Chereads / Secret Of You / Chapter 5 - Mirror

Chapter 5 - Mirror

"Tenang... bersikaplah seolah ini adalah jembatan menuju kesuksesan. Semangaaattt...!!"

Langkah kaki semakin berat...namun harus aku hadapi, bukankah ini adalah keputusan yang benar??

Tidak peduli seberapa berat jalan yang akan aku lalui...kenyataannya aku adalah seorang wanita yang memerlukan banyak uang.

Bukan...bukan aku ini matrealistis...hanya saja, hidupku sudah penuh dengan drama. Jadi...semoga ini akan mengubah hidupku. Aku hanya ingin mewujudkan semua mimpiku, dan terbebas dari beban ini.

"Coba jelaskan siapa anda...dan untuk apa anda melamar di tempat ini", seorang pria paruh baya mengajukan pertanyaan padaku.

Dengan rasa percaya diri yang tinggi...aku mencoba untuk memberikan jawaban yang tepat.

"Halo...selamat pagi, saya Huang Soodam. Saya melamar di tempat ini karena saya tertarik dengan bidang pekerjaan ini. Saya ingin mengasah kemampuan saya melalui iklan. Jadi...jika saya diterima di perusahaan ini saya akan berusaha dengan maksimal untuk melakukan yang terbaik",

"Lalu...apakah anda sudah menyiapkan format untuk penilaian anda?? Contoh untuk iklan yang akan dijadikan penilaian...apakah anda sudah menyelesaikannya?? Bisakah kami melihatnya??" tanya seorang wanita cantik dengan rambut sebahu itu,

"Ahhh...iya...tentu saja, saya sudah menyiapkan ini selama 2 minggu. Jadi...saya harap ini bisa dijadikan penilaian untuk saya, karena saya sangat berharap saya bisa bekerja sama dengan perusahaan ini sebagai karyawan", jawabku dengan penuh percaya diri,

"Baik...anda bisa mulai menunjukkan kepada kami sekarang. Silahkan..."

Mengapa aku merasa dadaku sesak dan tak menentu...bukankah ini hanya sebuah presentasi lamaran pekerjaan.

'Jangan takut...tetaplah percaya diri' aku meyakinkan diriku sendiri.

"Sebelumnya...kami ingin memberitahukan bahwa untuk pengumuman hasil dari presentasi pelamar hari ini akan kami umumkan minggu depan. Sesuai dengan prosedur perusahaan kami, bahwa ini akan menjadi penerimaan pemagang yang adil. Jadi untuk hasilnya kami akan mengumumkan lewat surel masing-masing pelamar.

Jadi...harap anda sekalian bisa menunggu dengan sabar di rumah.

Terima kasih"

Ahhh...semoga saja kali ini aku bisa menjadi pemagang di perusahaan ini. Aku benar-benar membutuhkan pekerjaan ini.

Krruukk...

Suara perut yang belum terisi apapun sejak pagi. Aku lapar sekali...tapi...melihat isi dompetku yang hanya tinggal beberapa ribu won saja, mungkin aku harus menahan lapar hingga tiba di rumah. Ini tidak akan cukup untuk makan di restoran yang enak. Lebih baik aku pulang saja.

"Jadi...bagaimana dengan wawancara mu ?? Apakah berjalan lancar??" sahut Ji Hee sambil memakan menu makan siang nya,

"Heiii... aku ini sedang bertanya!!?? Kau tidak mendengarku??" sambil melototkan mata kepadaku,

Sejenak kemudian aku terpaku dalam lamunan hingga tak menyadari pembicaraan kami.

"Ahh...ya... memangnya apa yang kau tanyakan...??"

"Sepertinya tidak berjalan lancar ya..?? mukamu itu...seperti tidak akan bertemu denganku lagi..."

""Ahh...itu...yah...sedikit mengganjalku, aku akan menerima kabar lewat surel. Jadi...untuk sementara ini aku belum bisa menerima tawaran pekerjaan yang lain. Dan bahkan aku tidak mungkin tinggal di tempat ini lagi..." sambil menghela nafas panjang...

"Memangnya kenapa??? Apa ada yang salah?? Kau belum menceritakan apapun padaku...dan aku sudah susah payah membelikanmu makan siang!!!

Jadi...jangan kau sia-siakan...aku tidak rela...!!" Ji Hee mulai kesal,

"Maaf...aku tidak bermaksud seperti ini...hanya saja..." aku tidak meneruskan pembicaraanku...

Aku mulai menyantap makanan ini dengan sedikit rasa penyesalan...mataku mulai berkaca-kaca menahan air mata agar tak jatuh.

