Chereads / my Life, My story / Chapter 10 - The story

Chapter 10 - The story

Hari terus berlalu dan waktu pun berjalan sangat cepat bagiku karena ini sudah di pertengahan bulan Desember. Bisa di bilang hubungan ku dengan antto semakin baik, Antto mulai sedikit demi sedikit memahami ku dan aku pun mulai memahami karakter nya yang ternyata dia tak seacuh itu jika sudah saling kenal lebih dalam. Jahilnya kadang muncul walaupun tidak dia tunjukkan saat di tempat kerja, Dia juga sebenarnya romantis kok, romantis dengan caranya sendiri pasti nya tidak dengan bunga atau dengan ucapan basa basi. dia menunjukkan lewat lantunan lagu yang biasa dia nyanyikan untukku walaupun tidak setiap hari. Aku dan antto pun hampir setiap weekend menghabiskan waktu berdua mengunjungi tempat-tempat yang ada di kota kami.

Weekend ini aku memilih menghabiskan waktu dengan dia di sebuah taman yang cukup indah namun sedang tidak banyak orang yang datang. Kami duduk di bangku di bawah pohon sambil menikmati angin yang berhembus. Antto mengeluarkan rokoknya dan mulai merokok. Aku pun mengambil handphone ku dan melihat lihat beranda di Instagram.

"Le,, awal tahun habis aku gajian aku keluar dari sana yah." ucap antto memulai pembicaraan nya.

Akupun menyimpan handphone ku. "Terserah kamu."

"Tuh kan jawabnya gitu ? Kamu tau kan kerjaan disana berat banget buat aku jalanin. Aku gak bisa ada disana terus dengan gaji yang segitu-gitu aja."

"Iya... Aku enggak pernah ngelarang kamu kok buat keluar. Aku selalu dukung apapun pilihan yang kamu ambil."

"Terimakasih. Aku beruntung banget kenal kamu disana. kamu bantuin aku, Kamu jadi semangat ku dan kamu yang nemenin hari-hari ku disana. Mungkin kalau aku enggak kenal kamu aku cuma bisa bertahan satu bulan disana."

"Apaan sih. kayak mau perpisahan aja."

"Mau aku ceritain sesuatu ?"

"Apa ?"

Antto mulai bercerita tentang pekerjaan yang dia tinggalkan di luar kota,Aku mulai mendengar kan dengan seksama. Aku menjawab seperlunya dan bertanya seperlunya, Aku tidak bisa berbagi semua cerita yang dia ceritakan karena itu adalah rahasia. Aku berjanji dengannya untuk tidak membagikan pada siapapun yang pasti saat dia cerita aku meneteskan air mataku. Kesedihan di matanya yang pernah aku lihat kini aku tau alasan nya. segala beban berat yang ada padanya seolah membuatku ikut hancur. Dia bercerita sambil menegarkan dirinya sendirinya, dan beberapa kali terhenti seperti sedang mengingat kembali kejadian itu. Aku memeluk nya dengan sangat erat dan aku bisa merasakan baju di bahuku mulai basah, ketegerannya runtuh juga. Antto membalas pelukan ku dengan sangat erat, saat itulah aku tau bahwa ini yang dia butuhkan selama ini. Aku akui itu adalah kebodohan nya tapi itu tidak sepenuhnya kesalahan nya. Dia hanya tergiur oleh sesuatu yang sangat indah di awal, Dia meninggalkan pekerjaannya yang terbilang sangat baik dengan gaji bulanan hampir 7juta dan mimpinya untuk menikah di usia 25 tahun dengan kehidupan berkecukupan pun belum bisa dia dapatkan karena kecerobohan nya. Aku tidak menyalahkan nya. Aku berusaha sebisa mungkin untuk membuatnya sedikit demi sedikit berdamai dengan keadaan barunya dan dunianya yang baru juga pasti nya mimpi nya yang akan ikut berubah.

"Hatta tau ini ?" Ucapku saat keadaan mulai sedikit tenang

"Enggak. jangan sampai dia tau. saat dia tau aku harap semuanya udah selesai."

"Kenapa kamu cerita ini ke aku ?"

"Karena aku fikir kamu berhak tau tentang ini. selain itu aku ingin berbagi hal dengan orang lain yang ku percaya. Aku mempercayai mu karena kamu masih bersamaku dengan sifatku yang begini."

"Mulai sekarang kamu harus ceritain apapun padaku entah itu hal yang kau anggap tidak penting ataupun itu penting. Aku bukan seperti perempuan lain yang akan memberikan mu ketenangan lewat kata tapi aku lebih memilih menenangkan mu lewat perhatian ku. "

"Iya. kamu juga harus cerita apapun sama aku. jangan simpan apapun sendiri mulai sekarang. "

aku mengangguk kan kepalaku dan mengukir senyum. Tak terasa hari semakin sore dan cukup lama kami menghabiskan waktu di taman itu. Aku di antar pulang oleh Antto sebelum sampai rumah aku dan antto makan bakso terlebih dahulu. Kamipun kembali bercerita, dan ini membuat hatiku tambah yakin dengan keputusan ku untuk memulai hal baru bersama.