Di malam yang sunyi dengan suara angin yang mengiringi ranting yang mengayun dan dedaunan yang menari nari, awan mendung dan suara petir menandakan hujan segera turun,tetes demi tetes air berjatuhan dari langit mengantarkan seseorang yang berlari dengan tergesa gesa.
'prok prokk prok'suara langkah kaki berayun bergantian mengiringi napas yang tersengal.
"Sepertinya sudah cukup jauh ... hah hahh hahh ..." napasnya menderu deru sepeerti suara ambulans yang tak punya halangan, keringat menhiasi pelipis gadis berambut panjang yang di kuncir kuda,pipi yang memerah karna telah berlari cukup jauh,tas ransel merah berbahan kulit yang berisi penuh sesak dan terlihat berat.
"Mana ujan lagi..aku harus kemana sekarang?" ucap Amanda. Gadis bertubuh ramping dengan kulit bersih, hidung mancung ,pemilik mata coklat yang indah dengan bulu mata asli yang sangat lentik seperti memakai bulu mata anti badai.
Ingatan tentang pertengkaran dengan sang ayah bergema difikirannya. "Aku kan udah bilang aku gak mau dijodohin, ini udah bukan jamannya ayah ... aku ingin hidup normal seperti temen temenku yang lain menyelesaikan kuliah, mencari kerja, punya pacar. Menikah dengan pilihanku sendiri dengan orang yang aku cintai," ucap amanda frustasi sambil menghentak hentakan 1 kakinya kelantai berharap sang ayah akan luluh.
"Kuliah kamu sudah hampir selesai tinggal menunggu wisuda, ngapain kamu cari kerja ayah kan punya perusaan, kamu tinggal bilang pengen posisi yang mana itu semua hak kamu sayang ... dan untuk pacar kamu kan bisa pacaran sama arya setekah menikah," ucap Bima kepala keluarga Danudirja sang ayah yang tegas.
"Tapi aku gak kenal dan gak cinta sama dia ayahh," ucap Amanda memelas.
"Lusa dia akan pulang ke indonesia, pertemuan sudah dibicarakan, dia pemuda yang baik kamu pasti akan mencintainya"
"Tapi ayah akuu ..."
"Tidak ada tapi ini sudah keputusan final ayah, sekarang tidurlah besok kau harus kebutik mencari gaun untuk pertemuan nanti," ucap bima dengan tegas.
"Manda benci sama ayahh ..." Amanda berlari ke lantai atas meninggalkan tetesan air mata seiring langkah kakinya.
Di dalam kamar dia menangis tersedu sedu,membayangkan menikah dengan seseorang yang tidak dikenalnya. Menghancurkan impian dan masa muda nya.
Amanda adalah anak pertama dari keluarga Danudirja. Ayahnya yang seorang pebisnis tertama di bidang properti, hidup menjadi orang dari keluarga tak menjamin hidup seseorang bahagia termasuk Amanda.
Sejak kecil hidupnya telah di atur oleh Ayahnya. Mulai dari sekolah bahkan teman pun dia tak bisa memilih dengan bebas. Hingga kini dia belum berani untuk berpacaran di usianya yang sudah menginjak 24 tahun. Jangankan untuk berpacaran setiap kegiatannya selalu dipantau dan diikuti oleh Bodyguard. Dan kini Ayahnya memintanya untuk menerima jodoh pilihan Ayahnya dengan latar belakang demi kepentingan bisnis semata.
"Gak aku gak bisa cuma menangis,aku harus memperjuangkan hidupku." gadis itu berjalan menuju lemarinya memasukkan beberapa setel baju dan keperluan penting kedalam tas merah.mengambil dompet dan memakai sepatu tak lupa mengenakan jaket abu bermotif buah cerri berjalan menuju jendela,langkahnya terhenti ketika melihat foto keluarga yang dipajang diatas meja belajarnya.
Dalam foto tersebut tampak ayah,mama,dirinya ,aditnya adik lelakinya dan adinda adik kecilnya. Dalam bingkai terlihat sangat bahagia foto yang diambil saat lebaran tahun lalu, Amanda mengambilnya dan menyimpannya dalam tas meninggalkan handphone dan kunci mobilnya, berjalan mantap menuju ke jendela melompat keluar dengan bantuan tali.
KABUR hanya itulah yang terlintas di fikiran amanda untuk menyelamatkan hidupnya, kemanakah Amanda si gadis manja akan kabur??