan pekerjaan ku.

Setelah istirahat pendek jam 10 aku kembali di brifing untuk mengajar mereka pengerjaan model baru. Sungguh itu hal yang membuatku malas. Aku dan sandy hanya mengangguk. dan kembali ke line dan berdiskusi dengan koordinator nya untuk memulai model baru dari meja depan. Aku pertama kali mengajari Antto dan sandy mengajari orang didepan antto. Aku mulai menjelaskan padanya tentang model ini. Setelah itu barulah antto aku minta untuk mengerjakan sendiri dan beralih ke orang di samping nya begitulah seterusnya.

"Ini gimana ?" Tanya Antto ketika sudah selesai mengerjakan.

aku menghampiri nya. "Ini masih bolong. Aku rapihin dulu yah."

"Love you." Bisik antto pada telinga ku yang cukup dekat dengannya. Aku yang mendengar nya pun kaget dan langsung menegakan badanku seolah tidak percaya dengan ucapan nya. Aku menepuk pundak nya sambil menyunggingkan senyumku.

" Mba letha kamar mandi dulu ya, nanti tolong ijinkan. " ucap hatta yang kini di belakang ku.

"Iya.. jangan lama-lama. "

Hatta pun membuat tanda oke dengan jarinya.

Setelah meja 1 Selasai aku dan sandy beralih ke meja 2.

Siang hari setelah bel panjang hujan turun dengan derasnya.Aku yang masih ada di line langsung menghampiri antto "Bawa makan kan ? Hujan deras gak bisa keluar hlo."

"Bawa kok. tergantung hatta deh. "

"Makan disini aja, To." Ucap Hatta

"Aku ambil bekalku dulu. aku gabung disini. " Aku berjalan cepat mengambil tasku yang tidak jauh dari sana. "Makan dimana, Le ?" Ucap mba kinan yang melihat ku menbawa tasku.

"Disana mba. sama antto, hatta dan rhea."

"Oh... ya udah sana. udah di tungguin tuh."

"Iya mba. pergi kesana dulu ya mba. " Aku pun kembali ke tempat Antto. Aku duduk di samping antto. dan membuka bekalku.

"Masak sendiri mba atau di masakin ?" Ucap rhea

"Nasinya masak sendiri yang lainnya beli. gak sempet masak untung aja ada penjual sayur matang yang pagi-pagi pasti lewat. "

"Tapi bisa masak kan mba ?" Tanya rhea lagi

"Bisa. sedikit-sedikit. "

"Tuh mas antto mba letha udah bisa masak cepatan di halalin nanti keburu di ambil orang."

Antto yang mendengar itu melihat sejenak. " Percaya aja sama Alloh yang menciptakan kita. jodoh, maut dan rezeki udah ada yang atur. kalau belum jodoh bisa apa emang. " ucap antto yang membuat ku berhenti mengunyah makanan ku.

"Rhe... pulang kerja temenin gua yah ?" Ucap hatta yang seolah tau situasinya dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kemana ??"

"Ada deh. pokoknya lu harus temenin gue."

"Bensinnya beliin hlo."

"Gampang. Sama Hatta beres deh."

Aku yang sudah tidak bernafsu makanpun menutup wadah bekalku. Namun antto meraih tangan ku. "Di habisin dulu. tinggak dikit itu. gak baik nyisain makanan."

"Udah kenyang. kayaknya nasinya kebanyakan ambilnya deh."

"Besok-besok jangan kebanyakan lagi ambil nasinya yah. Mubazir gitu hlo. nanti sholat bareng. aku habisin dulu, kamu rapihin yah."

Aku mengambil handphone ku dan melihat ada chat masuk dari nomer tanpa nama. Aku tahu betul nomer ini tapi aku memilih untuk mengabaikan nya.

"Yuukk sholat. " Ucap Antto.

Aku memasukkan kembali handphone ku di tas antto dan mengambil mukena di tasku.

"Ta, sholat sekarang apa nanti ?" ucap Antto.

"Nanti deh. lagi rame paling di sana. mau tiduran dulu gue."

"Ya udah tinggal yah. " ucap antto dan kamipun pergi sholat.

"Ucapan aku ada yang salah yah tadi ?" Ucap Antto saat sedang menunggu giliran wudhu.

"Enggak kok. kenapa emangnya?"

Antto mengambil mukenaku untuk dia pegang. "Soalnya kamu langsung diam saat ucapan ku tadi saat makan."

"Enggak, To. kamu bener kok. aku emang lagi kecapean aja kali yah, kan tadi muter terus gak ada Santai-santai nya. "

"Sampai rumah nanti langsung istirahat yah. "

"Iya.. "

"udah sana kamu wudhu dulu. ada yang kosong tuh. "

Akupun mengambil wudhu dan setelah itu mengambil mukena ku yang ada di tangan antto tanpa bersentuhan.

Di malah hari nya saat aku sedang istirahat ada chat masuk dari Antto aku membuka nya dan itu file lagu. aku mendownload nya dulu setelah selesai aku mulai mendengar kan ternyata itu file dimana antto sedang bermain gitar.

"Baru tau bisa main gitar. bagus juga. Aku yakin suara kamu pasti bagus. kapan-kapan coba sambil nyanyi." Balasku padanya.

"Iya. Mungkin saja bisa sebagai penghilang lelahmu hari ini. Maaf yah kalau ada kata-kata yang salah tadi. Tapi kamu harus tau aku juga berjuang kok buat kita. Menyakinkan hatiku untuk memilih mu dan membuatmu menjadi prioritas."

"Tumben deh bikin kata-kata gini. padahal aku udah bilang gak ada yang salah dari kata-kata mu. Aku menghargai semua yang menjadi keputusan mu. menghargai setiap yang kau lakukan untuk kita. Aku juga masih belajar memahami dan mengerti dirimu."

"Terimakasih. Sudah gih tidur. Biar besok bisa fresh lagi."

"Iya. kamu juga tidur biar gak ngantuk mulu disana."

Aku pun langsung meletakkan handphone ku dan menarik selimut ku. Di otak ku masih ada fikiran bagaimana jika dia pergi dan dia bukan jodohku ? Apa yang harus aku lakukan padahal aku sudah sangat yakin padanya. Aku memilih mu dari sejak aku melihat mu sangat dalam hari itu. Laki-laki dengan pemikiran dewasa, dan laki-laki yang hingga saat ini masih belum yakin dengan rasanya untuk ku.