Chereads / BUKAN SUAMI SEMPURNA / Chapter 9 - 9. Hampir Gagal.

Chapter 9 - 9. Hampir Gagal.

Melvin menghela napas pelan, "Aku sudah tahu semuanya Kania, tentang apa yang Kau rencanakan."

Deg

Jantung Kania seperti diremas mendengar kata-kata Melvin barusan.

"A-apa maksud Mu, dan dari mana Kau bisa tahu?" tanya Kania panik.

"Dari ayah Haryo. Beliau sudah memberi tahu semuanya. Dan.... itu juga alasan mengapa Aku datang ke kantor Mu, Kania."

Ayah? Dari mana ayah bisa tahu semua rencana Kania. Tapi semua rencana dia untuk membuat Melvin pergi menjauh hanya ada di buku Diary nya. Dan buku itu tidak terjangkau siapapun.

_Oh.. tidak!_ Itu berarti ayahnya sudah menemukan buku Diary nya. Hancur sudah semua rencana yang dia bangun. Kenapa takdir sepertinya tidak memihak dirinya sama sekali?? Tidak bisakah satu saja rencana yang dia bangun bisa berjalan dengan mulus. Kenapa takdir sepertinya hanya memihak si menyebalkan, Melvin.

Kania duduk kembali di sofa itu. Kakinya lemas tidak bertenaga. Gadis itu menundukkan kepalanya. Sesekali dia memijat kepalanya yang terasa berdenyut tidak karuan.

_Ya. Sudahlah... mau bagaimana lagi._

Gadis itu sudah pasrah dengan apa yang terjadi. Sekarang yang terpenting adalah memikirkan alasan yang tepat untuk menjelaskan kepada ayah-bundanya.

Bundanya pasti akan memarahinya. Perempuan paruh baya itu pasti akan kecewa jika dia tahu apa isi buku itu.

'Huft....'

Satu hembusan napas kasar meluncur begitu saja dari bibir perempuan itu.

Melvin sedikit iba melihat betapa tertekannya Kania dengan masalah yang dialaminya. Dia mengelus pundak gadis itu dengan lembut.

"Mau, Aku bantu?" kata Melvin tulus.

"Hah..?" gadis itu mendongak, menatap mata hitam itu lekat-lekat. Mencoba mencari jawaban dari sana.

"Ma-maksudnya?" tanya Kania bingung.

Melvin tersenyum, "ayah Haryo cerita kalau Magatama.Corp kemasukan 'tikus' ," jelasnya sembari menyandarkan punggung, "Aku, punya banyak kenalan di Badan Audit Public mungkin itu bisa membantu perusahaan keluarga Mu untuk menyingkirkan tikus-tikus itu."

Kania hampir menganga tidak percaya. Gadis itu berpikir kalau Melvin sudah tahu semua rencananya tentang menggagalkan pernikahannya, yang dia pikir hampir gagal. Ternyata lelaki itu hanya tahu masalah perusahaan keluarganya.

Bingung, senang, bahagia seakan hinggap begitu saja didalam dadanya. Bingung, karena sang ayah bisa tahu tentang masalah yang sedang di hadapi perusahaannya. Senang, karena rencananya belum diketahui siapapun. Dan bahagia karena si Chef menyebalkan ini ternyata bergunanya juga. Saking senangnya, gadis itu sampai memeluk Melvin sangat erat.

Melvin terkejut. Sejurus kemudian dia membalas pelukan itu erat-erat sembari mengelus rambut Kania.

"Aku, suka wangi parfum Kamu," kata Melvin sembari menciumi leher gadis itu.

Kania tersadar apa yang dilakukan Melvin. Dengan cepat dia melepaskan pelukannya namun di tahan lelaki itu.

"Melvin.. lepas! akan Ku tendang 'aset' berharga milik Mu jika berani macam-macam!!" Ancam Kania.

Melvin bergeming. Lelaki itu tetap memeluk dan mendusel-dusel kan wajahnya diceruk leher gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Tidak kehabisan akal. Gadis itu menarik rambut Melvin hingga lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Aduuuhh.... Oke, oke, oke.. Kania lepas. Sakit!" ujar Melvin sembari memegangi kepalanya.