Aku tetap berusaha terlihat tegar...namun tetap saja aku tak mampu menahannya lagi...

"Ji Hee...a...a...aku, ...ingin mengatakan sesuatu...tapi...",aku tidak dapat mengatakannya aku menundukkan kepalaku menahan buliran air mata yang menetes.

Sesaat...kami berdua terdiam, aku hanya melihat tangan Ji Hee meletakkan sendok makan dan meraih tanganku...

"Tenanglah...apa yang hendak kau katakan...kuatkan hatimu untuk bercerita sebisa mungkin. Aku tidak akan memaksamu jika kau tidak ingin membagikan kisahmu padaku," Ji hee melanjutkan kata-katanya kembali,

"Kau tau...sudah berapa lama kita menjadi sahabat...aku juga bukan seseorang yang mempunyai segalanya, tapi...dengan perasaanku yang tulus aku bisa memberimu kehangatan sebagai teman. Tenangkan dirimu...aku akan selalu di dekatmu menemanimu saat kau dalam kesulitan", Ji Hee memeluk tubuhku dengan hangat layaknya seorang kakak perempuan yang tengah menghibur adik perempuannya.

Namun...aku masih terus menerus meneteskan air mata ini...entah sudah berapa lama.

Sepertinya aku terlalu lemah...

***

Dentingan suara ini... musik yang lama tidak aku dengarkan...

Siapa...siapa yang memutar lagu ini??

Ini...bukankah hanya aku dan ibu yang tahu...lalu...

Sekejap tubuhku mendongak ke atas ranjang, bangkit untuk menemukan asal lagu yang diputar ini. Jelas sekali ini adalah lagu memori yang lama sekali tidak aku dengar.

Perlahan dengan pasti aku mulai mendekati arah suara itu...ternyata...dia

"Ibu...??! Ibu...kau ada disini???! "

Aku berlari menuruni tangga dengan perasaan yang kacau bercampur dengan bahagia...melihat paras rupawan dari seseorang yang telah lama aku rindukan.

Aku memeluknya... dan menangis di pelukan wanita paruh baya itu...

"Ibu...ibu...aku merindukanmu... hiks...hiks... benarkah ini ibu??? Aku sangat ingin bertemu denganmu",

Sambil melepaskan dekapan tubuhku wanita itu mulai memandangi wajahku dan menyentuh wajahku dengan lembut.

"Soodam...ingatlah...ibu akan selalu menyayangimu, dan selalu melihatmu. Meski kau tidak pernah tahu...ibu selalu mengawasimu. Jadi...ibu harap kau baik-baik saja. Jangan pernah menyerah akan sesuatu. Tetaplah seperti sekarang...jangan pernah melihat bahwa kau sendiri...ibu akan selalu ada di dekatmu. Ingatlah...ibu mencintaimu...jadi kau harus bisa menjalani ini semua..." sambil melepaskan senyum terindah nya padaku,

"Ibu...ibu...ibu...kenapa?? Kenapa seperti ini... jangan pergi...aku mohon...tetaplah disini...aku membutuhkanmu ibu...ibu...ibu...!!"

Seketika mataku terasa basah...air mata memenuhi wajahku pagi ini. Mimpi...ternyata ini hanya mimpi...mengapa begitu nyata??!

" Ibu...hiks...hiks...oh tidak..." air mataku berlanjut tidak dapat berhenti...meski hanya mimpi tapi begitu terasa nyata...bahkan aku bisa mencium aroma wangi tubuhnya saat dia memelukku dalam mimpi,

"Ibu...aku akan mengingat pesan ibu...aku akan berjuang untuk membuat mu bahagia melihatku dari surga", janjiku lirih...

Aku berdiri...menatap ke arah langit melalui jendela kaca , sungguh mimpi yang teramat sangat membuatku sedih. Bukan lah mimpi yang aku kecewakan...melainkan sesuatu yang lain. Yang mampu membuatku selalu merasa kesepian...meski begitu, ada seseorang di sampingku yang selalu menemaniku. Ji Hee...kau adalah sosok pengganti ibuku sekaligus sebagai sahabat yang selalu membuatku merasa nyaman, aku harap kita akan tetap menjadi sahabat terbaik hingga kita menggapai impian kita masing-masing.

Inilah diriku...seseorang yang rapuh, meski aku tak pernah menunjukkan padamu segala bentuk sisi kelamku, tapi aku tahu kau adalah orang terbaik yang selalu bisa aku andalkan.

'Mirror...mirror...coba tunjukkan apa yang terbaik untukku...'

***