Chereads / Secret Of You / Chapter 7 - Red Doll

Chapter 7 - Red Doll

Hari ini cuaca cerah...mengiringi langkahku menyusuri jalan ini. Sepertinya sudah lama semenjak kedatanganku kemari...aku mencoba mengatasi rasa penasaranku. Hingga sekarang...aku masih belum mendapatkan petunjuk apapun. Mungkinkah...ini...

"Ohh...nenek Chen...selamat pagi...bagaimana kabar nenek akhir-akhir ini??" sapaku sambil tersenyum simpul,

"Ahhh...nona muda Huang ya...nenek baik-baik saja. Apakah nona kemari karena akan ada festival kue beras...??"

"Ohh...benarkah?? Akan ada festival kue beras?? Hari ini kah...nek?? Dengan senang hati aku ikut perayaan..."

Dengan penuh semangat aku menyambut ajakan nenek Chen. Pun...aku pamit pada nenek Chen, untuk bersiap. Namun...cepat-cepat nenek Chen menghentikanku,

"Nona...sebaiknya bersiap-siap di rumah nenek. Agar tidak terlambat ke perayaan...dan juga ada seseorang yang ingin nenek kenalkan pada nona..."

Sesaat aku ragu dengan ajakan nenek Chen...namun aku paham maksud nenek Chen baik. Dia tidak akan membiarkan aku sendirian...

"Tentu saja nek...sebelumnya terima kasih telah mengijinkan aku mampir ke rumah nenek." sahutku,

"Jangan terlalu sungkan...silahkan masuk dan nenek akan menyiapkan handuk dan air hangat untuk nona..." sambil mempersilahkan aku duduk,

"Nenek...lalu kalau boleh tahu siapa yang ingin bertemu denganku?? Aku tidak banyak mengenal orang di sini...??"

"Nona...nanti nenek akan membawa nona untuk menemuinya...dia benar-benar ingin bertemu denganmu,"

Aku hanya mengangguk pelan sambil mengamati rumah nenek Chen, masih tetap sama saat terakhir kali aku datang berkunjung kemari. Namun ada satu benda yang mengusikku...sebuah boneka anak kecil yang terpajang diatas meja.

Rasanya aku pernah memainkannya...tapi entahlah....mungkin hanya firasatku saja. Setidaknya aku ada di tempat yang tepat, aku akan menunggu hingga acara festival dimulai,

"Nona...apa nona sudah siap?? Kita akan pergi sekarang..." sambil meraih tanganku,

"Ah...iya nek...kita pergi sekarang?? Lalu bagaimana dengan seseorang yang ingin nenek kenalkan padaku??"

"Ohhh...tentu saja, aku akan membawamu padanya, karena itu kita tidak boleh terlambat ke festival...pastikan hari ini nona tampil cantik"

Aku hanya mengikuti arahan nenek Chen,dan mengikuti langkahnya menyusuri jalan. Kami akhirnya tiba di sebuah bangunan kuno dengan tembok berukiran unik khas Korea. Aku mulai merasakan hal yang tidka biasa dengan rumah ini. Ada hal yang janggal menyelimuti pikiranku...sepintas aku mengamati dan nampak bayangan dibalik jendela rumah ini.

"Nenek Chen...dimana ini?? Kenapa kita ke rumah ini??"

"Nona...anda akan bertemu dengan orang yang ingin bertemu dengan nona, yang nenek ceritakan bahwa dia telah lama menantikan nona..."

Aku bertanya-tanya...siapakah gerangan yang dimaksud nenek?? Setidaknya aku mengerti satu hal, yang pasti bukan hantu kan???

"Mari kita masuk kedalam, dia sudah menunggu nona di ruang tengah.Tapi...nenek hanya bisa mengantar nona sampai disini, jadi nona harus masuk sendiri. Jangan takut nona...dia tidak akan menyakiti nona,"

Dengan langkah sedikit berat aku menyusuri setiap sudut rumah, aku mencari-cari orang yang dimaksud nenek Chen. Dan seketika kakiku telah sampai di ruang tengah, dan aku melihat seseorang dengan tubuh tinggi dan gestur yang proporsional membelakangiku. Aku hanya melihat bagian belakang punggung lelaki tersebut...dia...

Aku dikejutkan dengan raut wajahnya yang tadinya membelakangiku dan sekarang sedang menatap tajam ke arahku...aku tak mempunyai ingatan dengan parasnya itu, aku rasa dia mungkin telah salah mengenaliku.

"A...aa...anda siapa?? Maaf aku mungkin salah memasuki rumah orang, aku akan pergi dari sini,"

Dengan nada sedikit takut aku memberanikan diri untuk menjelaskan pada lelaki itu, tapi belum sempat aku memalingkan wajahku dia buru-buru memanggil namaku,

"Soodam...kau tidak ingat siapa aku??"

Lelaki dengan tubuh tinggi itu menghentikan langkahku, aku tak lantas membalas pertanyaannya, sesaat aku melihat dari sudut kaca meja yang terkena lampu memantulkan raut wajahnya...

Dia memiliki paras yang lumayan tampan untuk seseorang yang tinggal di tempat seperti ini, jauh dari keramaian. Dan dia juga mempunyai tubuh yang tinggi, sekilas aku perhatikan...sepertinya dia mengerti bahwa aku sedang mengamatinya.

Aku terkejut...sepertinya dia tahu aku sedang menatapnya, lalu dia...