Akhirnya Kania melepaskan rambut Melvin dengan sedikit mendorong tubuhnya menjauh. Melvin mengusap kepalanya yang berdenyut hebat selepas di jambak gadis itu.

"Kamu, kalau dirumah dikasih makan apa sih sama bunda. Galak banget!" Kata Melvin sembari mengelus -elus kepalanya.

Kania mendelik galak. Gadis itu bersiap menyerang rambut pria itu lagi. Dengan sigap Melvin menahan kedua tangan Kania.

"Ampun... Kania! Ampun. Aku Cuma bercanda." Ucapnya sembari nyengir.

Kania mendengus. Gadis itu beranjak dan kembali ke kursi tempatnya bertakhta, "Pulang sana! Aku masih sibuk!" Kembali dia memeriksa dokumen-dokumen yang sempat terabaikan.

"Apa Kau tidak ingin meminta maaf terlebih dulu," Kata Melvin sembari terus mengusap kepalanya.

Kania meliriknya dengan malas, "sudah jelas Kau yang salah, kenapa harus Aku, yang meminta maaf!"

"Tapi, Kau yang memeluk Ku terlebih dulu. Jadi jangan salahkan Aku, kalau tadi Aku terbawa suasana!" kata Melvin tak mau kalah.

"Apa! Kau, bilang tadi!!"

"Benarkan, Kau yang memulainya dan..." Melvin membelalak saat gadis itu bersiap melempar botol air mineral, "eh.. eh.. iya, iya ampun Kania!"

Lagi dan lagi, Gadis itu hanya mendengus kesal. Berbicara dengan Chef menyebalkan ini benar-benar menguras emosinya.

"Pergi, sana! Dan jangan ganggu Aku lagi!!"

Melvin menghela napas pelan, dia pun beranjak dari duduknya. Baru beberapa langkah dia teringat sesuatu.

"Kania, Aku lupa mengatakan sesuatu," Melvin menghampiri meja kerja gadis itu kemudian duduk setelahnya.

"Apalagi sih, Melvin. Tidak bisakah Kau melihat pekerjaan Ku sangat banyak!" Kania semakin kesal dengan tingkah Melvin.

"Ini, Masalah di parkir-an kemarin," ucapnya sembari merapatkan duduknya kemeja.

Tiba-tiba saja wajah Kania memanas mengingat kejadian diparkir-an itu, dan sudah bisa dipastikan wajahnya memerah.

Rona kemerahan itu ditangkap jelas oleh Melvin. Dia hanya tersenyum geli melihat gadis galaknya sedang gugup seperti sekarang ini.

"Aku tidak ingin membahas masalah itu!" kata gadis itu berusaha menutupi kegugupannya.

"masalah 'itu' yang mana ya?" ucap Melvin menggoda.

"Melvin!!!" bentak Kania.

Melvin tertawa. Kini ada satu hal baru yang sekarang menjadi kesukaannya. Yaitu menjahili gadis galaknya.

"Hei.. yang Aku maksud masalah Penthouse yang Kau minta waktu itu." Melvin tersenyum geli, berusaha menahan tawanya.

"Aku sudah membelinya seperti yang Kau minta."

Wajah gadis itu berubah bahagia. Rencana besar akan segera dimulai, katanya pada diri sendiri.

"Aku mau lihat besok."

"Wow... tidak semudah itu Nona. Ingat itu hadiah pernikahan Mu, jadi kalau Kau ingin melihatnya Kau harus menikah dulu dengan Ku." Senyum jahil terbit dari wajah Melvin.

"Atau kita menikah saja sekarang. Jadi Kau bisa langsung melihat hadiah Mu, juga merasakan kasur dikamar utamanya. Apalagi... sekarang hari Kamis malam Jumat. Sangat cocok untuk pasangan yang baru menikah." Kata Melvin sembari menaik turunkan alis matanya.

'Blush..'

Wajah Kania kembali memerah, lebih merah dari sebelumnya. Selain menyebalkan ternyata Melvin lebih mesum dari yang dia duga.

**********