BANYU.
"Mas Banyu belum mandi?"
Aku tidak bisa menjawab. Aku hanya menggelengkan kalepalaku. Aku tidak tahan melihat Garin yang hanya dibungkus dengan bathrobe (handuk kimono). Apa lagi bau yang menguar dari tubuhnya. Menggoda. Leher jenjangnya. Menggairahkan.
"Mau aku siapin air hangatnya?"
Aku hanya bisa mengangguk. Aku tidak bisa berkutik. Buang jauh jauh pikiran mesum itu.
"Kamu tidak cinta dia Banyu. Jangan rusak dia. Kamu ingat Mama saat Pria brengsek itu membuangnya. Betapa sedihnya dia." Yakinku dalam pikiran dan hatiku untuk diriku sendiri.
Menyiapkan pakaian untuknya. Merapikan kembali tempat tidurnya.
"Nanti Mas Banyu cek sendiri ya. Aku balik ke kamar." Pamitnya yang mebuatku kecewa
"Kamu balik ke kamar?" Bodoh, jangan bertanya begitu.
"Iya Mas. Kenapa? Masih ada yang perlu aku bantu lagi?"
"E engga. Te terimakasih." Aku kesusahan mengontrol mulutku.