Aku berjalan melewati pintu demi pintu kamar yang ada di mes ini, benar benar menakjubkan, karena disetiap kamar ini terlihat wanita wanita yang begitu cantik parasnya dan juga pakaian pakaian yang mereka kenakan sangat begitu indah dipandang mata, lelaki mana yang tidak terpesona melihat mereka semua jika diriku saja yang wanita sangat terpukau oleh kecantikan dan kemolekan mereka semua .
Namun pandangan mata ku ke mereka sangat berbeda dengan pandangan mereka kepadaku, aku menatap mata mereka dengan rasa kagum dan sangat takjub namun mereka memandangku dengan tatapan yang sangat sinis dan merendahkan.
Aku mencoba memberikan senyumku dan lambaian tanganku sebagai ucapan salam perkenalan dariku kepada mereka namun ternyata aku telah salah mengira balasan mereka hanyalah melengos dan seperti tidak menganggap diriku ada.
Hmmm... lumayan, terasa juga sakit di hati ini ketika melihat mereka melakukan seperti itu kepadaku, mereka membalas ku dengan sikap yang bertolak belakang dengan sikap yang ku berikan, mungkin ini karena selama hidupku aku belum pernah di perlakukan seperti itu. Yaa... tentu saja, karena lingkungan di Yayasan mengajarkan kami semua untuk saling membalas sapa dan harus bersikap ramah kepada sesama.
Kini aku harus mengerti dan memahami bahwa saat ini aku sudah berada di dunia luar bukan dunia didalam Yayasan lagi, jadi aku harus bisa beradaptasi dengan suasana yang baru ini .
" Haaiii.. Haaaiiiii.... !"
Langkah ku terhenti seketika disaat aku merasa pundak ku ada yang menyentuhnya .
" Haaiiii.... Apakah kamu tidak punya telinga !! aku sudah panggil kamu berkali kali ! apakah kamu seorang model yang bayarannya sangat mahal? sehingga kamu bisa bertingkah sombong seperti ini kepadaku !"
Rasanya saat ini aku seperti masuk ke dalam sebuah perangkap karena aku tidak bisa melakukan apa apa untuk membalas pertanyaan dari seorang wanita yang saat ini sedang menghadang diriku. Mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya aku tidak sama dengan mereka, oleh sebab itulah aku tidak bisa mendengar panggilannya.
" Heii ..!! Hallooowwww.... CAN U HEAR MY VOICE...!!"
Jujur , aku bingung harus berkata apa, karena aku tidak mau mereka tau jika aku memang sebenar nya tidak bisa mendengar dan aku ingin mereka tidak tau jika aku adalah seorang wanita yang cacat , aku tidak mau mereka mencemooh diriku.
" Adeline ! apa yang sedang kamu lakukan ?"
Tiba tiba Om Faisal datang tepat waktu menyelamat kan hidupku, lalu dia bertanya dengan Adeline wanita yang sedang menghadang diriku saat ini .
" Maaf Om' saya hanya bertanya kepada anak baru ini! ternyata dia terlalu sombong sekali ! tidak mau menyapa dan menjawab pertanyaan orang lain !"
Adelina berkata kepada Om Faisal namun matanya dengan sinis menatap kearahku membuat diriku menjadi tertuduh dihadapan Om Faisal .
" Ooh... hanya masalah itu saja , sudah membuat dirimu seperti kebakaran jenggot, maaf kan lah dia , Dia mungkin masih terlalu takut akan suasana disini, Aurelia kenalkan ini Adeline dan Adeline ini adalah Aurelia , Dia akan menjadi teman mu di atas catwalk nanti ."
Om Faisal tersenyum lalu dia berkata kepada Adeline dia menjadi perantara antara aku dan Adeline, aku mengulurkan tangan ku ketika Om Faisal menyebut namaku untuk berkenalan dengan Adeline namun lagi lagi perbuatan diriku ku adalah sebuah kesalahan, Adeline tidak membalas jabatan tangan ku ini . Aku hanya bisa tersenyum melihat perlakuannya ini kepadaku.