"Soodam...aku mohon tataplah aku, dan jangan takut. Aku telah menunggumu begitu lama, aku hanya bisa menemuimu seperti ini,"

Suaranya menggerakkan hatiku ingin menatap nya...aku rasa dia tidak jahat, mungkin dia adalah bagian dari masa laluku. Bukankah nenek Chen bilang bahwa orang yang ada di sini adalah orang yang berulang kali ingin menemuiku.

"Aku..." sambil mengangkat wajahku mencoba memberanikan diri menatap lelaki itu,

"Kau masih tetap cantik seperti dulu...aku tidak akan salah mengenalimu kau adalah orang yang aku cari," sahut lelaki itu dengan nada lirih,

Aku menatap wajahnya, kali ini setiap detail wajahnya nampak jelas. Rambut hitam, wajah dan kulit yang putih juga senyum yang indah sepertinya dia bukan orang jahat.

"Anda siapa?? Aku benar-benar tidak mempunyai ingatan tentang anda sedikitpun, aku...aku tidak tahu siapa anda...",

Perlahan lelaki itu mendekatiku dan berhenti tepat didepanku, jantungku berdegup kencang dan aku hanya terdiam menatap wajahnya. Sedikit cahaya lampu menerangi paras lelaki itu...

"Kau...benar-benar telah melupakanku, aku merasa kecewa dengan sambutanmu ini. Tidakkah seharusnya kau berpura-pura mengenaliku...Setidaknya kau berterus terang padaku",

Aku tak lantas membalas perkataannya padaku, aku memang tidak memiliki ingatan tentangnya dengan ragu-ragu aku mencoba menjelaskan,

"Ahh...itu...aku bukan bermaksud menyakitimu karena tidak mengenalmu, tapi cobalah untuk memberikan aku tanda bahwa kita memang saling mengenal..." aku mencoba menenangkan hatiku,

"Itu...aku hanya tahu dan ingat bahwa sewaktu kita kecil...kau selalu membawa boneka berwarna merah. Kau bilang bahwa itu adalah satu-satunya temanmu, dan kau tidak memiliki teman saat itu, jadi...Aku memutuskan untuk menjadi temanmu, dan kau berjanji bahkan jika kita sudah besar kita akan tetap menjadi teman",

Aku termenung sambil mencoba mengingat setiap memori yang terlupakan...namun aku tidak menemukan satu ingatan tentangnya,

"Mungkin...aku memang telah lupa dengan apa yang terjadi 15 tahun yang lalu itu, karena yang aku ingat disini hanyalah sebuah memori yang buruk...Aku tidak mengatakan bahwa ini adalah kau, tapi tolong...berikan aku kesempatan bahwa kita memang berteman",

"Tentu saja...aku akan menunggu hingga kau mempunyai ingatan itu kembali, aku berharap itu tidak akan lama..." lelaki itu tersenyum tipis sambil berlalu meninggalkanku,

Tiba-tiba saja ruangan ini menjadi gelap dan aku merasakan hawa yang aneh... Mengapa rumah sebesar ini dia tinggal sendiri dan tidak memiliki satu keluarga pun,

Aku bergegas keluar dan melihat nenek Chen telah menungguku,

"Nek...aku rasa...aku harus pulang, karena sudah malam, dan juga terima kasih untuk semuanya. Tapi..bolehkah aku menanyakan sesuatu pada nenek??",

"Anda...ingin menanyakan sesuatu?? Apa yang ingin nona Soodam ketahui..."

"Maaf jika mungkin pertanyaanku akn sedikit lancang, tapi aku benar-benar penasaran. Apakah lelaki yang baru saja aku temui itu...dia tidak memiliki keluarga sama sekali?? Bagaimana seseorang dengan rumah sebesar itu tinggal sendiri dan menjauh dari orang-orang??",

"Jika nenek menjawab pertanyaan nona...lalu apakah nona bersedia untuk datang menemuinya setiap minggu di akhir pekan??",

"Nenek...mencoba untuk bernegosiasi denganku?? Apa lelaki itu yang menyuruh nenek untuk mengatakan hal ini??",

"Sebenarnya dia adalah anak yang baik...tapi karena satu hal dia menjadi seperti itu...ahh...nenek sudah terlalu banyak bicara. Cukup untuk hari ini...nenek harap nona Soodam akan datang lagi minggu depan",

"Nek...kenapa nenek tidak melanjutkan cerita nenek??! Aku benar-benar tidak memiliki ingatan sama sekali tentangnya...aku mohon ceritakanlah padaku",

Sambil menghela nafas panjang...nenek Chen hanya diam dan terus berjalan menemaniku pulang,

"Nona...maaf untuk saat ini nenek tidak dapat mengatakan sesuatu lebih banyak lagi, berjanjilah bahwa minggu depan nona akan datang berkunjung kemari. Nenek akan menyiapkan jamuan istimewa untuk nona...jadi sekarang lebib baik nona pulang. Tapi ingat dengan janji nona...dan mungkin dengan nona sering datang kemari itu akan membuka ingatan nona yang hilang", sambil tersenyum kepadaku.

Mungkin benar yang dikatakan nenek Chen padaku, dengan aku sering datang ke tempat ini mungkin aku bisa menemukan petunjuk mengapa selama ini aku tidak memiliki ingatan tentang lelaki itu. Aku harus datang kembali kesini minggu depan dengan begitu rasa penasaranku akan tempat ini akan hilang.

****

Terima kasih sudah membaca🤗

Next ya...