Melihat sikap semua para model model disini seperti ini , Akupun langsung berfikir jika Dihadapan Om Faisal saja mereka berani seperti ini sikapnya maka.... itu berarti jika tidak ada Om Faisal diriku ini adalah makanan empuk bagi mereka untuk di kerjai atau istilah kata di ospek oleh mereka, karena aku adalah anak baru di mata mereka .
" Hmmmm... Aku tidak mau satu grup dengan dirinya Om ! tolong jangan sama kan aku dengan dirinya , di grup ku semua adalah para Model dengan bayaran yang tinggi dan mereka sudah profesional ! jika dia satu grup dengan ku maka aku takut nama ku menjadi pudar dimata para customer customer kita nanti ."
Adeline berkata kepada Om Faisal dengan gaya yang benar benar sombong , dia memandangku dari kepala hingga ujung kakiku . Begitu pula dengan Om Faisal yang hanya bisa ter manggut manggut menurut dengan apa yang dikatakan oleh Adeline.
Setelah berkata kepada Om Faisal, Adeline pun pergi meninggalkan diriku dan Om Faisal yang
tidak mengerti apa yang akan dilakukan oleh mereka selanjutnya terhadap diriku . Mata Om Faisal langsung tertuju melihat kearah ku, dan aku hanya bisa terdiam, tertunduk menunggu arahan dari Om Faisal selanjutnya.
" Aurelia , apakah kamu mau tinggal disini atau ikut bersama denganku ?"
Pertanyaan yang memang sudah aku tunggu tunggu,
Karena semua kejadian ini, aku sudah memutuskan untuk ikut bersama Om Faisal saja dari pada aku harus tinggal di mes ini , karena aku belum bisa untuk beradaptasi dengan mereka. Dan mereka juga tidak akan bisa menerima diriku yang tidak setara dengan mereka ini.
" Aku ikut bersama dengan Om Faisal saja ."
Aku menjawab pertanyaan Om Faisal dengan cepat itupun aku harus melihat kanan dan ke kiri berharap tidak ada yang melihat diriku berbicara dengan Om Faisal dengan memakai bahasa isyarat .
" Ok , baiklah ... jika itu sudah keputusan mu maka kita harus pergi lagi dari sini , karena rumahku letaknya di belakang mes ini."
Melihat Om Faisal berkata kepadaku , aku baru menyadari ternyata Om Faisal benar benar mengerti tentang ku . Dia sama sekali tidak memakai bahasa isyarat Untuk berbicara kepadaku , aku pun merasa senang melihat Om Faisal yang seperti ini kepadaku walaupun aku bingung dan heran ternyata Faisal tidak tinggal disini bersama mereka, Namun yang pasti setidaknya aku merasa aman jika tinggal bersama Om Faisal, karena hanya dia yang mengerti tentang diriku yang sesungguhnya .
Aku berjalan mengikuti Om Faisal yang sedang membawakan koper ku karena keputusan ku adalah tinggal di rumahnya . Ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Om Faisal bahwa letak rumah Om Faisal ini adalah tepat di belakang mes ini dan yang lebih membuat diriku heran, selama ini Om Faisal selalu berkata dia hanya mempunyai rumah yang kecil dan tidak ada orang yang mau tinggal bersamanya, namun kenyataannya rumah Om Faisal ini sangat besar sekali tidak kalah besarnya dengan mes yang ada di depan nya ini .
" Apakah Om Faisal tinggal bersama kedua orang tuanya? waaah.... rumahnya sagat besar sekali ?"
Aku menelan ludah ku dan aku berbicara sendiri dalam hatiku , karena aku tidak menyangka rumah Om Faisal itu sangat besar dan luas.
" Guk....Guk..!"
" Aaaahhhk...!"
Aku terkejut karena ketika pintu rumah Om Faisal terbuka , tiba-tiba seekor anjing besar yang berwarna coklat muda dan putih juga mempunyai bulu yang panjang dan halus itu langsung menubruk diriku.
" Heeii... Lessie ! ayo jangan nakal ! jangan takuti Aurelia !"
Aku tertegun ketika Om Faisal menyebut nama Lessie di hadapanku. Yaa.. Lessie, satu naman yang selama ini selalu di ceritakan Om Faisal dengan begitu bersemangat, ternyata dia adalah seekor Anjing bukan seorang wanita yang selama ini aku anggap sebagai kekasihnya .
==========>>>>>